Sosok Janda Yang Mengerikan: Legenda Calon Arang

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
11 Maret 2018 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, situs peninggalan Calon Arang di Kediri menjadi korban vandalisme. Sebagai destinasi wisata sejarah penting untuk budaya Jawa dan Bali, situs ini diselimuti oleh kisah mistis yang kental. Berada di Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, situs tersebut merupakan tempat bersejarah peninggalan era kerajaan Kediri.
Lukisan Calon Arang (Foto: www.hot.detik.com)
ADVERTISEMENT
Vandalismedi tempat itu terjadi karena sang juru kunci menambahkan bangunan makam yang tak ada hubungannya dengan sejarah. Juga, ada bekas corat-coret dari orang yang tak bertanggung jawab. Sayang seribu sayang, padahal tempat ini ditempatkan sesuai porsinya sebagai monumen bersejarah pertemuan budaya Jawa dan Bali.
Kini, kisah Calon Arang sudah berumur hampir seribu tahun lebih. Kendati begitu, namanya sebagai tokoh antagonis masih melegenda, termasuk di daerah asalnya yakni Dusun Butuh Desa Sukorejo. Popularitasnya didongkrak oleh sifat antagonisnya, ia dikenal sebagai manusia penyembah Durga yang menimbulkan banyak kesengsaraan.
Popularitas Calon Arang sampai ke manca negara. Adalah naskah Calon Arang yang pernah diterbitkan dan diterjemahkan ke bahasa Belanda oleh Prof Dr Poerbatjaraka. Kemudian pada tahun 1975 oleh Dr Soewito Santoso diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Calon Arang si Janda Dari Girah”.
ADVERTISEMENT
Legenda Calon Arang muncul di masa pemerintahan Raja Airlangga (1006-1042 M), seorang raja yang memerintah di awa Timur. Airlangga adalah putra Udayana, seorang bagsawan dari Kamboja yang kemudian menikah dengan Putri Mahendradata. Saat memerintah, Ia beberapa kali mengalami serangan musuh, termasuk gangguan oleh Calon Arang.
Dikisahkan, Calon Arang marah karena anak perempuannya Ratna Manggali tidak ada yang melamar ketika menginjak dewasa. Konon, hal itu disebabkan karena pemuda-pemuda kala itu tidak berani melamar, gentir terhadap kesaktian Calon Arang yang bengis. Calon Arang memang bengis dan dikenal tukang tenung.
"Dia adalah penganut Bhairawa Pengiwa dan penyembah Durga. Atas kejadian tak ada pemuda-pemuda yang melamar anaknya kemudian dia melakukan ritual dan oleh Durga ritualnya dikabulkan dan dia mampu menurunkan wabah penyakit ke seluruh wilayah dan rata-rata yang terkena penyakit kutukannya pasti mati,” ujar seorang sejarawan asal Kediri bernama Ki Tuwu.
ADVERTISEMENT
Untuk menumpas kesaktian Calon Arang, Raja Airlangga memerintahkan Mpu Baradah sebagai salah satu penasehatnya untuk menghabisi Calon Arang. Sadar akan kesaktian Calon Arang, Mpu Baradah mulai memikirkan strategi perkawinan politik. Ia mengawinkan muridnya yang bernama Mpu Bahula dengan Ratna Manggali. Maka tinggalah Bahula di rumah mertuanya.
Dari perkawinan itu, banyak informasi didapatkan. Mpu Baradah pun kemudian mengetahui bahwa Calon Arang selalu mebaca kitab dan melakukan ritual angker tiap malam. Ia pun mendapatkan dan mempelajari kitab Calon Arang berkat bantuan muridnya.
Mpu Baradah akhirnya bertemu dengan Calon Arang di daerah Girah. Ia memperingatkan Calon Arang untuk menghentikan kutukannya pada penduduk.
"Sebenarnya saat itu Calonarang sudah bersedia menuruti Bharadah asalkan ia diruwat oleh Bharadah untuk melebur dosa-dosanya. Namun Bharadah tidak mau meruwatnya karena dosa Calon Arang terlalu besar. Terjadilah pertengkaran dan Calon Arang mencoba membunuh Bharadah dengan menyemburkan api yang keluar dari matanya. Bharadah lebih sakti dan sebaliknya Calon Arang mati dalam keadaan berdiri," jelas Ki Tuwu.
ADVERTISEMENT
Di akhirncerita, konon Calon Arang dihidupkan kembali untuk diberi ajaran kebenaran oleh Bharadah guna mencapai moksa. Sehingga Calon Arang merasa bahagia karena sang pendeta mau mengajarinya jalan ke surga.
"Setelah selesai ajaran-ajaran itu disampaikan Calonarang dimatikan lagi lalu mayatnya dibakar. Jadi kalau melihat sejarah seperti itu kemudian ada makam Calonarang dan juga anaknya Ratna Manggali di situs Calonarang maka itu adalah kesalahan besar yang dilakukan orang-orang yang tidak memahami sejarah," pungkasnya.