Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mereka yang Tak Kasat Mata (Tamat)
16 April 2020 10:05 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hari ini, hari pertamaku kerja di sebuah klinik kecantikan ternama di kotaku
ADVERTISEMENT
Dan ku berharap hari-hariku di kantor bisa menyenangkan dan bisa bekerja dengan sebaik mungkin.
“Hallo… do, jemput saya sekarang di kantor” ucapku
“Oke tunggu ya sayang!”.
Kami memutuskan tidak langsung pulang, makan malam sambil menikmati suasana malam sepertinya menyenangkan.
Sewaktu dalam perjalanan di atas motor, dari kejauhan aku seperti melihat seorang lelaki di pinggir jalan di tangannya seperti membawa mirip helm.
Motor yang kunaiki semakin mendekat, dan semakin mendekati orang itu, dan aku pun sepertinya tertarik untuk mengamati dan penasaran ingin melihatnya dari dekat.
Perasaan aneh menyelimuti, perasaan angker di tubuh ini semakin terasa setelah motor yang kunaiki dan tubuh seorang itu berpapasan.
'Ya Tuhan orang itu membawa kepalanya sendiri di tangan kirinya, wujudnya sangat menyeramkan dengan kondisi kepala buntung penuh tetesan darah berlumuran di tubuhnya, bau amis darah sepertinya menempel di tubuhku menyengat sangat menyengat..’ aku terus beristighfar setelah melihat penampakan ini.
ADVERTISEMENT
Aku pun Memeluk Ridho erat Dan menyuruhnya untuk mempercepat laju motor, jujur aku merasa terkejut melihatnya. Aku takut, takut sekali. Tubuh ini gemetar, panas dingin rasanya. Ridho pun terheran-heran terhadap permintaanku ini, karena ia tidak melihat seorang lelaki yang aku maksud.
Sesampainya di restoran, aku menceritakan apa yang terjadi saat di perjalanan tadi.
"Do, kamu tau nggak kenapa tadi aku minta kamu ngebut?" Ujarku.
"Hmm.. Kamu lihat lagi ya, emang apa yang kamu liat?" Ridho kembali bertanya.
"Iya, aku tadi lihat ada cowok yang bawa kepalanya sendiri. Aku kira dia bawa-bawa helm". Aku menjawab pertanyaan Ridho dengan nada sesenggukan.
"Yaudah, kamu jangan panik lagi ya. Sekarang kita nikmati malam ini dulu. Jarang-jarang kan kita makan malam bareng di luar kayak gini.." Ridho berusaha menenangkanku sambil memelukku.
ADVERTISEMENT
Kemudian kami melanjutkan malam itu dengan makan bersama dan saling bercerita tentang pengalaman hari ini. Sejak saat itu, aku semakin terbuka kepada Ridho tentang kemampuanku untuk melihat mereka yang tak kasat mata.
Ya Tuhan.. mungkin anugerah dari engkau ini adalah kelebihan yang ada pada diriku. Semoga mereka semua lebih tenang dan aku percaya aku tidak sendiri. Di luar sana banyak manusia-manusia seperti diriku. Diberi kemampuan yang senantiasa diliputi kecemasan dan ketakutan.
Tapi sesungguhnya Tuhan ada senantiasa melindungi para umatnya, dan terutama satu hal manusia adalah makhluk yang tercipta dengan derajat yang lebih tinggi dari mereka.
(Tamat).