VISUAL EXHIBITION, Ekspresi Sebuah Perjalanan Kehidupan

Owner METAFORMA CREATIVE COMMUNICATIONS, former journalist, experienced creative director
Konten dari Pengguna
8 September 2019 3:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana pembukaan pameran Visual Exhibition “Bukan Satu Garis”.
Tujuh tangga nada do re mi fa so la si bagi seorang musisi, suatu alat untuk mengolah rasa menjadi harmoni suara. Suara rasa mengungkapkan pengalaman batin dari perjalanan kehidupan yang dilalui kedalam bentuk lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikannya atau dilantunkan oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Musikus semacam Iwan Fals tidak hanya mahir mengungkap rasa, tidak cuma leawat tangga nada, namun melalui cat warna-warni di atas kanvas, ia eksplorasi setiap bait lirik menjadi goresan kuas yang mengungkapkan pergulatan batin. Lagu berjudul ‘Mata Dewa’ pun menjadi karya lukis yang mempesona bagi penikmat seni yang hadir di pergelaran pameran Visual Exhibition “Bukan Satu Garis”.
Pemeran yang dibuka Jum’at, 6 September 2019 berlangsung hingga 20 September 2019 di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini raya, Jakarta Pusat. diikuti oleh musisi Kaka Slank, dan budyawan serta aktor antara lain; Tony Q, Sujiwo Tejo, Amien Kamil, Fauzan Moosad, Tyo Pakusadewo.
“Pagelaran ini disiapkan selama setahun, tidak mudah meyakinkan temen musisi dan pelaku budaya ini untuk mengikuti pameran visual, karena menciptakan karya dari perjalanan kehidupan yang penuh liku, meliuk, segala macam rasa yang terlihat ditengah-tengah masyarakat itu ditampilkan kedalam sebuah lukisan,” kata Tommy F Awuy sebagai penggagas dan menjadi kurator.
ADVERTISEMENT
“Kehidupan itu proses perjalanan dari satu titik ke titik berikutnya menjadi garis. Garis kehidupan tidak hanya berbentuk satu garis lurus, bisa saja garis lengkung, garis naik dan garis turun. Garis-garis itu bisa dijadikan sebuah karya cipta lagu, lukisan, cerita novel dan film atau media ekspresi lainnya,” tambah Tommy yang juga menjadi dosen filsafat.
Perhelatan yang digelar dengan iringan musik pembuka Horjabius & Ritme Paragraf Poetry Performance Amien Kamil & Repunlic of Performing Arts terlihat nuansa tampilannya makin keren, latar belakang panggung tanpa backdrop poster acara, tetapi dihiasi atraksi komposisi warna yang berganti-ganti, secara dinamis seirama dengan alunan ragam suara musik tradisional. (Eki Thadan)
Tommy F Awuy (kanan)