news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Turis China Tak Banyak Datang? Ya, Pemda Harus Kreatif Dong

Konten dari Pengguna
30 Januari 2020 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Sari Lorena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eka Sari Lorena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Pariwisata Thailand infonya sudah memprediksi penurunan kedatangan turis China pada tahun 2020 dari 11 juta kunjungan menjadi 9 juta kunjungan. Dari Indonesia, belum ada informasi resmi yang serupa. Tapi, apabila ditakar-takar, kira-kira turis China ke Indonesia penurunannya juga sebanyak itu, kurang lebih 2 juta orang.
ADVERTISEMENT
Lumayan besar kalau begitu. Turis China yang datang ke Indonesia mewakili lebih dari 10% kunjungan turis asing. Dan, ini artinya kita harus siap-siap. Kenapa begitu? Karena pariwisata kan dianggap leading sector di masa depan.
Kita juga sudah diberikan alam dan ditinggali warisan budaya luar biasa. Jadi, sayang banget kalau tidak dikembangkan. Di saat yang sama, ada banyak negara ingin buat ini, itu, buat hutan di dalam bandara, misalnya.
Penurunan jumlah turis harus diingat bukan masalah angka, tapi masalah seretnya uang yang didapat oleh rakyat. Imbasnya bisa kena ke pemilik hotel, tukang parkir, pedagang hingga banyak sektor. Pemerintah sebaiknya berpikir cerdas untuk mengatasinya.
Kalau saya boleh sarankan, ya dorong saja wisatawan lokal. Gimana caranya? Permudah akses transportasinya. Menurut saya, pemda (pemerintah daerah) harusnya berhemat dan mengalihkan anggaran ke hal lain. Batalkan misalnya, pembelian mobil dinas atau kegiatan seremoni yang tak berguna. Lalu apa? Sewa bus saja.
ADVERTISEMENT
Pemprov Bali misalnya, sewa bus lalu tempatkan di Semarang atau Surabaya. Kasih pengumuman: bus gratis ke Bali. Dengan begitu, ada banyak orang mau liburan domestik ke Bali. Menginap di hotel atau hostel dan belanja oleh-oleh.
Di Padang misalnya, pemda sewa saja bus lalu parkir di bandara. Kemudian, umumkan layanan bus wisata gratis ke Bukittinggi. Dengan begitu, saya pikir orang-orang sedikit terbantu dalam berwisata. Konsumsi masyarakat untuk wisata pun bakal membantu saudara-saudara mereka di tempat destinasi wisata.
Biar orang Indonesia sendiri yang memenuhi hotel. Biar orang Indonesia sendiri yang wisata kuliner. Sesekali, saatnya hidup dari kekuatan diri sendiri, dari rakyat sendiri. Berdikarilah namanya. Ayo, teman-teman jaga kesehatan semua ya. / ESL
ADVERTISEMENT