Robot Orak-Arik Gabah, Invensi Pahlawan Pangan dari Ponorogo

Dwi Novia Puspitasari
Pranata Humas Penyelia, Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional
Konten dari Pengguna
20 November 2020 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Novia Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Robot Orak-Arik Gabah, Invensi dari Salsabila Dinis Oktavista dan Meylani Putri Eka Wardani, Pahlawan Pangan dari SMPN 1 Jetis Ponorogo
zoom-in-whitePerbesar
Robot Orak-Arik Gabah, Invensi dari Salsabila Dinis Oktavista dan Meylani Putri Eka Wardani, Pahlawan Pangan dari SMPN 1 Jetis Ponorogo
ADVERTISEMENT
Indonesia tak kekurangan pahlawan yang berperan besar menyediakan pangan. Individu-individu luar biasa yang berjuang agar pangan ada di tengah berbagai keterbatasan, terutama para petani yang masih banyak masalah (Bayu Krisnamurthi, 2020). Indonesia merupakan negara agraris ke tiga yang memproduksi beras terbesar di dunia. Sebagai Negara agraris, mayoritas penduduk Indonesia telah memanfaatkan sumber daya alam salah satunya pada sektor pertanian. Jadi tidak heran jika sebagian besar penduduk Indonesia saat ini bermata pencaharian sebagai petani.
ADVERTISEMENT
Sektor pertanian ini memiliki peranan yang sangat penting, yaitu sebagai penghasil pangan terutama beras bagi penduduk yang selalu meningkat jumlahnya setiap tahun. Beras merupakan salah satu kebutuhan dasar dan pokok bagi manusia. Di sinilah diperlukan peran penting petani untuk menyuplai dan menghasilkannya. Petani merupakan salah satu orang yang memiliki jasa besar dalam menghasilkan produk pangan terutama beras. Mereka patut kita sebut sebagai pahlawan pangan kita.
Sebutan pahlawan pangan tidak hanya bagi petani, tetapi juga meliputi pekerja, penggerak komunitas di seluruh sistem pangan yang memastikan bahwa pangan terus bergerak dari ladang, laut, tambak sampai ke meja makan. Termasuk inventor yang menciptakan invensi untuk meningkatkan kualitas pangan kita. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik, penyempurnaan dan pengembangan di bidang teknologi berupa produk atau proses. Salah satu invensi yang dihasilkan untuk meningkatkan kualitas beras adalah “robot orak-arik gabah” asal dari Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Robot Orak-Arik Gabah
Salah satu orang yang patut kita sebut sebagai pahlawan pangan adalah seseorang yang menciptakan inovasi untuk meningkatkan kualitas pangan kita terutama beras. Dalam meningkatkan kualitas beras, ada dua siswi SMPN 1 Jetis Ponorogo Jawa Timur Salsabila Dinis Oktavista dan Meylani Putri Eka Wardani berhasil membuat inovasi yang dinamakan “Robot Orak Arik Gabah”.
Dua siswi yang saat ini sedang duduk di kelas VIII SMP ini merupakan salah satu finalis National Young Inventor Award (NYIA) tahun 2020. Mereka masuk dalam kategori invensi pangan dan agrikultur yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) selama tiga hari (16-18/11). Dari 38 peserta kategori invensi pangan dan pertanian, mereka satu-satunya peserta yang masuk dalam finalis NYIA 2020. Dalam kompetisi itu mereka meraih special award dari JSK Sukses Bersama. Mereka mempresentasikan hasil karyanya dengan judul “Robot orak-arik gabah berbasis microcontroller arduino nano dan smart phone android sebagai solusi peningkatan kualitas beras”.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan judul presentasinya, alasan mereka membuat robot orak-arik gabah ini adalah karena ingin meningkatkan kualitas beras. Mereka juga menjelaskan bahwa dalam menghasilkan beras diperlukan beberapa tahapan yaitu perontokan gabah dari merang/ pohon padi, pengeringan untuk mengurangi kadar air gabah dan yang terakhir proses penggilingan. Kualitas bulir padi yang sudah kering ini biasanya akan mempengaruhi kualitas beras yang dihasilkan. Jadi proses pengeringan padi perlu diperhatikan benar-benar agar kadar airnya pas yaitu 14 persen.
Dalam proses pengeringan ini biasanya para petani menggunakan cara manual yaitu dengan kaki dan mengandalkan panas matahari. Cara ini menimbulkan berbagai masalah yaitu selain kurang efektif dan efisien juga menyebabkan kaki panas, gatal, iritasi dan tertusuk gabah. Selain itu jika mengandalkan sinar matahari gabah tidak akan bisa kering secara cepat, dan merata secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Alasan tersebut di atas yang menjadikan Salsabila dan Meylani berinisiatif untuk membuat “robot orak-arik”. Robot ini dilengkapi dengan microcontroller sebagai pengontrol, dan smatphone android sebagai pengendali. Robot ini juga memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumber tegangan. Selain itu alat ini dilengkapi juga dengan sensor cuaca. Saat cuaca gelap atau mendung maka alat ini otomatis berbunyi sehingga mengingatkan petani untuk menutup gabahnya dan begitu sebaliknya. Alat ini juga dilengkapi blower untuk membersihkan kotoran seperti dedaunan dan gabah yang tidak ada isinya. Dalam keadaan hujan alat ini juga dapat digunakan di dalam ruangan untuk mengorak-arik gabahnya sehingga memberikan kemudahan bagi para petani. Adanya alat ini diharapkan dapat mengorak arik gabah dengan mudah, hemat tenaga, tidak kepanasan. Selain itu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tingkat kekeringan yang sempurna sehingga kualitas beras semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Manfaat Robot Orak-Arik Gabah
Robot orak-arik ini memiliki berbagai manfaat yaitu lebih efektif dan efisien karena dapat dikendalikan melalui jarak jauh. Selain itu petani juga dapat terhindar dari panas saat orak-arik gabah, terhindar dari rasa gatal di kaki, hemat tenaga, dapat menghilangkan kotoran pada saat penjemuran gabah. Kemudian alat ini juga dapat memberikan informasi cuaca melalui smartphone android sehingga petani bisa memantau kapan saat harus mengorak-arik gabah dan kapan saat harus menutup gabahnya.
Robot ini juga dapat menghemat waktu dalam proses pengeringan gabah karena dengan sering mengorak-arik gabah maka panas matahari akan merata dan mempercepat waktu pengeringan gabah. Nah dengan pengeringan gabah yang dilakukan secara merata maka akan meningkatkan kualitas beras. Jika gabah yang digiling memiliki kadar air yang pas maka gabah tersebut akan menghasilkan butiran beras yang utuh dan tidak pecah, begitu juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Salsabila dan Meylani sudah selayaknya kita sebut sebagai pahlawan pangan generasi milenial. Sebagai generasi milenial mereka tetap semangat untuk terus menciptakan invensi dan mengembangkan produk yang mereka buat. Mereka pun tidak lekas puas dengan hasil yang mereka raih saat ini karena masih banyak keinginan dan mimpi besar mereka kedepannya. Mereka berharap untuk kedepannya alat yang mereka buat ini dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu dengan alat ini diharapkan dapat menarik minat para remaja agar dapat mencintai bidang pangan dan pertanian. Mereka ingin robot itu nantinya dapat diproduksi massal sehingga dapat meningkatkan kualitas pangan terutama beras.