BI: Ekonomi Daerah Harus Digenjot untuk Kendalikan Inflasi

26 Juli 2017 22:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Sarasehan Nasional di Bank Indonesia (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Sarasehan Nasional di Bank Indonesia (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mulai membaik. Agus mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar 5,1 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut Agus, untuk menjaga inflasi tetap terjaga, diperlukan sinergi antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Mengingat, setiap daerah memiliki potensi masing-masing.
Agus mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sudah kembali pulih. Angka ini mulai membaik dibanding tahun 2015 di mana pertumbuhan ekonomi baru 4,8 persen. Sedangkan di 2016, hanya 5 persen.
"Sumber ekonomi Indonesia ada di Jawa dan Sumatera. Pertumbuhan ekonomi di Jawa 5,6 persen dan Sumatera 4,05 persen. Tapi kalau dilihat masing-masing provinsi kondisi berbeda," kata Agus dalam acara Sarasehan Nasional (Dialog Interaktif) yang diselenggarakan di Kantor BI, Jakarta Pusat, Rabu (26/7).
Agus menilai, adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini disebabkan masih banyaknya daerah yang mengandalkan satu komoditas. Sehingga mengakibatkan harga komoditas lainnya jatuh, dan melemahkan ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Kalau harga komoditas globalnya turun, maka kita akan ikut jelek. Karena itu kita harus diversifikasi," katanya.
Selain itu, Agus menjelaskan selama ini provinsi di luar pulau Jawa masih sangat mengandalkan sumber daya alam. Ia mencontohkan seperti Riau dan Jambi itu tergantung terhadap sumber daya alamnya di atas 57 persen lalu Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur diatas 72 persen.