Susi Sudah Setuju PT Garam untuk Mengimpor 75.000 Ton Garam Konsumsi

31 Juli 2017 21:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Susi usai penutupan Rakornas Satgas 115  (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi usai penutupan Rakornas Satgas 115 (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengatakan kelangkaan garam saat ini disebabkan oleh panen yang tidak baik di tingkat petani garam. Oleh karena itu pemerintah perlu mengimpor garam konsumsi melalui PT Garam dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ya kelangkaan garam itu kan karena panen tidak baik. Ya kita impor, tempo hari PT Garam sudah kita minta impor," ujar Susi, di Gedung Mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gambir, Jakarta Pusat, Senin (31/7).
Ditanya lebih lanjut mengenai persetujuan dirinya terhadap impor 75.000 ton garam konsumsi, Susi enggan menjawab pada saat ini. Pasalnya fokus Susi saat ini adalah membahas kerja sama antara KKP dengan PT Pertamina dalam menjamin ketersediaan BBM bagi nelayan.
"Ini (yang saat ini di bahas) urusan Pertamina bukan urusan garam," pungkas Susi.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah memberikan rekomendasi resmi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam melakukan impor 75.000 ton garam konsumsi pada tahap pertama dari Australia. Impor garam konsumsi dilakukan untuk meredam tingginya harga sekaligus menambah pasokan garam konsumsi yang kini sedang langka.
ADVERTISEMENT
PT Garam telah ditunjuk sebagai importir tunggal garam konsumsi. Garam impor nantinya akan masuk melalui tiga pelabuhan di Indonesia yaitu Pelabuhan Ciwandan di Banten, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, dan Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara.