Teror Pocong Hitam (Tamat)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
6 Juli 2020 20:13 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pocong, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pocong, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Semua barang yang masih di luaran segera di bawa masuk ke dalam. Belum sampa disitu, ketika usia kehamilan Lily membesar. Dia sering sekali terkena sawan. Ini membuktikan, si pocong belum menyerah sampai di situ.
ADVERTISEMENT
Kadang di tengah malam, Lily berteriak kesakitan, kakinya bengkak.
"Lily sedang di tahan oleh si brengsek itu," ucap Mak Sri.
"Terus bagaimana, mak?" tanya Bram.
Mak Sri punya kenalan dari desa sebelah, seperti kyai. Mak Sri meminta Kyai itu untuk menyelamatkan Lily terlebih dahulu, jika tidak maka nyawa dan jabang bayinya tidak akan selamat.
"Tangan dan kaki Lily sedang di paku, jadi usahakan jangan memegang kedua tangan dan kakinya, pasti kesakitan, yang hanya bisa dilakukan adalah mencari pelakunya," ucap Kyai itu.
Ilustrasi kiyai, dok: pixabay
Untuk mencari pelakunya, setiap warga harus membaca al Qur'an. Dan ketika malam tiba, semua barang-barang harus di masukkan ke dalam.
Kata kyai itu, pocong ireng hanya mengganggu satu korbannya untuk di tumbalkan, jika gagal, dia akan mengambil tuannya, itulah perjanjiannya.
ADVERTISEMENT
Ditambah bambu kuning, mau besar atau kecil, katanya untuk mencegah pocong itu masuk dan mengganggu warga. Kyai itu meminta ruang khusus untuk menyerang balik tuannya. Katanya, jika pocong ireng itu berkeliaran, posisi tuannya akan lemah.
Di tempatkannya kyai itu di ruangan penyimpan bahan makanan. Ciri-ciri pocong itu datang adalah dengan gemuruh suara angin, bau busuk mayat dan ketukan pintu.
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/
Benar saja, pocong itu masih mengetuk bagian belakang rumah Lily. Mak Sri menyarankan agar Bram fokus menjaga Lily, sedangkan Mak Sri menuju ruangan kyai itu sedang bersiap menyerang tuan dari pocong ireng itu.
"Sudah datang," ucap Mak Sri dari bibir pintu ruangan itu.
Suara ketukan pintu terdengar jelas ditambah dengan suara gemuruh angin.
ADVERTISEMENT
Lily berteriak kesakitan, Mak Sri panik tak karuan.
"Jangan dipegang kaki sama tangannya, lepaskan!," teriak kyai itu pada Mak Sri.
"Bram, lepaskan!," teriak Mak Sri. Bram langsung melepaskan tangannya.
"Telat sebentar, anakmu bisa mati!," ucap Kyai itu.
"Terus bagaimana," tanya Mak Sri.
"Diam dulu, tuannya sebentar lagi ketahuan," Mak Sri tak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk membantu Kyai itu.
Pepohonan tertiup angin, dok: pixabay
Suara itu lambat laun menghilang bersamaan dengan gemuruh angin.
"Sudah selesai," ucap kyai itu.
"Maksudnya bagaimana," tanya Mak Sri.
Kyai itu keluar dari ruangan tempat dia bermeditasi, Mak Sri menyuruhnya menuju ruang tamu untuk menjelaskan.
"Sri, jangan sampai kamu buka pintu belakang jika matahari telah tenggelam, sudah jebol, cari bambu kuning untuk menahan!," jelas Kyai itu.
ADVERTISEMENT
"Lily, bagaimana?," tanya Mak Sri.
"Bakal sembuh," jawab Kyai itu.
"Pocong itu bentuk pesugihan yang mengambil jabang bayi, perhatikan juga suaminya, jangan sampai sering keluar malam, Lily sudah tercium bau mayat oleh pocong itu, dia akan segera diincar, selipkan cemiti di kantong depan," jelas Kyai itu.
"Tuannya bagaimana?," tanya Mak Sri.
"Bakal ketahuan sendiri," ucap Kyai itu.
Beberapa hari kemudian, warga dikejutkan dengan penemuan pocong ireng di perkebunan. Namun dia tidak menyentuh sedikitpun tanah dari desa yang telah terpagar bambu kuning.
Pocong ireng itu tidak bisa masuk ke dalam pemukiman warga. Hingga perjanjian awal yang disebutkan, jika gagal memberi tumbal, maka keluarganya yang akan terambil.
Satu persatu keluarga dari tuan yang melakukan pesugihan pocong ireng itu meninggal. Awalnya dia jatuh miskin, lalu lambat laun dia meninggal dengan tidak baik. Diketahui, pelakunya telah lama melakukan praktek ini dan mengorbankan 3 orang anaknya, satu sebagai syarat ketika pertama kali melakukan perjanjian, dua lainnya berangsur-angsur sesuai keadaan.
ADVERTISEMENT
-Tamat-