Misteri Rumah Nenek: Fakta Pohon Beringin (Part 7)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
14 April 2021 21:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rumah nenek, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah nenek, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Oke aku sudah paham dengan apa yang diucapkan kang Obar, dia berbohong padaku, jelas-jelas semalam aku melihat dia membawa hal yang aneh-aneh di balik pohon beringin. Selesai basa-basi dengan Kang Obar, aku langsung menuju teras untuk membereskan alat lukis dan kanvasku.
ADVERTISEMENT
Saat aku melihat kanvas bekas melukis kemaren, tiba-tiba ada coretan lain dalam kanvasku di pohon beringin yang belum selesai aku lukis itu, di bagian pohon paling bawah ada cat akrilik hitam. Sementara aku mash ingat cat itu belum sama sekali aku gunakan kemarin, pertanda apa ini!
“Sialan harus aku habiskan penasaran pada pohon itu,” ucapku dalam hati.
Sedang aku berjalan menuju arah pohon itu, aku dari kejauhan melihat kang Obar juga memperhatikan dari jauh. Aku tidak pedulikan sama sekali.
Terus mendekat sama halnya seperti pohon biasa, tapi di bagian belakang seperti ada tanah tanpa rumput dan ada bagian berlubang yang terbentuk oleh akar besar, hanya itu.
“Oh kang Obar, menyimpan dan mengambil barang-barang semalem dari sini” ucapku walau masih bingung tujuanya apa.
ADVERTISEMENT
Selesai membereskan barang-barang dan kamar Nenek, langsung berjalan menuju ruang tamu, lagi-lagi bau bunga melati tercium kembali. Sudah tidak terhitung bau itu.
“Nih kak kuncinya, aku bawa barang-barang duluan ke mobil,” ucap Mella.
Dengan penuh ketegangan, karena kemarin kunci ini tidak berfungsi aku gunakan, sedikit demi sedikt.
“Ceklekkk...”
Aku sedikit kaget juga dibuatnya, kenapa sekarang bisa kemarin enggak bisa, masih aneh aku dibuatnya.
Tidak aku pikirkan walau sangat menganggu sekali. Baru sekian langkah berbalik. Suara sepatu yang berjalan itu ada lagi, itu apa sebenarnya? Pertanda atau apa? Sialan!.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/qwertyping]
Bawaan sudah aku bereskan, tiba-tiba kang Obar mendekat padaku, aku sedikit kaget.
“Ceritakan semuanya pada ibu, nanti juga den Fedi mengerti kenapa semua ini terjadi dan seperti ini, karena den Fedi juga sudah besar dan akan paham,” ucap kang Obar.
ADVERTISEMENT
Hah! Kenapa kang Obar harus bicara itu sama aku? Apa ibu jauh lebih tahu soal rumah Nenek ini atau ada hal lain juga? gangguan di dalam rumah itu sudah cukup buatku.
Kenapa dengan kang Obar?
"Maksudnya apa kang?," tanyaku.
Bukanya menjawab kang Obar malah pergi begitu saja, tanpa ada jawaban sama sekali. Kang Obar sangat aneh sekali, setelah melihat aku mendekat pada pohon beringin itu. Sialan kenapa harus aku yang buat pusing memikirkan hal ini, oke aku berpikir kunci semua ini apa ada di ibu?.
Tidak lama dari omongan kang Obar barusan, aku dan Mella, langsung pergi meninggalkan rumah Nenek dengan banyak pertanyaan aneh.
Ilustrasi berbisik, dok: pixabay
Aku lihat rumah Nenek dari spion mobil, sangat indah, kelihatan nyaman sekali, tapi entah kenapa kejadian semalam sangat berbalik. Ada apa sebenarnya? Lamunan itu terus ada dalam pikiranku saat ini.
ADVERTISEMENT
“Kak jangan ngelamun gitu, lagi nyetir juga!,” ucap Mella.
“Mel kamu nyangka enggak sih rumah Nenek bakalan jadi seseram itu?,” tanyaku.
“Aku sih enggak ngerasain kak, tapi aku lihat tadi kaya ada perempuan gitu di jendela yang merhatiin, pas kakak ngobrol dengan kang Obar,” ucap Mella.
“Serius kamu lihat?,” tanyaku sangat kaget.
Masih pagi sekali memang itu, tapi apa ada mahluk lain sepagi itu? Tapi Mella melihatnya, pikiranku sudah ingin sampai rumah menceritakan semuanya pada ibu, biar semuanya jelas.
Perjalanan pulang tidak seasik perjalanan berangkat, Mella lebih banyak melamun.
“Kak.. kak.. bisa jadi enggak sih pohon beringin itu dijadikan tempat pesugihan sama kang Obar?,” tanya Mella.
“Maksudnya Mel?,”
“Iyakan kakak lihat tuh kang Obar malam itu bawa sesajen gitu kan dari pohon beringin?,” tanya Mella.
ADVERTISEMENT
“Iyah lihat terus?,"
Ilustrasi beringin, dok: pixabay
“Iya bisa jadi itu sesajen yang kang Obar simpan kak, mungkin untuk meminta pada penunggu pohon beringin itu?,” ucap Mella.
“Hmm bisa jadi tapi untuk meminta apa?,”
Segala sangkaan pada kang Obar sudah Mella tebak, sambil becanda untuk menghilangkan pikiran-pikiran aneh buatku. Selepas perjalanan 2 jam akhirnya sampai di Rumah. Ibu kaget dengan kepulangan aku dan Mella.
“Loh udah balik lagi katanya mau minggu, ini baru Sabtu juga,” ucap Ibu.
“Bu sini ada hal penting harus kita obrolkan?,” ucap Mella.
“Oh ibu tau, apa yang kalian mau obrolkan, sana mandi dulu, entar malam ibu juga pulang sekarang ada urusan dulu,” ucap Ibu.
“OH IBU TAU” tau soal apa ibu tiba-tiba bilang seperti itu? Ngomong juga belum ini sudah bilang tau saja, aku sedikit membodo amatkan. Intinya sudah sampai di rumah. Masuk ke kamar, aku sangat lelah sekali karena tidak tidur semalaman dan pulang dengan jalanan macet.
ADVERTISEMENT
Sesekali memejamkan mata, baru saja mau terlelap.
“Prakkk...”
Otomatis aku kaget dan melihat hanya tas aku saja yang jatuh, tidak aku pedulikan sma sekali. Coba aku pejamkan mata, sialnya sosok rambut panjang yang aku lihat di dapur rumah Nenek jelas sekali ada ketika aku semakin memejamkan mata, semakin terlihat. Sial kenapa bisa seperti ini.
Kembali bangun, aku masuk ke kamar Mella, sebelum aku masuk aku lihat Mella sedang menyisir rambutnya, tapi posisi dan kebiasaannya seperti bukan dia.
“Mel woy..” ucapku.
Mella tidak langsung menengok tetap menyisir rambut bagian belakangnya itu terus menerus.
“Mella!!!!” teriakku.
“Hah iya kak” jawab Mella, kaget
“Lah kak ngapain aku di sini? Tadinya aku mau tiduran loh kak?," ucap Mella, heran sekali
ADVERTISEMENT
Aku paham sekarang kejadian semalam belum beres, gangguan itu belum beres, semuanya harus selesai dan hanya ibu yang aku pikir tau bagaimana menyelesaikannya.
Bersambung...