ADVERTISEMENT
Pak Habibie jelas menyukai pesawat. Saya dan Pak Habibie jadi punya hobi yang sama. Kami senang terbang, kami senang pesawat. Bedanya, Pak Habibie mendesain dan membuat pesawat. Sedangkan saya, sekadar naik meski juga bisa menerbangkan pesawat.
ADVERTISEMENT
Karena senang pesawat, Pak Habibie jelas paham kalau pesawat itu tidak hanya bisa terbang menanjak tapi juga bisa turun bahkan stall. Jadi, beliau sadar betul kalau terbang itu tidak hanya terbang tinggi saja. Terbang itu bisa ke berbagai arah.
Positifnya, Pak Habibie jadi serba optimis. Beliau tahu kalau pesawat itu tak hanya bisa turun saja, tetapi juga bisa naik. Kita jadi belajar tentang terbang.
Jadi, ketika ekonomi Indonesia dulu sempat diterjang krismon (krisis moneter), beliau berusaha mencegah stall berkepanjangan, beliau menaikkan kembali hidung pesawat.
Optimisme itu yang akan kita kenang selalu dari Pak Habibie. Kita jadi belajar juga tentang hidup dari keahliannya tentang pesawat.
Karena beliau senang bicara tentang teknologi dan masa depan, maka kita juga senang mendengarnya. Manusia memang senang bila ada yang meramalkan tentang masa depannya.
ADVERTISEMENT
Ahli politik di negeri ini banyak sekali, tetapi teknokrat tidak banyak. Ahli teknologi dan pesawat, apalagi. Karena itu, kita akan terus mengenangnya.
Selamat jalan, Pak Habibie. / ESL