Toys 'R' Us Tutup, Bagaimana Bisnismu?

Konten dari Pengguna
6 Juli 2018 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toko Toys R Us. (Foto: REUTERS/Adam Hunger)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toko Toys R Us. (Foto: REUTERS/Adam Hunger)
ADVERTISEMENT
Ketika saya kuliah di Amerika, Toys 'R' Us sedang ngetop banget. Beli mainan ya ke Toys 'R' Us. Untung, waktu itu saya belum punya anak, ya kan kuliah, jadi tidak kalap.
ADVERTISEMENT
Nah, last week, Toys 'R' Us akhirnya menutup 800 outlet-nya di seluruh Amerika. Toys 'R' Us tidak mampu menghadapi persaingan sehingga terpaksa menutup bisnisnya.
Satu per satu bisnis ritel memang akhirnya tak tahan. Mereka memang tak hanya harus membayar biaya pegawai tetapi juga sewa toko. Kalaupun tokonya adalah milik mereka, gimana dengan pajaknya?
Di sisi lain, toko online lebih fleksibel. Mereka tak harus punya toko fisik hanya kirim barang setelah dibayar via transfer. Yang kirim juga bukan mereka tapi perusahaan logistik.
Nah, ESL Express misalnya, juga membantu toko online di Indonesia ini. Dan, dengan pengalaman kami maka dijaminlah barang sampai ke tangan pembeli dengan aman.
Toys 'R' Us mengajarkan kita bahwa tak ada bisnis yang abadi. Sekedar informasi, bisnis ini sudah jualan mainan sejak tahun 1948. Gila, sejarahnya sudah 70 tahun lho. Dan, bisa tumbang juga.
ADVERTISEMENT
Internet ini memang sungguh revolusi. Tak ubahnya penemuan mesin uap. Jadi, tak bisa diremehkan, dan mungkin bakal menimbulkan korban.
So, Toys 'R' Us, saya yakin bukan korban terakhir. Nah, kalau bisnis Anda belum didigitalisasi maka pelajari kasus Toys 'R' Us. Kemudian, bikin planning untuk menghindari disrupsi digital.
Tak ada kata terlambat bila Anda dan tim serius. Dunia digital ini bersahabat kok bila dirangkul. Ayo semangat! / ESL