Mendesain Kota yang Bahagia

Edy Junaedi
Pecinta sejarah, penggila bola, pelayan warga Jakarta sejak 1999 yg merangkap sbg penulis untuk laman ini. Selamat membaca! Terima kasih sudah mampir.
Konten dari Pengguna
9 Juni 2017 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edy Junaedi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
City (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
City (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu indikator utama keberhasilan suatu pemerintahan ialah sejauh mana ia mampu untuk membahagiakan masyarakatnya, berapa banyak kepala keluarga yang mampu dientaskan dari kemiskinan – berapa besar angka Gini Ratio dapat ditekan dan dikurangi.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, tujuan dari kemerdekaan negara Indonesia ialah membawa seluruh warga negara ke depan pintu gerbang kebahagiaan sebagaimana disebutkan dalam alinea ke-dua pembukaan UUD 1945:
“Dan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang BERBAHAGIA dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”
Dari narasi tersebut menjadi jelas bahwa kebahagiaan merupakan the ultimate goal – tujuan yang tertinggi dan utama dari sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan merupakan sasaran antara, sedangkan kebahagiaan merupakan sasaran akhir.
Singkatnya, menurut saya orang bahagia pasti merdeka jiwanya sedangkan orang merdeka belum tentu bahagia karena kemerdekaan merupakan langkah awal untuk mencapai kebahagiaan.
Kita banyak menemukan orang yang tidak merdeka dan terpenjara fisiknya namun merdeka dan bahagia jiwanya. Para pemimpin besar seperti Bung Karno dan Nelson Mandela ialah figur yang pernah merasakan dinginnya lantai penjara, bertahun-tahun mendekam dibalik jeruji besi dan dikurung tembok penjara.
ADVERTISEMENT
Sempitnya ruang penjara di Banceuy dan Pulau Robben tidak sanggup untuk mengalahkan jiwa yang merdeka dan bahagia dari tokoh besar ini, justru pemikiran-pemikirannya menginspirasi jutaan orang di luar tembok penjara untuk bergerak dan menuntut kemerdekaan tidak hanya pada era-nya namun jauh melampaui zamannya.
Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di “Kota yang Bahagia”, mengukur tingkat kebahagiaan warga kota yang hakiki sebenarnya tidak cukup hanya dengan indikator yang ada saat ini seperti seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, keamanan, Ruang Terbuka dan Transportasi Publik.
Jika yang dimaksud ialah kota yang nyaman untuk dihuni (livable) maka indikator di atas tentulah cukup, namun jika yang dimaksud ialah negara atau kota yang bahagia, maka indikator di atas tidaklah cukup karena kota yang bahagia merupakan kota yang dihuni oleh penduduk yang bahagia, dan ciri orang bahagia ialah memiliki karya serta membantu orang disekelilingnya untuk dapat merasakan kebahagiaan yang sama dengan yang dirasakannya.
ADVERTISEMENT
Orang yang bahagia secara fisik ialah orang yang jika tersenyum seluruh mukanya ikut tersenyum sehingga aura kebahagiaan terpancar dari wajahnya.
Yang terpikir olehnya hanyalah kebaikan atau kontribusi apa yang bisa ia berikan hari ini? Perbaikan apa yang bisa ia lakukan saat ini dan ini yang paling puncak – karya apa yang bisa ia hasilkan untuk menjadikan dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni oleh orang-orang sepeninggalnya.
ADVERTISEMENT
Jika figur atau ciri orang bahagia telah diketahui maka pertanyaan selanjutnya ialah bagaimana cara untuk memastikan tempat yang kita huni atau tinggali akan menjadi lingkungan terbaik yang melahirkan orang-orang yang bahagia atau menjadi inkubator yang menjaga nilai-nilai kebahagiaan tetap terpelihara?
Prasyarat PERTAMA ialah – Kebebasan berekspresi menyatakan pendapat, gagasan, dan pemikiran serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, tiada ketakutan dan kekhawatiran pendapat, gagasan, dan pemikirannya serta ibadahnya dianggap “melanggar” atau tidak sesuai dengan norma-norma umum yang berlaku.
Negara harus menjamin bahwa tidak akan ada kelompok mayoritas yang menekan kelompok minoritas atas nama agama atau alasan lainnya. Urusan setiap warga negara dengan Tuhan merupakan wilayah privat yang tidak perlu dibawa ke ruang publik, karena memaksanya masuk ke ruang publik hanya akan menciptakan konflik dan luka sejarah yang memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
ADVERTISEMENT
Prasyarat KEDUA ialah tersedianya ruang atau tempat untuk mempertunjukkan atau menampilkan karya seni, musik maupun sastra yang dihasilkan di ruang-ruang publik sehingga masyarakat luas bisa mengetahui dan terinspirasi dengan karya-karya yang dihasilkan, keberadaan perpustakaan umum yang indah, lengkap, nyaman, dan terjangkau penting untuk diadakan di setiap distrik atau kecamatan bahkan kelurahan sehingga masyarakat tidak perlu jauh untuk menjangkaunya.
Prasyarat KETIGA tersedianya ruang terbuka untuk berinteraksi antar warga yang didalamnya terdapat taman, fasilitas olahraga, kolam renang, dan tempat bermain untuk anak-anak sekaligus tempat aneka jajanan dan makanan tradisional yang dibuat oleh warga bisa dinikmati, mesti dilakukan peningkatan konsep dan pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari yang hanya sekedar RUANG TERBUKA HIJAU menjadi RUANG TEMPAT HIDUP.
ADVERTISEMENT
RTH jangan hanya sekadar hamparan lahan hijau untuk memenuhi kuota 30% RTH. Namun lebih jauh dari itu, di atasnya harus ada multi aktifitas karena makin terbatasnya lahan dan makin kompleksnya kebutuhan warga untuk berinteraksi.
Prasyarat KEEMPAT tersedianya tempat wisata alam seperti pantai publik, hutan kota, danau maupun sungai yang alami dan terjaga keindahan dan kebersihannya serta bisa diakses warga secara gratis.
Kasus yang menarik ialah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan yang meruntuhkan jalan tol untuk dijadikan sungai publik Cheong Gye Chon yang melintas di tengah Kota Seoul.
Jakarta sebetulnya telah memiliki Sungai Ciliwung yang panjangnya hampir 21 Km dan membelah Jakarta dari Selatan, Timur hingga Utara Jakarta. Namun pengelolaan Sungai Ciliwung masih jauh dari kata sempurna.
ADVERTISEMENT
Diperlukan keseriusan dari seluruh stakeholders untuk bersama membenahi Ciliwung sehingga Jakarta dapat menjadi Venesia dari Timur seperti yang masyhur beberapa abad yang lampau.
Prasyarat KELIMA tersedianya Pusat Pengembangan Komunitas Terpadu (Integrated Community Empowerment Center) yang merupakan wadah untuk mengumpulkan serta menyalurkan donasi, melakukan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi wirausahawan baru (start-up) dengan mentor dari pengusaha-pengusaha senior yang telah sukses di bidangnya masing-masing.
Di tempat ini juga diberikan akses terhadap permodalan serta pendampingan bagi pengusaha-pengusaha baru tersebut sehingga usahanya bisa berkembang dengan cepat dan pengangguran di kalangan usia produktif bisa ditekan.
Kelima langkah di atas jika dilakukan dengan serius oleh pemerintah diyakini akan mampu menjadikan kota sebagai entitas tempat tinggal warga menjadi hidup dan ikut berperan dalam menjadikan warga yang tinggal didalamnya menjadi sosok-sosok yang BAHAGIA.
ADVERTISEMENT
Di mana dari dalam dirinya akan memancarkan dan menularkan kebahagiaan kepada orang di sekelilingnya sehingga dapat melahirkan tokoh-tokoh besar dengan karya dan prestasi yang melegenda.