Bisnis Mal di Jabodetabek Masih Menjanjikan

16 Juli 2017 9:43 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mal. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mal. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pusat perbelanjaan atau mal masih menjadi bisnis menjanjikan di Jakarta meskipun tren ritel online atau e-commerce meningkat pesat. Hal ini karena hanya sedikit pilihan hiburan dan rekreasi yang tersedia bagi keluarga di ibu kota.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 12 pusat perbelanjaan dengan total luas lantai sekitar 600.000 meter persegi diperkirakan akan selesai pada 2020, dan 38 persen di antaranya sekarang sedang dibangun.
"Tidak ada banyak pilihan untuk hiburan keluarga. Itulah sebabnya mal masih memiliki daya tarik bagi penduduk setempat," kata Steve Subadi J. Sudijanto, associate senior untuk layanan ritel dari lembaga konsultan properti Colliers Indonesia, melalui keterangan resmi, Minggu (16/7).
PT Aeon Mall Indonesia, unit operator shopping mall di bawah raksasa ritel Jepang Aeon Mall Co, berencana membuka empat gerai lagi, tiga di antaranya dibangun di Jakarta dan daerah pinggiran kota (sub urban) sampai tahun 2020. Pusat perbelanjaan pertamanya dibuka di Tangerang, Banten, pada Mei 2015.
Menurut data Colliers, makanan dan minuman terus menjadi penarik kerumunan utama. Lebih banyak merek baru dari negara-negara Asia akan datang dan memperluas bisnis di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ferry Salanto, Direktur Riset dari Colliers menilai, persaingan yang ketat mengharuskan pengembang untuk lebih dinamis dalam menarik penduduk setempat melalui perombakan renovasi dan penyewa, di tengah kebijakan pemerintah untuk mengurangi jumlah pembukaan pusat perbelanjaan baru di Jakarta.
"Sebenarnya, berburu merek baru, terutama fashion dan makanan, terus menjadi kebiasaan umum bagi konsumen di Jakarta," ujar Salanto.