Fintech Akan Merajai Industri Bisnis Startup Indonesia

9 Februari 2017 13:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Startup (Foto: Picjumbo)
Financial technologi (Fintech) muncul di tengah masyarakat yang penuh ketergesaan. Kebutuhan bertransaksi keuangan secara cepat, aman, dan praktis membuat sistem ini digandrungi kaum urban.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja, untuk melakukan transaksi keuangan dengan jumlah besar, belanja di restoran atau supermarket, hingga membuka rekening bank, cukup dilakukan melalui smartphone. Iya, tak perlu repot bawa uang tunai di dompet, cukup pakai telepon pintar.
Kebutuhan cash less yang semakin besar, membuka peluang pelaku perusahaan rintisan atau startup mengembangkan aplikasi fintech. Beberapa yang saat ini banyak dilirik seperti peer-to-peer lending (pinjam meminjam uang melalui aplikasi), pengaturan investasi saham dan reksa dana, sampai pembayaran melalui uang elektronik.
Fintech yang dianggap masa depan bagi industri keuangan sudah disadari banyak pihak, terutama dari sektor perbankan. Mereka berlomba-lomba meluncurkan inovasi di bidang fintech, mulai dari bank-bank besar seperti Bank Mandiri, BCA, BRI, sampai pemain baru yang langsung menarik perhatian yaitu aplikasi Jenius dari Bank BTPN.
ADVERTISEMENT
Tak hanya pemain besar, perusahaan rintisan seperti Tunaiku (pinjam meminjam uang), Jojonomic (aplikasi untuk membantu proses reimbursement), Bareksa serta Stockbit (investasi saham dan reksa dana) juga mulai muncul.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi fintech bakal mencapai 1,9 miliar dolar AS atau Rp 25,28 triliun (kurs Rp 13.308/dolar AS) pada tahun 2017. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan investasi yang digelontorkan pada sektor fintech sampai tahun 2018 nanti mencapai angka 8 miliar dollar AS.
Data itu membuat investor melirik potensi pasar fintech di Indonesia. Data survei DailySocial terhadap investor baru-baru ini, mencatat 60 persen setuju jika fintech akan menjadi tren di 2017. Disusul sektor Software-as-a-Service (SaaS) yaitu adopsi perangkat lunak sebagai service atau layanan sebesar 20 persen, lalu e-commerce 10 persen, dan lainnya (revenue generating business) sebesar 10 persen.
Ilustrasi Service on Demand. (Foto: Thinkstock)
Dari data DailySocial, sepanjang 2015-2016 tercatat ada 140 perusahaan pemain fintech di Indonesia, tumbuh hingga 78 persen dibanding dua tahun sebelumnya. Adapun 43 persen dari pemain fintech tersebut bergerak di sektor payment atau pembayaran. Adapun sekitar 36 persen orang Indonesia saat ini sudah memiliki rekening tabungan. Artinya, baru sekitar 90 juta dari total 250 juta populasi yang berpotensi memanfaatkan layanan fintech.
ADVERTISEMENT
CEO DailySocial, Rama Mamuaya menilai, sektor fintech akan menjadi yang terbesar di industri startup tahun ini.
“Bisa kita lihat saat ini hampir semua bank besar, mulai dari Bank BCA, Mandiri, BTN, BRI semua sudah menggarap fintech dan berkolaborasi dengan startup fintech. Saya nggak bilang ini latah, tapi mereka memang sadar bahwa fintech is the future,” katanya kepada kumparan.
Ia menambahkan, secara umum investasi untuk startup fintech pastinya tidak kecil, karena berhubungan langsung dengan keuangan, contohnya fasilitas pinjaman.
“Sektor fintech memang tampaknya sangat dibutuhkan untuk berkembang, karena ini tidak membuka akses pendanaan atau kredit ke yang sudah mapan saja, tapi menengah ke bawah seperti petani,” imbuhnya.
Editor in Chief DailySocial, Amir Karimuddin, sebelumnya memaparkan hasil riset Asosiasi Fintech Indonesia yang menyatakan bahwa pertumbuhan pemain fintech yang terdeteksi selama dua tahun terakhir mencapai 78 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan periode 2013 dan 2014 yang hanya tumbuh 9 persen dibandingkan 2011 dan 2012.
ADVERTISEMENT
Sekarang ada sekitar 140 pemain startup fintech tercatat di akhir tahun 2016, 43 persen di antaranya di sektor pembayaran dan peer-to-peer lending. "Dari sisi regulator, baik Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, telah meluncurkan banyak inisiatif untuk mengamankan ekosistem fintech, seperti POJK, PBI PTP dan BI Fintech Office," tambahnya.