Keluar dari Koalisi Arab, Perekonomian Qatar Kian Memburuk

29 Agustus 2017 7:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Qatar yang kecil, kaya, tapi terkucil. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
zoom-in-whitePerbesar
Qatar yang kecil, kaya, tapi terkucil. (Foto: Reuters/Fadi Al-Assaad)
ADVERTISEMENT
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch, mengatakan pemerintah Qatar akan mengurangi belanja modal untuk proyek ekonomi dan infrastruktur jika kerugian di negaranya terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Fitch telah menurunkan satu tingkat peringkat utang Qatar menjadi AA-minus dengan outlook negatif, sama seperti dua lembaga pemeringkat internasional lainnya, Moody's dan Standard & Poor's, yang menilai Qatar pada tingkat yang sama serta memiliki pandangan negatif terhadapnya.
Seperti diketahui, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni karena menyangkal tuduhan sebagai negara yang mendukung terorisme. Negara-negara tersebut kemudian memberlakukan sanksi yang menutup perbatasan darat Qatar. Bahkan Arab Saudi menutup jalur pelayaran maritim dengan mengakhiri penggunaan Dubai sebagai pusat pengiriman barang.
Fitch mencatat, bahkan sebelum sanksi tersebut, Qatar telah mengurangi rencana belanja modalnya untuk tahun 2014-2024 menjadi 130 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.729 triliun (kurs Rp 13.300), dari sebelumnya sekitar Rp 2.394 triliun. Hal tersebut imbas dari harga minyak dan gas yang rendah.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah telah menyiapkan skenario pemotongan lebih lanjut untuk belanja modal jika harga minyak turun lagi atau jika ada tekanan embargo yang meningkat," tulis Fitch seperti dilansir CNBC, Selasa (29/8).
Fitch memperkirakan aset luar negeri pemerintah Qatar akan turun menjadi 146 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini, dari tahun sebelumnya 185 persen. Hal ini disebabkan pemerintah Qatar yang memindahkan uang ke bank lokal untuk mengimbangi arus keluar karena sanksi tersebut.
Aliran keluar juga kemungkinan akan melambat dalam beberapa bulan mendatang karena sebagian besar simpanan dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk yang memberlakukan sanksi hukum Qatar telah ditarik, kata Fitch.
Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Qatar akan melambat menjadi 2,0 persen pada tahun ini, lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 2,2 persen. Dan pada 2018 diprediksi hanya tumbuh 1,3 persen.
ADVERTISEMENT
Sanksi yang diberlakukan negara-negara Arab tersebut akan menggerus sektor pariwisata dan transportasi Qatar. Fitch mengatakan bahwa Qatar Airways telah kehilangan sekitar 10 persen arus penumpangnya.
Selain itu, perpecahan yang berkepanjangan di Gulf Copperation Council (GCC) juga dapat mengurangi prospek bagi banyak investasi sektor swasta di Qatar. GCC adalah aliansi politik dan ekonomi dari enam negara Arab - Timur Tengah, yakni Saudi Arabia, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain.
Sebelum perpecahan diplomatik, keenam negara anggota GCC sepakat untuk memperkenalkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5 persen tahun depan serta pajak cukai atas tembakau dan minuman manis. Fitch mengatakan bahwa Qatar mengerti komitmennya terhadap rencana tersebut.