Kapan Kota-kota di Indonesia Pakai Otak?

Konten dari Pengguna
25 Januari 2019 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Sari Lorena di salah satu kota berteknologi tinggi, Hangzhou, China. (Foto: Dok: Eka Sari Lorena)
zoom-in-whitePerbesar
Eka Sari Lorena di salah satu kota berteknologi tinggi, Hangzhou, China. (Foto: Dok: Eka Sari Lorena)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di China tak hanya manusia yang punya otak, tetapi juga kota. Di China juga kota punya 'mata' dimana-mana. Jelas maksudnya bukan informan tetapi 'mata' yang terkoneksi dengan teknologi tingkat tinggi dan cloud.
ADVERTISEMENT
Alibaba Cloud dan Pemkot Hangzhou bahkan sudah launching City Brain 2.0. Dengan 'otak kota' itu, kemacetan dapat dikurangi. Menurut CNN, tadinya Hangzhou adalah kota nomor 5 termacet di China, lalu berkurang jadi kota termacet ke-57. Keren banget.
Tapi Hangzhou, kota dengan 8.7 juta penduduk itu, telah melengkapi diri dengan 1.300 lalu lintas yang sebagian sudah terkoneksi dengan cloud itu. Dengan big data itu, lalu lintas dapat diatur dan kemacetan dapat ditekan.
Analisis terhadap big data bahkan langsung dilaporkan secara real time. Ambil contoh, informasi tabrakan langsung dikirim ke tiap smartphone dari tiap polisi. Jadi, langsung ternotifikasi tidak lagi harus dikontak-kontak lagi via radio panggil.
Sistem pemadam kebakaran misalnya, juga dihubungkan dengan cloud. Kalau ada kebakaran misalnya, langsung ada alert ke tiap petugas. Nanti, ditunjukkan lokasi-lokasi hidran. So, petugas gak buang waktu lagi langsung memadamkan api. Itu contoh lain dari cloud.
ADVERTISEMENT
Lalu, ketika ada ambulance yang melintas maka AI memperlancarnya. Gimana caranya? Ya, bisa dengan mempercepat lampu hijau. Cara-cara yang kita tonton di bioskop ya dilakukan di Hangzhou.
Bagaimana di Jakarta atau kota Anda? Kayaknya belum ya? Apalagi di musim ujan begini, kayaknya tiap hari kota semakin macet saja. Dan, kemacetan itu kayak menertawakan kita yang seolah-olah gak juga pintar.
Sintingnya, kita semua memegang smartphone, tapi hidup atau perilaku kita berlalu lintas tidak makin pintar. Mbok ya kita lebih pakai otak.... / ESL