Hotel Kapsul, Disrupsi Baru di Indonesia?

Ilustrasi hotel kapsul (Foto: Dok. booking.com)

Dulu, kita mengenal hotel kapsul hanya dari foto saja. Biasanya, hotel-hotel itu ada di Jepang. Well, tarif hotel di Jepang memang mahal. Sudah tarif mahal, biasanya juga hanya disediakan tempat tidur yang kecil.

Tidak heran, kemudian banyak dibangun hotel kapsul. Tarifnya tidak mahal dan ya kan hanya untuk istirahat saja. Sementara banyak waktu akhirnya digunakan untuk jalan-jalan.

Nah, Jakarta kini mulai kehadiran hotel kapsul. Digital Airport Hotel sudah beroperasi pada awal Agustus 2018 di Bandara Soekarno-Hatta. Hotel kapsul itu dibangun di Terminal 3 domestik. Katanya, Soekarno-Hatta adalah bandara pertama di Indonesia yang ada hotel kapsulnya.

Sebelumnya, sebuah start up pada bulan Juli 2018 membuka hotel kapsul di Pasir Kaliki, Bandung. Namanya, Bobobox. Tidak sekecil kapsul tapi lebih berbentuk boks. Namun, fasilitasnya sama yakni tempat tidur dan perlengkapannya. Sedangkan, kamar mandi letaknya di luar dan dipakai bersama-sama.

Well, target pasarnya sudah pasti milenial. Generasi yang suka berbagi. Sharing. Tidak usah beli atau naik mobil pribadi, mereka lebih senang naik Go-Jek atau Grab. Berbagi kamar mandi? Bagi mereka no problem.

Hotel semacam ini ya hal baru dalam dunia perhotelan kita. Persaingan tak lagi mudah terutama untuk hotel budget. Ketika harga menjadi sensitif maka persaingan ya bakal keras. Ini bakal jadi disrupsi baru. Meski, pemain lama mungkin bisa bertahan bila layanannya keren atau lokasi hotelnya premium.

So, makin menarik untuk dilihat bisnis perhotelan ini. Apalagi, ketika start up baru berrmunculan. By the way, Grup Lorena juga bangun tiga hotel besar lho. Meski, kita tidak akan head to head dengan hotel kapsul ya. Tetap semangat ya teman-teman. / ESL