Bangun Rusun Dekat Stasiun Kereta, RI Bisa Tiru Hong Kong

26 Maret 2017 16:23 WIB
ADVERTISEMENT
Rusun di Hongkong dekat stasiun kereta. (Foto: Wiji Nuurhayat/kumparan)
Mayoritas jenis rumah yang dibangun di Hong Kong adalah vertikal atau rumah susun.  Tidak hanya di pusat kota,  pembangunan rusun di Hong Kong juga dilakukan di dekat stasiun kereta. Ini bisa ditiru oleh Indonesia. 
ADVERTISEMENT
Pembangunan rusun di dekat stasiun kereta dilakukan oleh Hong Kong agar para penglaju atau commuter mudah berlalu-lalang dengan menggunakan subway atau MTR (Mass Transit Railway. Model ini seharusnya bisa dipakai di Indonesia, khususnya bagi jalur KRL Commuter Line Jabodetabek. 
"Salah satunya, Perumnas tadi. Kita sedang membuat program di tempat-tempat yang kita lihat ada lahan stasiun kereta api. Bagaimana kita mengelola stasiun kereta api bermanfaat bagi masyarakat sehingga kita bikin seperti di Hong Kong, ada TOD (transit oriented development)," kata Menteri BUMN Rini Soemarno saat ditemui di Hotel Harbour,  Hong Kong,  Minggu (26/3).
Tidak hanya rusun,  pembangunan kawasan hunian juga harus dilengkapi dengan kawasan komersial,  seperti mal dan kios-kios penjualan.  
ADVERTISEMENT
"Di mana di situ ada kios-kios usaha berjualan, di atasnya kita siapkan untuk rumah tinggal, rusun. Rusunnya kita sedang melihat ada beberapa program, yang bisa dibeli bagi pendapatannya tidak tetap karena sekarang kan susah ya kalau kredit itu hanya pendapatan tetap," paparnya. 
Rusun di Hongkong dekat stasiun kereta. (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)
Namun Rini mengatakan,  rusun hanya boleh ditempatkan oleh masyararakat berpenghasilan rendah atau MBR.  Proyek ini bisa dilakukan keroyokan terutama oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Perumnas dengan melibatkan BTN.
BTN nantinya dapat menerima permintaan kredit pembelian rumah dari masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap. Sehingga diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah. Sementara itu,  Rini menargetkan tahun ini proyek tersebut sudah mulai dikerjakan oleh KAI dan Perumnas.
ADVERTISEMENT
"Kalau menunggu mereka 7 tahun kan harganya naik. Jadi tidak ada kesempatan. Dengan program BUMN, ada CSR tapi kita hubungkan dengan komersialnya sehingga terbiasa terlatih mandiri dengan usaha dan aset dengan proses normal. Tahun ini sudah mulai diprogram, dan pembangunan," sebutnya. 
Rini Soemarno dan jajaran direksi Bank Mandiri (Foto: Wiji Nurhayat/kumparan)