Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Rindu untuk Ayah dan Ibu
Konten dari Pengguna
3 Juni 2022 20:26 WIB
Tulisan dari Elisabet hana Kartika lana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Manusia tidak ada yang ingin berpisah dengan kedua orangtua. Bahkan banyak dari mereka sudah rindu bila berpisah sebentar saja. Mungkin rasa rindu ini lebih dalam karena aku tidak mendapatkan kebahagiaan itu.
ADVERTISEMENT
Dalam sedih, aku menahan rindu disebait doa. Usahaku ingin mengembalikan keadaan, tidak mungkin ku dapat. Aku masih memendam rindu kepadanya. Hidup terkadang seperti dalam lautan, terus dalam ombak dan badai. Apa aku salah jalan? Aku rasa tidak. Namun mengapa rindu selalu menggebu dengan ayah dan ibuku.
ADVERTISEMENT
Setelah kalian membaca kisah ini, mungkin tidak akan ada yang ingin menjadi aku. Hidup ini begitu berat, setelah ceritaku menjadi seorang mualaf. Kalian tahu, ayah dan ibuku marah besar dan memilih agar aku pergi dari Rumah. Apa mereka tak rindu denganku? aku di paksa hidup sendiri tanpa bantuannya. Miris, memang begitulah adanya.
Kegelapan dan badai muncul seketika setelah aku pindah agama. Tidak ada yang mendukung ku saat itu, namun aku yakin ini hanya cobaan dan pasti bisa berlalu. Aku menjalani hari ke hari dengan menginap ke Rumah teman-teman. Namun itu tidak bertahan lama, rasa malu menghantuiku. Aku bingung, bagaimana aku bisa menetap sebagai tempat tinggal.
Dengan keyakinan dan tekad, aku di perbolehkan menetap di Persantren kepunyaan temanku. Aku banyak sekali belajar disana. Aku seperti mempunyai keluarga kedua, namun tetap saja rasa rindu dengan ayah dan ibu terus ada. Aku ingin sekali bertemu, namun tak mungkin. Aku sudah memilih agamaku dan harus terima resiko ini.
ADVERTISEMENT