Pengusaha: Bisnis Ritel Saat ini Terpuruk

7 Juli 2017 7:10 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tidak Membawa Daftar Belanja. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tidak Membawa Daftar Belanja. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pengusaha mengeluhkan kondisi usaha ritel saat ini mengalami penurunan. Ketua umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy N Mendey, mengatakan penurunan ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang juga ikut merosot.
ADVERTISEMENT
"Nah itu, yang membuat selama dua tahun setengah ini kita (pengusaha ritel) terpuruk," kata Roy kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (7/7).
Ia membeberkan penyebab merosotnya daya beli masyarakat itu karena beberapa hal. Pertama, saat ini perilaku masyarakat telah berubah, jika sebelumnya masyarakat memilih untuk berbelanja kebutuhan dalam jumlah banyak, kini mereka berbelanja hanya sesuai dengan kebutuhannya saja.
"Kalau dulu ada yang beli susu 4 dus sekaligus kalau sekarang cukup beli 1 nanti kalau habis beli lagi," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga bercerita, dulu yang paling besar memberikan kontribusi besar bagi perkembangan bisnis ritel adalah masyarakat dengan usia produktif. Namun, saat ini meskipun usia produktif memiliki jumlah yang cukup besar, tapi belum memberikan kontribusi yang cukup besar bagi bisnis ritel.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, saat ini banyak masyarakat dengan usia produktif tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya. Sehingga, membuat masyarakat tidak mendapatkan penghasilan yang lebih baik, dan menyebabkan mereka hanya berbelanja sesuai dengan kebutuhannya saja.
"Lima atau sepuluh tahun lalu mereka (masyarakat usia produktif) berbelanja karena penempatan pekerjaan yang baik dan mendapatkan hasil income yang baik, dan mereka lah kontributor belanja. Sekarang ini mereka besar tapi tidak signifikan bekerjanya. Ada yang lulus dokter tapi jadi sales, ada yang sarjana ekonomi tapi jadi telemarketing jadi tidak sesuai di posisi mereka produktif," jelasnya.
Tak hanya itu, Roy juga mengatakan, faktor lainnya yang menyebabkan terpuruknya bisnis ritel karena ada sentimen yang berkembang di masyarakat yang membuat industri ritel tidak bergairah. Salah satunya adalah kondisi politik yang membuat masyarakat cenderung khawatir dan mengubah pola konsumsi mereka.
ADVERTISEMENT
"(Masyarakat) melihat negara, pemerintah belum menyelesaikan rancangan undang-undang. Dari puluhan baru satuan saja yang setiap tahun diselesaikan. Kemudian gundah gulananya elit politik, kemudian indeks korupsi, disuruh bayar pajak amnesty tapi korupsi masih terjadi," papar Roy.