OBITUARI ARIE MP TAMBA, MELAHIRKAN ANAK-ANAK SASTRA

Owner METAFORMA CREATIVE COMMUNICATIONS, former journalist, experienced creative director
Konten dari Pengguna
23 September 2019 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mustari Irawan memberi buku obituari kepada istri Arie MP Tamba.
Martalina Tambunan, istri Arie MP Tamba nampak berkaca kaca mendengar pembacaan karya-karya suaminya pada peringatan dan peluncuran buku Obituari Puisi dan Prosa Arie MP Tamba, Antologi Group Dapur Sastra Jakarta, di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jasin Sabtu, 21 September 2019.
ADVERTISEMENT
“Berpulangnya almarhum Arie MP Tamba meninggalkan kenangan yang mendalam, bukan saja sosok pribadinya, tetapi kiprah pengabdian dan menularkan semangat berkarya telah dirasakan oleh temen-teman di Dapur Sastra Jakarta,” kata Riri Satria dalam sambutannya.
“Bang Arie Tamba orang yang baik, pekerja keras, dengan disiplin yang tinggi, ia mewariskan kemampuannya melalui pelatihan, workshop tentang puisi, prosa, cerpen dan novel. Mungkin karena proses kerja kreatifnya terlalu sibuk, sehingga memacu fisiknya, sehingga ia terkena serangan ginjal,” cerita Riri Satria, pendiri dan ketua dewan pengawas Yayasan Dapur Sastra Jakarta.
Penyakit gagal ginjal dan sering harus cuci darah dengan tanpa meninggalkan aktivitas berkarya, menjadi pengalaman menarik untuk diabadikan dalam bentuk buku puisi dan prosa bahkan teaterikal, dimana Guntoro Sulung berperan sebagai Arie MP Tamba dan membacakan karya berjudul “Tarian Jenazah” dimainkan oleh Bayu Win, Romy Sastra, Mita Katoyo, Sha ly, Riri Angreini, Veronika Ninik dan dibantu Sundayana yang berteriak di tengah-tengah penonton.
ADVERTISEMENT
“Cerpen “Tarian Jenazah” yang disutradarai Robert William (Romo) ditampilkan secara teaterikal terasa sakral, mistis, dan kekhas tradisi tanah Samosir terwakili. Selama ini saya merasakan hanya tradisi Jawa dan Bali, Kini saya menemukan kekayaan tradisi Sumatera di sini. Hal ini bisa dijadikan kajian di kampus untuk mahasiswa.” kata Sunu Wasono dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).
“Pergulatan dalam menulis baginya yang terus dicapai, ia selalu menulis untuk dikirim ke majalah Sastra Horison, walaupun berkali-kali belum dimuat, dia tetap menulis di berbagai media di Ibu Kota,” kenang Martalina Tambunan, “Perhelatan Obituari ini sungguh mengharukan, karena dimomen ini terlihat generasi muda sastra di sini, walaupun anak biologisnya tidak menurunkan kepenyairannya, tetapi anak anak sastra, semangatnya telah lahir.” kata istri Arie MP Tamba, Martalina Tambunan.
ADVERTISEMENT
Arie M.P. Tamba yang lahir di Samosir, Sumatra Utara, 9 April 1961 meninggal pada tanggal 23 Mei 2019 di Bekasi dan dimakamkan di kampung asalnya di Tanah Batak. Arie Tamba ikut aktif membina komunitas Dapur Sastra Jakarta dalam 4 tahun terakhir ini. (EQ)
Cerpen “Tarian Jenazah” dibacakan oleh Guntoro Sulung