Pancasila dan Pelestariannya dalam Organisasi Mahasiswa

Elang Avinindra Virgiananta
Mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Jember - Lifelong learner - Organisator - ENTP
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elang Avinindra Virgiananta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Jember tahun 2022 beserta panitia PPMB CHAKRA 2022. (Sumber: Dokumentasi pribadi.)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Jember tahun 2022 beserta panitia PPMB CHAKRA 2022. (Sumber: Dokumentasi pribadi.)

Pelestarian Pancasila dan Generasi Muda

Pancasila adalah dasar negara. Sebagai suatu dasar, tentunya Pancasila merupakan fondasi penting yang di atasnya dibangun Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai dari sistem pemerintahannya, hukumnya, dan pandangan hidup masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Pancasila sangat penting karena dalam perumusannya tidak melalui proses yang mudah. Para pendiri bangsa berjuang sangat keras untuk merumuskan nilai-nilai Pancasila ini, dengan memikirkan Bangsa Indonesia kelak akan menjadi seperti apa, juga bagaimana cara suatu dasar negara ini menjadi perekat di antara banyaknya keberagaman yang ada di Indonesia. Tanpa Pancasila, hampir seluruh tatanan hidup bangsa ini akan rusak. Ini karena tidak adanya satu ideologi yang menjadi dasar dari semua sistem. Ketika satu ideologi itu hilang, maka sistem pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik, pembangunan dan pemberdayaan tidak terarah, juga akan ada banyak konflik antarmasyarakat. Semua orang, semua golongan akan memperjuangkan ideologinya masing-masing dan berusaha menggapai pengaruh yang sebesar-besarnya. Semua tingkat mulai dari pemerintah hingga masyarakat akan menjadi arena pertarungan ideologi ini.
ADVERTISEMENT
Oleh karena status Pancasila yang sangat penting bagi bangsa ini, sangat penting pula pelestarian nilai-nilai Pancasila beserta implementasinya. Pelestarian Pancasila harus menekankan kepada generasi muda, karena generasi muda yang akan menjadi para penerus bangsa kelak di masa depan. Generasi muda ini meliputi anak prasekolah, sekolah, hingga mahasiswa. Dalam tulisan ini, penulis akan lebih fokus membahas terkait usaha pelestarian Pancasila kepada mahasiswa melalui organisasi mahasiswa.

Nilai Utama dan Tujuan Organisasi

Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting di masyarakat. Terdapat setidaknya lima peran mahasiswa di masyarakat, yaitu sebagai Agent of Change, Social Control, Guardian of Value, Moral Force, dan Iron Stock. Kelima peran ini sangat penting untuk benar-benar dilaksanakan oleh mahasiswa, maka diperlukan suatu wadah bagi mahasiswa untuk berproses dan berkembang sehingga kelak bisa memainkan perannya dengan baik di masa depan. Ini adalah salah satu alasan mengapa organisasi mahasiswa terbentuk.
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak sekali organisasi mahasiswa yang tersebar di dalam maupun luar kampus di seluruh Indonesia. Setiap organisasi mahasiswa ini memiliki ranah kerja dan model organisasi yang berbeda-beda, tetapi tentu saja semua dengan tujuan yang baik. Meski begitu, tidak cukup kita puas hanya dengan "tujuan yang baik" karena zaman sekarang ini, baik dan buruk itu relatif, bahkan batasnya menjadi semakin tidak jelas. Sesuatu yang bisa kita ambil benang merah adalah tujuan suatu organisasi pasti berdasar pada nilai-nilai utama atau core values yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Di sisi inilah Pancasila bisa masuk dan menjadi pengarah pergerakan organisasi mahasiswa.
Apabila Pancasila berhasil dimasukkan sebagai nilai utama suatu organisasi, maka tujuan organisasi itu akan lurus sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa ini. Dengan begitu, harapannya, Pancasila bisa diimplementasikan melalui semua proses yang ada di dalam, program yang dijalankan, dan pengaruh yang ditanamkan oleh organisasi tersebut. Jalannya organisasi ini tidak akan bertentangan dengan Pancasila dan malah akan sangat berpengaruh membantu membangun Indonesia ke arah yang lebih baik sesuai dengan dasarnya. Segala hal yang terjadi apabila Pancasila tidak ada, yang telah disinggung di paragraf kedua, juga tidak akan terjadi, setidaknya dalam ranah mahasiswa. Karena mahasiswa adalah Iron Stock, masa depan bangsa juga lebih terjamin dan visi para pendiri bangsa akan lebih berpotensi menjadi kenyataan.
ADVERTISEMENT

Tiga Jenis Organisasi Pancasila

Agar lebih mudah, kita sebut organisasi yang telah melestarikan Pancasila sebagai Organisasi Pancasila. Istilah ini mencakup semua organisasi, khususnya organisasi mahasiswa, yang telah memasukkan Pancasila sebagai nilai utamanya dan/atau mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam seluruh program yang dijalankan.
Menurut pengertian di atas, maka suatu organisasi yang nilai utamanya tidak berdasar pada Pancasila dan tidak juga mengimplementasikannya, bukan merupakan organisasi yang melestarikan Pancasila. Maka organisasi ini tidak bisa disebut sebagai Organisasi Pancasila. Suatu organisasi baru bisa disebut sebagai Organisasi Pancasila apabila tergolong salah satu dari tiga jenis organisasi berikut:
ADVERTISEMENT
Jenis yang pertama adalah organisasi yang paling ideal jika dipandang dari perspektif usaha pelestarian Pancasila. Organisasi ini secara sadar benar-benar mendasarkan nilai-nilai utamanya pada Pancasila dan membangun organisasinya di atas nilai-nilai itu. Pancasila diimplementasikan ke dalam semua lini, mulai dari struktur, dinamika organisasi, program kerja, hingga kaderisasi. Organisasi jenis ini adalah aset yang sangat berharga dan memiliki kekuatan terbesar dalam pelestarian Pancasila tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi bagi masyarakat dan bangsa. (Tentang mengapa organisasi ini memiliki kekuatan terbesar, akan dibahas lebih lanjut setelah membahas dua jenis Organisasi Pancasila yang lainnya.)
Jenis yang kedua adalah organisasi yang secara sadar mendasarkan nilai-nilai utamanya pada Pancasila, tetapi belum benar-benar mengimplementasikannya. Pada kenyataannya, dibandingkan dengan jenis pertama dan ketiga, Organisasi Pancasila jenis kedua ini adalah yang paling sering kita lihat di lingkungan kita. Organisasi-organisasi dengan nilai utama Pancasila, tetapi pada kenyataannya, masih kurang menunjukkan implementasi Pancasila di kehidupan sehari-hari. Meski begitu, ini sudah merupakan usaha dari pelestarian Pancasila.
ADVERTISEMENT
Seringkali pada organisasi jenis kedua ini, masih terdapat anggota yang benar-benar mempertahankan idealismenya dan tetap mengimplementasikan Pancasila sebagaimana mestinya. Hanya saja, kadang jumlahnya tidak lebih banyak daripada anggota yang masih kurang memahami implementasi Pancasila. Oleh karena itu, terkait Organisasi Pancasila jenis kedua ini, yang perlu diusahakan adalah bagaimana caranya nilai utama yang sudah baik itu bisa benar-benar diwujudkan dan diimplementasikan oleh semua anggotanya.
Terakhir, jenis Organisasi Pancasila yang ketiga adalah organisasi yang nilai utamanya bukan merupakan Pancasila, tetapi dalam kenyataannya, entah itu sistem, program kerja, kaderisasi, perilaku anggotanya, semua atau beberapa, benar-benar mencerminkan implementasi dari Pancasila. Organisasi ini berkebalikan dengan jenis kedua, dimana jenis kedua memiliki Pancasila sebagai nilai utama tanpa mengimplementasikan, jenis ketiga ini tidak memiliki Pancasila sebagai nilai utama, tetapi entah bagaimana mampu mengimplementasikan. Jenis organisasi ketiga ini juga cukup sering kita temui di kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua faktor terkait bagaimana Organisasi Pancasila jenis ketiga ini muncul. Faktor pertama adalah para pencetus nilai utama dari organisasi ini mungkin saja memang tidak memikirkan Pancasila dalam perumusan nilai utamanya, tetapi nilai utama yang dihasilkan jika ditelisik, ternyata tidak bertentangan atau bahkan mendukung secara langsung nilai-nilai Pancasila. Faktor pertama ini berhubungan erat dengan faktor kedua, yaitu anggota yang benar-benar mengimplementasikan nilai-nilai utama organisasi tersebut. Organisasi ini bisa dibilang berhasil mempertahankan iklim yang baik dan progresif sesuai dengan nilai-nilai utama. Sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian antara nilai utama dan kenyataan yang terjadi di dalam organisasi.
Apabila faktor pertama ada, tetapi tanpa faktor kedua, organisasi ini berpotensi untuk keluar dari kategori Organisasi Pancasila jenis ketiga dan malah akan dianggap bukan Organisasi Pancasila sama sekali. Apalagi jika sejak awal faktor pertama itu tidak ada. Maka tidak penting lagi ada atau tidaknya faktor kedua, karena mau bagaimana pun organisasi itu tidak akan bisa disebut sebagai Organisasi Pancasila.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga jenis Organisasi Pancasila di atas, jenis pertama adalah yang memiliki kekuatan paling besar dalam perspektif usaha pelestarian Pancasila. Ini adalah karena organisasi jenis pertama jauh dari risiko-risiko penyimpangan yang mungkin terjadi pada organisasi jenis kedua dan ketiga.
Organisasi jenis kedua, memang memiliki Pancasila sebagai nilai utama, tetapi jika tidak diimplementasikan dengan baik, maka mulai dari anggota organisasi itu sendiri hingga masyarakat sekitar, tidak akan benar-benar paham apalagi tergerak untuk ikut melaksanakan nilai-nilai Pancasila. Bahkan lebih parahnya lagi, bisa jadi nilai utama Pancasila itu hanya dijadikan sebagai formalitas saja. Jika ini terjadi, tentu sangat memprihatinkan karena nilai-nilai Pancasila disia-siakan begitu saja.
Organisasi jenis ketiga, memiliki dasar yang baik meski itu bukan Pancasila. Karena nilai utamanya bukan Pancasila secara eksplisit, maka masih ada kemungkinan organisasi itu menjadi kontra terhadap Pancasila meski sebenarnya Pancasila tidak kontra terhadap nilai utama organisasi itu. Ini terjadi karena organisasi itu tidak benar-benar memahami Pancasila itu sendiri. Mereka tidak paham bahwa Pancasila sebenarnya tidak kontra atau bahkan mendukung nilai utama mereka. Masalah ini, meski tidak separah jenis kedua, juga cukup memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengetahui risiko-risiko Organisasi Pancasila jenis kedua dan ketiga, maka sudah sewajarnya dalam usaha pelestarian Pancasila kepada mahasiswa melalui organisasi mahasiswa, harus selalu berusaha untuk mewujudkan Organisasi Pancasila yang paling ideal, yakni Organisasi Pancasila jenis pertama.

Mewujudkan Organisasi Pancasila Jenis Pertama

Secara umum, untuk mewujudkan Organisasi Pancasila jenis pertama, terdapat dua cara yang bisa dilakukan. Cara yang pertama adalah dengan mendirikan organisasi baru yang dari awal telah memiliki Pancasila sebagai nilai utama. Cara kedua adalah dengan membawa perubahan kepada organisasi yang sudah ada, menjadi Organisasi Pancasila jenis pertama.
Cara pertama adalah mendirikan organisasi baru. Cara ini bukanlah cara yang mudah untuk dilakukan karena selain memerlukan tekad dan keberanian untuk memulai, juga diperlukan dukungan dari orang-orang sekitar. Selain itu, ada banyak hal yang perlu dipikirkan matang-matang sebelum mendirikan suatu organisasi. Mengenai ruang lingkup, “Apakah organisasi ini akan menjadi organisasi intrakampus, ekstrakampus, atau bahkan nasional?” ranah kerja, “Apakah organisasi ini akan berfokus pada pengabdian dan pengembangan masyarakat, atau ke arah advokasi, atau yang lainnya?” struktur organisasi, “Bagaimana susunan kepengurusan dan divisi-divisinya?” dan masih banyak hal lainnya seperti penyusunan aturan-aturan dasar, program kerja, dan perekrutan anggota.
ADVERTISEMENT
Keunggulan dari cara pertama ini adalah seseorang bisa lebih fleksibel dalam menentukan arah gerak organisasi dari awal. Tidak seperti cara kedua yang masih harus menyesuaikan banyak aspek dari organisasi asalnya. Dengan mendirikan organisasi baru, para pendirinya mampu untuk benar-benar mewujudkan visi yang mereka miliki secara bebas dan tanpa terikat oleh masa lampau.
Cara kedua adalah membawa perubahan kepada organisasi yang telah ada, tetapi belum merupakan Organisasi Pancasila jenis pertama, menjadi Organisasi Pancasila jenis pertama. Organisasi ini bisa merupakan Organisasi Pancasila jenis kedua, ketiga, atau bahkan bukan merupakan Organisasi Pancasila.
Sebelumnya, perlu diingat bahwa setiap organisasi itu berbeda-beda. Perbedaan ini bisa meliputi struktur organisasinya, aturan, lingkup, ranah, dan lain sebagainya. Maka segala tindakan yang diambil semestinya unik dan khas untuk organisasi tersebut. Misalnya, organisasi dengan vibes menyenangkan mungkin tidak bisa diberi tindakan frontal. Sebaliknya, organisasi dengan vibes serius mungkin lebih responsif terhadap tindakan frontal. Untuk menentukan tindakan seperti apa yang benar-benar cocok, tidak ada aturan yang mengekang dan sangat bergantung pada individu. Ini adalah seni dalam berorganisasi.
ADVERTISEMENT
Selain unik dan khas, tindakan yang dilakukan untuk suatu organisasi sebaiknya berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Perubahan harus berasal dari anggota organisasi itu sendiri, bukan diinduksi oleh seseorang di luar organisasi yang tidak mengenal organisasi ini seperti apa. Ini dilakukan agar perubahan lebih mudah diterima dan anggota organisasi tidak merasa dipaksa untuk berubah. Apabila anggota organisasi merasa dipaksa untuk berubah, pelestarian Pancasila malah akan gagal dan berpotensi menyerang nilai-nilai Pancasila.
Untuk Organisasi Pancasila jenis kedua yang memiliki nilai utama Pancasila tetapi tidak mengaplikasikannya, maka perlu diluruskan lagi pemahaman anggota terkait nilai utama organisasinya sendiri. Salah satu langkah yang mungkin bisa diambil adalah dengan lebih mengoptimalkan alur kaderisasi yang ada. Dengan alur kaderisasi, kita bisa menanamkan dan menyadarkan generasi baru tentang Pancasila yang menjadi nilai utama dalam organisasi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah Organisasi Pancasila jenis ketiga. Ini adalah organisasi yang tidak memiliki Pancasila, tetapi mengimplementasikan Pancasila. Sebenarnya organisasi ini sudah bagus, tetapi perlu disadarkan tentang nilai-nilai Pancasila melalui cara formal maupun nonformal. Cara formal yaitu seperti agenda pemberian materi dan diskusi tentang Pancasila. Cara nonformal seperti pendekatan personal dan kelompok di luar agenda organisasi. Terlepas dari kedua cara, untuk Organisasi Pancasila jenis ketiga ini, tindakan yang diambil harus sangat hati-hati agar malah tidak menjadi bumerang bagi Pancasila itu sendiri.
Terakhir, organisasi yang bukan merupakan Organisasi Pancasila sejak awal. Tergantung dari karakteristik organisasinya, tindakan ini bisa jadi tindakan tersulit atau bahkan termudah. Menjadi tindakan tersulit karena sang pelaku seperti merombak habis-habisan organisasi yang sudah ada beserta nilai-nilai dan unsur organisasinya. Menjadi tindakan termudah apabila organisasi itu memang tidak memiliki nilai yang benar-benar tertanam dan implementasi yang tidak benar-benar dijalankan. Apabila kasusnya adalah yang pertama, pelaku berisiko untuk dianggap sebagai pengkhianat organisasi. Sedangkan apabila kasusnya adalah yang kedua, pelaku justru berpotensi untuk dianggap sebagai penyelamat organisasi.
ADVERTISEMENT
Secara umum, begitulah dua cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Organisasi Pancasila jenis pertama. Pemilihan kata "sulit" dan "mudah" sebenarnya tidak benar-benar menggambarkan bagaimana tindakan-tindakan tersebut dilaksanakan. Pada dasarnya, semua tindakan yang membawa hal baru, menginduksi perubahan, mengancam status quo adalah tindakan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Membutuhkan semangat dan tekad yang kuat, disertai dukungan dari orang-orang sekitar untuk benar-benar melaksanakannya.
Satu hal terakhir yang ingin penulis sampaikan adalah tentang pentingnya peran seorang pemimpin. Sebelumnya, penulis telah menjelaskan bahwa sebaiknya perubahan dilakukan dari dalam ke luar. Sebagai tambahan, alangkah lebih baik lagi jika perubahan tidak hanya dilaksanakan dari dalam ke luar, tapi juga dari atas ke bawah. Pemimpin organisasi harus benar-benar mengerti tentang Pancasila atau orang yang mengerti tentang Pancasila harus menjadi pemimpin organisasi tersebut. Karena dengan menjadi pemimpin, maka seseorang akan memiliki akses ke lebih banyak informasi terkait organisasinya dan bisa mempertimbangkan tindakan seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Pemimpin juga memiliki akses ke aturan-aturan dasar dan nilai-nilai utama suatu organisasi dan lebih mudah untuk mengubahnya. Hanya saja, sebaik apapun pemimpin organisasi, keberhasilan dari segala tindakan pada akhirnya akan kembali ke anggota.
ADVERTISEMENT

Penutup

Pancasila sangat penting bagi bangsa ini. Pelestarian nilai-nilai Pancasila harus terus diusahakan karena ini adalah nilai luhur bangsa yang tak tergantikan. Kita, mahasiswa yang sadar akan Pancasila, memainkan peran yang sangat penting disini. Kita memiliki kekuatan yang belum tentu dimiliki golongan lain. Pemikiran, tenaga, jiwa, dan waktu yang kita miliki sebaiknya dimanfaatkan dengan maksimal untuk membangun masa depan yang cerah tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi bangsa dan negara.
Oleh karena itu, mari kita mulai dari sesuatu yang dekat, yaitu organisasi mahasiswa. Mari kita sama-sama berjuang mewujudkan organisasi mahasiswa yang memiliki Pancasila sebagai nilai utama dan benar-benar mengimplementasikannya. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk memulai, ditambah dengan fakta bahwa usaha yang kita lakukan tidak akan selalu berbuah manis. Namun, ingatlah bahwa satu kepak sayap kupu-kupu di suatu belahan dunia, mampu menjadi tornado besar di belahan dunia lainnya. Ingatlah bahwa semua perjuangan itu berarti, entah kecil atau besar, entah cepat atau lambat, entah kita sempat melihat hasilnya atau tidak. Semoga Pancasila tetap hidup dan Indonesia tetap jaya. Untuk hari ini, esok, dan selamanya.
ADVERTISEMENT