Menguak Mitos 'Misi Numpang-numpang'

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
10 Juli 2020 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi manusia berjalan di hutan, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manusia berjalan di hutan, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Sejak kecil biasanya kita diperkenalkan dengan istilah "numpang-numpang" oleh orang tua atau yang ada di lingkungan kita ketika kita memasuki daerah yang baru terutama yang terkenal dengan keangkerannya.
ADVERTISEMENT
Biasanya mitos soal numpang-numpang ini akan kita lakukan ketika kencing sembarangan apalagi bagi kaum lelaki. Mitos ini juga sering dilakukan seseorang ketika memasuki rumah kosong yang sudah lama ditinggalkan.
Nah Sobat Dukun, apakah kamu salah satu dari penganut kepercayaan dari mitos ini?. Untuk itu saya akan mengupas soal mitos ini apakah benar adanya atau hanya sekadar bualan orang zaman dulu.
Secara Logika
Logika, dok: pixabay
Dilihat dari sudut pandang manapun, mitos soal numpang-numpang ini sangat tidak masuk akal dan cenderung mengada-ngada. Karena kita dipaksa ngobrol dan izin sendiri tanpa adanya tuan rumah atau sang pemiliki wilayah tersebut.
Mitos ini juga memperlihatkan bahwa kita sangat ketakutan dengan mahluk yang tak berwujud, padahal manusia merupakan mahluk yang diberikan akal oleh Tuhan dibanding 'mereka' yang tak kasat mata, oleh karena itu manusialah yang memiliki atas dunia fisik ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mitos ini juga sering diturunkan ke anak-anak kita dan lambat laun mempercayai hal-hal yang takhayul. Akibatnya, anak cenderung akan phobia atau memiliki rasa takut akan hal yang tak terlihat.
Secara Ilmu Gaib
lustrasi ilmu gaib, dok: pixabay
Berbeda dengan apa yang kita lihat secara kasat mata, pengalaman saya soal perjalanan dunia gaib dari beberapa kesaksian jin beranggapan bahwa numpang-numpang membuat mereka lebih dihargai sesama mahluk karena pada dasarnya mahluk tak kasat mata meyakini lebih tua (senior) dibanding manusia.
Sebangsa jin juga merasa seharusnya manusia menggunakan akalnya untuk menempatkan sopan santun ketika berada di wilayah yang baru ia kenal.
Namun saya melihat, fenomena numpang-numpang ini alangkah baiknya diganti dengan bacaan doa sesuai kepercayaannya guna meminta perlindungan dari Tuhan dan menjauhkan dari rasa takut akan kehadiran bangsa jin dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi kesimpulan menurut Mbah Dukun ialah, kita patut menghargai posisi kita sebagai manusia yang derajatnya lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tak kasat mata. Namun, dengan begitu kita juga harus menggunakan akal pikiran dan etika soal cara hidup karena kita tidak hidup sendirian.
Sumber: Pengalaman spiritual