Selandia Baru Mengakhiri Masa Lockdown pada Minggu Pagi

eka deviana putri
Penulis adalah lulusan S1 Hubungan Internasional Universitas Brawijaya dan meraih gelar S2 Hubungan Internasional dari Victoria University of Wellington. Saat ini sedang bekerja sebagai salah satu staf di KBRI Wellington.
Konten dari Pengguna
7 Maret 2021 8:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari eka deviana putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selandia Baru Mengakhiri Masa Lockdown pada Minggu Pagi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Selandia Baru mulai Hari Minggu (07/03) akan mengakhiri masa lockdown yang berlaku sejak tanggal 28 Februari 2021 pukul 6 pagi. Ini adalah kali ketiga negara Aotearoa mengalami lockdown di mana masyarakat diimbau untuk tinggal di rumah, menjaga jarak, dan memakai masker, tergantung pada tingkat kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
Lockdown pertama pada pertengahan bulan Maret 2020 adalah pada tingkat 4 di mana semua orang harus berada di rumah, tidak ada bisnis yang boleh beroperasi kecuali yang esensial seperti rumah sakit, farmasi, swalayan untuk memberi kebutuhan. Kemudian pada akhir April beralih pada tingkat 3 hingga akhirnya mencapai tingkat 1 pada tanggal 8 Juni 2020.
Keputusan pemerintah meningkatkan level kewaspadaan bisa terjadi kapan saja tergantung pada ditemukannya kasus di komunitas masyarakat. Selama ini kasus positif COVID-19 di Selandia Baru datang dari pendatang yang baru tiba dari luar negeri yang merupakan warga negara dan pemegang visa permanen residen.
Setelah berbulan-bulan berada pada level 1 dan kasus dapat ditangani dengan baik sehingga penduduk merasa aman beraktivitas di ruang publik, Perdana Menteri Jacinda Ardern pada tanggal 15 Februari selama tiga hari menyusul ditemukannya kasus di komunitas masyarakat. Kemudian tanggal 27 Februari 2021, pemerintah mengumumkan kembali lockdown level 3 untuk wilayah Auckland dan level 2 untuk seluruh wilayah lain.
ADVERTISEMENT
Untuk kesekian kalinya hal ini terjadi dan mempengaruhi aktivitas masyarakat. Tentu saja mereka harus mematuhi tapi kebijakan ini tidak lepas dari berbagai kritikan, terutama dari pemilik bisnis yang terdampak. Partai oposisi pun memberikan kritikan keras dan berkali-kali bahwa Selandia Baru tidak sanggup lagi bila harus memasuki lockdown, sehingga harus ada upaya untuk mencegah hal ini terjadi.
Pemerintah Selandia Baru selama ini tidak memberikan hukuman bagi pelanggar aturan terkait COVID-19, misalnya saja kasus komunitas terakhir yang disebabkan oleh seorang pemuda berusia 21 tahun yang tidak melakukan isolasi diri ketika menunggu hasil tes COVID-19 keluar.
Oposisi beranggapan sudah tidak tepat lagi pemerintah menggunakan asas kepercayaan kepada mereka, sudah saatnya para pelanggar harus mendapatkan hukuman ataupun denda.
ADVERTISEMENT
Meskipun pemerintah hari ini mengumumkan bahwa pada tanggal 7 Maret pukul 6 pagi wilayah Auckland akan masuk pada level 2 dan level 1 untuk seluruh wilayah lain di Selandia Baru, pergantian tingkat kewaspadaan akan mungkin terjadi lagi di masa depan bila ada segelintir masyarakat tidak mematuhi aturan sehingga terjadi penularan pada komunitas.
Salah satu contoh gambar pengumuman pada media online terkait Covid-19 termasuk penjelasan tingkat kewaspadaan agar dipahami masyarakat.