7-Eleven Gulung Tikar Karena Harga Sewa Properti Membengkak

30 Juni 2017 15:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seven Eleven (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Seven Eleven (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
ADVERTISEMENT
Gerai 7-Eleven dikenal memiliki tempat nongkrong yang sangat luas. Kebanyakan terdiri dari 2 lantai, lantai bawah menjadi tempat menjajakan aneka makanan dan minuman, termasuk Slurpee, minuman paling kesohor di Sevel.
ADVERTISEMENT
Dengan konsep seperti itu, tentu Sevel membutuhkan tempat yang luas dan berada di pusat kota. Gerai Sevel sendiri sempat mencapaai 200 unit yang tersebar di wilayah Jakarta. Kebanyakan gerai menggunakan sistem sewa.
"Seiring semakin ekspansifnya usaha Sevel, biaya penyewaan semakin membengkak. Bayangkan tempat sewa di kawasan Menteng, Hotel Indonesia, Senayan, tentu harga sewanya sangat tinggi," kata seorang mantan petinggi 7-Eleven Indonesia kepada kumparan (kumparan.com).
Rata-rata, biaya sewa satu gerai Sevel mencapai Rp 40 juta hingga Rp 60 juta per bulan. Sekali kontrak langsung 2 tahun. Sedangkan pendapatan setiap gerai Sevel tidak merata, bahkan banyak yang tidak bisa menutupi harga sewa properti.
"Ada persoalan manajemen dan strategi bisnis. Sebenarnya beberapa Sevel sangat sehat, seperti di kawasan HI (Hotel Indonesia) itu bisa mendapat omzet hingga Rp 1 miliar satu bulan. Tapi tidak semua gerai bisa seperti itu dan masalah tersebut dibiarkan manajemen," kata sumber tersebut.
ADVERTISEMENT
Sumber tersebut menampik jika gulung tikarnya Sevel disebabkan aturan larangan menjualan minuman beralkohol di gerai waralaba yang ditetapkan Kementerian Perdagangan pada 2015.
Menurut dia, larangan penjualan minuman beralkohol memang berdampak pada penyusutan pendapatan Sevel hingga mencapai 30 persen. Namun, persoalan tersebut bukanlah faktor dominan bangkrutnya perusahaan.
“Dari penjualan makanan sebenarnya Sevel sudah mendapatkan margin yang cukup besar. Banyak gerai Sevel yang masih tumbuh postif dengan omzet mencapai Rp 1 miliar meskipun dilarang berjualan bir,” katanya.
Namun sayang, manajemen Sevel tidak merespons pertanyaan kumparan terkait masalah tersebut. Telepon dan pesan melalui Whatsapp tidak dibalas.