Susuk (Bagian 1)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
9 Juli 2020 21:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilmu hitam, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilmu hitam, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kali ini saya akan mengangkat kisah horor pengalaman pribadi dari Sobat Dukun yang berkenan ceritanya ditulis di Dukun Millenial.
ADVERTISEMENT
Jakarta 2012, pusat Jakarta di sebuah fastfood ternama.
"Nath, gue mau tanya sama lu, emangnya lu gak ngerasa aneh?, tiap orang yang pake susuk atau punya ilmu hitam gak berani salaman sama lu?," ucapku sebelum menyalakan rokokku.
"Gue sih bodo amat ya Yik, toh bukan gue yang ngerasain. lagian gue tanya ayah sama mama, jawabnya kompak, kalo itu cuma perasaan gue. Lagian ya Yik, hampir semua keluarga gue itu peka, kecuali gue, dan mereka semi kejawen, sama kayak lu modelannya," ucap Nath.
"Yakin lu?, gue sih yakin lu beda Nath," lanjutku.
Memang saya sih yang akhirnya mendorong Nath untuk lebih peka lagi. Sebutlah saya jahat, tapi ada satu peristiwa yang mengharuskan saya menjadi jahat ke Nath untuk membuka penutup dirinya.
ADVERTISEMENT
"Yik, gue sebenernya ngerti yang lu maksud, cuma gue belom yakin aja, gue tau kenapa mereka gak mau jabat tangan sama gue alasannya apa, almarhum kakek gue udah pernah cerita, cuma gue gak nyangka imbasnya bakalan kayak gini, dimana gue dianggep aneh. Bayangin aja Yik, semua diajakin salaman, giliran gue dicuekin, pasti otak orang kan aneh² mikirnya," sambung Nath sambil melihat keluar jendela.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/greymocil]
"Nath, lu percaya jodoh enggak?, i mean jodoh berteman, berbisnis, dan lain-lain ya bukan jodoh untuk jadi kekasih, gue normal" kataku.
"Iya gue percaya" jawabnya.
"Mungkin gue sama lu ketemu dan jadi temen juga karena jodoh Nath, atau yang disebut Cakra Manggilingan," ucapku.
ADVERTISEMENT
"Mulai deh mulai deh, lu ya Yik. Mending jangan bergaul sama orang-orang spiritual yang usianya 2 kali usia lu, atau blusukan lagi cari batu-batu purbakala, biar lu tetep waras Yik," sahutnya dengan nada setengah tinggi.
"Iye bawel, lagian seru tau kalo blusukan cari batu. Lu jadi pinter sejarah gak cuma opo jare, terus prosesnya itu bikin seru Nath. Lu sih mainnya ke tempat dugem mulu, mati mabok lu yg ada," ucapku.
"Karepmu coeg karepmu" katanya.
"Hahahaha" tawaku.
Ilustrasi sedang makan, dok: pixabay
Aku tau klo dia udah kaya gitu, tandanya dia udah mentok, tidak punya pembelaaan lain lagi. Susuk adalah sebuah benda yang dimasukkan ke dalam badan, tapi ada juga susuk yang digunakan tanpa kita sadari bahwa itu susuk.
ADVERTISEMENT
Dengan cara minyak tertentu yang kita pakai ketika kita mandi, parfum yang kita pakai ketika kita akan menemui orang penting, itu susuk atau jimat.
Setiap susuk punya peranannya masing-masing, ada kastanya masing-masing. Biasanya yang berupa benda wujud yang dimasukkan ke dalam tubuh itu masih cetek. Tapi jika sudah berupa wewangian yang dipakai ketika mandi, jangan ditanya seperti apa wujud penjaganya.
Yang berupa benda, seperti kita ketahui pada umumnya, ada yang katanya susuk kantil, ada jarum emas, intan, berlian. Tapi kalau saya bilang cara memasukkan susuk kantil agar lebih yahud dengan dikunyah pasti tentunya saya diprotes banyak orang.
Karena secara turun menurun kita percaya bahwa cara menggunakan susuk kantil ya kembang utuh dimasukkan ke kulit. Tapi yang akan saya dan Nath ceritakan, bukan mereka yang menggunakan susuk benda. Tapi pengguna susuk atau jimat yang tidak dengan cara memasukkan benda.
ADVERTISEMENT
"Nath, tolong ini project kamu yang handle, nanti kamu temuin pak Brata di gedung yang samping Atrium, kasih tau apa aja yang beliau butuhin. Terus tanya, kira-kira kalo dengan budget yang kamu anggarin dia bersedia apa enggak," kata bosku.
Ilustrasi bos kerja, dok: pixabay
"Saya kesananya sama Ayik ya pak?," tanya Nath.
"Yasudah," ucap bosku.
Aku dan Nath pun mulai mengerjakam project, mulai dari memilah anggaran, bikin pemetaan, sampai apa aja yang bakalan kita bikin. Aku pernah sekali bertemu pak Brata, aku tahu ada yang tidak beres dengan beliau. Hanya saja, aku tidak menceritakan itu ke Nath daripada kami ribut nantinya.
Sesampainya kami di kantor pak Brata, karena sedang jam makan siang, maka kami pun memilih makan gado-gado di sekitaran gedung itu. Btw, itu gado-gado emang enak sih, kadang kami berdua masih makan di sana.
ADVERTISEMENT
Setelah makan, kami kemudian memutuskan untuk masuk ke gedung kantor pak Brata.
"Yik, yik, lu ngerasa gak sih hawanya nggak enak, terus gue ngerasa kaya ada yang marah dan liatin gue dari jauh," ucap Nath.
"Perasaan mbak Nath aja kali," kilahku.
"Yik, gue seriusan ya ini, ini beneran gak enak gue" ucapnya.
"Gak ada apa-apa Nath, namanya gedung tua, pasti ada aja lah," ucapku
Padahal aku sendiri sedari tadi sedang menenangkan diri agar tidak keceplosan. Aku tau ini bukan penjaga gedung ini, tapi kepunyaan pak Brata. Karena sejak kami masuk, para penjaga gedung tidak berkeliaran, mereka memilih untuk diam dan menjauh.
"Maaf mbak lama menunggu, mbak berdua sudah ditunggu pak Brata di ruangannya," kata sekretaris pak Brata ketika dia menghampiri kami.
ADVERTISEMENT
"Mati gue, semoga gak panas itu nanti ruangan, semoga deal, biar cepet kelar," ucapku dalam hati.
Karena aku yakin pasti akan timbul gesekan energi baik dari Nath atau pak Brata, imbasnya kalo sudah kaya gitu pasti saya yang kegerahan. Karena akan berasa seperti di dalam oven panasnya.
Aku tau pak Brata ini bukan org sembarangan, yang aku tidak tahu bahwa selain susuk beliau juga punya perewangan pemakan darah anak-anak dengan kepekaan.
Bersambung...