Angka Karies Gigi Anak Indonesia Mengkhawatirkan

Dzulfikar
Warga Tangerang Selatan, Karyawan Swasta. Blogger dan Youtuber dengan minat di bidang Digital Marketing.
Konten dari Pengguna
24 Juli 2019 10:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzulfikar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2019, ada hal yang perlu digaris bawahi dalam pesan yang disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise agar anak-anak Indonesia mulai berperilaku sehat.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di TK Nurul Muttaqien, Depok (istimewa)
Pesan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya menurut riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2018 jumlah kasus yang terjadi khususnya masalah gigi dan mulut di Indonesia masih sangat besar. Angkanya mencapai 57,6 persen orang Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut.
ADVERTISEMENT
Yang juga menyedihkan dari hasil riset tersebut bahwa anak-anak yang mengalami gangguan pada gigi angkanya mencapai 93 persen. Itulah sebabnya Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program Indonesia Bebas Karies Pada Tahun 2030.
Anak-anak TK diajarkan cara sikat gigi yang benar oleh DRPM UI (istimewa)
Dalam rangka mendukung program tersebut, Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia bersama Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Indonesia mengadakan bakti sosial (23/7/2019) berupa edukasi kesehatan gigi pada anak-anak TK Nurul Muttaqien, Depok, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu contoh pengabdian terhadap masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan. Apalagi kegiatan bertepatan dengan Hari Anak Nasional.
Anak-anak diajarkan cara mencuci tangan dan sikat gigi yang benar. Selain itu, yang berbeda dari kegiatan baksos ini adalah pembuatan wastafel ramah anak.
ADVERTISEMENT
Pasalnya selama ini di beberapa sekolah masih ada wastafel yang tingginya melebihi tinggi anak-anak TK. Oleh karena itu, kegiatan bakti sosial pun membuat wastafel yang tingginya disesuaikan dengan tinggi anak-anak TK. Harapannya agar anak-anak lebih mudah cuci tangan dan sikat gigi di wastafel.
Kegiatan ini sangat penting disosialisasikan kepada orang tua agar menjaga kesehatan anak-anaknya sejak gigi mereka tumbuh.
Menurut Dr. Eva Fauziah, drg., Sp.KGA(K) sebagai Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, mengatakan bahwa masih banyak orang tua yang baru membawa anaknya ke dokter gigi ketika sudah terjadi radang dan infeksi.
Padahal usia yang tepat untuk memeriksa gigi anak ke dokter gigi saat gigi anak sudah tumbuh antara 3 hingga 6 bulan. Maksudnya agar orang tua diberikan pemahaman cara merawat gigi dan mulut dengan benar.
ADVERTISEMENT
Setelah itu dilakukan pemeriksaan rutin setidaknya dua kali dalam satu tahun. Ditekankan pula bahwa pemeriksaan paling krusial adalah saat gigi susu anak tumbuh pada usia antara 3-4 tahun.
Mengingat masih tingginya karies gigi pada anak-anak Indonesia, Dr Eva berharap bisa melakukan penyuluhan ke berbagai TK lainnya di sekitar Depok dan daerah-daerah lainnya.
Dengan demikian, harapannya angka karies gigi pada anak-anak Indonesia dapat berkurang. Sehingga Indonesia memiliki generasi yang bersih dan sehat di masa depan.