Menantang Nyali (Part 3)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
31 Mei 2020 23:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hutan menyeramkan, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hutan menyeramkan, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Memang pada saat itu seakan sudah umum hal tersebut terjadi. Banyak dari para penduduk yang belajar ilmu hitam dan putih untuk berjaga-jaga diri dan untuk melukai yang lain.
ADVERTISEMENT
Pak iman memutuskan untuk masuk dan bermalam di rumah pak Abdur. Segera menunaikan sholat dan memohon perlindungan.
Malam ini hanya awal dari teror selama seminggu kedepan yang dimana makhluk tersebut mengincar jiwa Riski atas perbuatan yang telah ia lakukan.
Keesokan harinya semua normal. Kehidupan yang menyebalkan kembali dijalani. Baik Riski, Ojak, Dimas bahkan ayahnya pun masih belum tau dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Tak ada gangguan di kala siang hari namun berbeda cerita jika malam menjelang. Rasa takut masih menyelimuti Riski atas kejadian kemarin yang ia jumpai, ditambah dengan ayahnya yang selalu pulang malam sehabis bekerja.
Riski takut untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri, entah kenapa sedari tadi ketika pulang mengaji ia merasa seperti ada yang mengawasi. Rumah Dimas, itulah tujuan yang Riski pikirkan.
ADVERTISEMENT
Palihan yang lebih baik dari pada ia harus di rumahnya sendirian. Jadi sementara sambil menunggu ayahnya pulang Riski main ke rumah Dimas.
[Tok tok tok!] "Punten,"
"Ia sakedap," jawaban suara dari dalam.
[Grak] Pintu di buka.
"Eh Ris ada apa?," tanya Dimas heran.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/demozyen]
"Mau sensus penduduk Mas, ya mau main kerumah lo dulu," jawab Riski.
"Ehh, masuk," sepi sih, ucap Riski ketika masuk kedalam.
"Oh iya bapak gue belum pulang, paling bentar lagi," Dimas menjelaskan.
"Ya udah nonton tv aja film Angling Dharma rame," Riski menyarankan.
Selang waktu beberapa lama, [Tok tok tok] Suara ketukan pintu dari depan begitu intens terdengar,
"Ia sebentar," sahut Dimas sambil berjalan ke arah sumber suara
ADVERTISEMENT
[Grak] Pintu terbuka namun tak ada siapapun.
"Gak ada orang sih?," Dimas bingung ia kembali masuk ke dalam.
"Tadi denger suara ngetuk pintu kan ris?," tanya Dimas kepada Riski.
"Ia tadi denger," jawabnya.
Dimas kembali duduk di depan layar tv nya karena memang sedang rame adegan film yang ia tonton.
Ilustrasi menonton tv, dok: pixabay
[Tok tokk tok!] Suara ketukan pintu kembali terdengar.
"Duh siapa sih bajinganya?," Dimas mulai merasa kesal dibuatnya.
[Grakkk] Pintu kembali dibuka namun sama tak didapati seorang pun di balik pintu yang ia buka.
"Siapa sih yang ngerjain?," sampai ketiga kalinya suara ketukan pintu kembali terdengar.
Marah dan sedikit rasa takut bercampur jadi satu sebenarnya dalam diri mereka berdua. Trauma Riski yang sudah sangat parno dibuatnya. Dimas mengajak Riski untuk mengeceknya bersama sama siapa yang ada di balik pintu. Mereka mendekati pintu secara bersamaan, dan ketika sampai di depan pintu
ADVERTISEMENT
[Cekrak cekrak]
Gagang pintu seakan coba dibuka dari luar dan mendadak hawa rumah Dimas menjadi panas dan engap. Tubuh Riski pun sudah merinding di sekujur badanya.
[Cekrakk cekrak]
Gagang pintu masih bergerak namun tak ada suara dari sosok di luar sana.
"Huwahahahahaahaha" suara tawa nan berat terdengar dari balik pintu. Riski dan Dimas beringsut mundur ke belakang. Kini ketakutan menyekap mereka berdua.
[Dorrr]
Lampu ruang tamu di atas mereka meletus, energi dari lampu seakan kalah dari energi yang berasal dari sosok tawa berat tadi dan mendadak semua lampu yang berada di rumah Dimas mati.
Ilustrasi bola lampu pecah, dok: pixabay
Begitu gelap menambah rasa ketakutan pada diri mereka berdua.
Dimas dan Riski berjalan mundur kearah tembok.
ADVERTISEMENT
[Beggg] punggung mereka menabrak tembok.
Namun aneh terasa empuk dan ada lain yang menghalangi punggung mereka.
[Khreekkkkkkkzzzzhh] Suara dari sosok yang mereka anggap tembok tersebut sedang menunduk kebawah melihat mereka dari atas liurnya menetes mengenai wajah Riski.
Tubuh Riski mengejang, mulutnya menganga menahan ketakutan sementara sosok tersebut terus melihatnya dengan sengit. Tangan dari sosok tersebut mencengkram tubuh Dimas dan Riski yang membatu tertahan takut yang luar biasa.
Bersambung...