COVID-19 Itu Nyata Adanya

Elmo Julianto
Content Writer - Graphic Designer - Photographer
Konten dari Pengguna
11 Juli 2021 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elmo Julianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: https://pixabay.com/photos/coronavirus-virus-mask-corona-4914026/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: https://pixabay.com/photos/coronavirus-virus-mask-corona-4914026/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semenjak mencuatnya berita tentang ditemukannya virus COVID-19 yang masuk ke Indonesia, banyak masyarakat yang menyepelekan dan bahkan tidak percaya dengan adanya virus COVID-19. Bahkan pemerintah juga menganggap virus yang awalnya berkembang di China itu tidak akan menulari masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pernah menyampaikan pernyataan kontroversial. Saat itu, ia heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia yang tak kunjung terdeteksi.
Menurut beliau, hal itu semestinya disyukuri, bukan terus dipertanyakan. "Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020). "Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," tutup nya.
Namun bagi diriku COVID-19 itu nyata adanya. Terbukti dengan kasus pasien positif COVID-19 yang kini mencapai angka 2,31 Juta jiwa per tanggal 4 Juli 2021. Tapi hal tersebut tidak membuat Aku menjadi panik dan ketakutan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, sudah banyak konten edukasi tentang perlindungan diri dari pemaparan virus COVID-19 di media sosial yang seharusnya membuat masyarakat di Indonesia dapat menjaga dirinya masing-masing dari paparan virus COVID-19.
Satu tahun berselang sejak diumumkannya kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, kini Aku pun merasakan apa yang namanya COVID-19. Berawal pada tanggal 21 Juni 2021, di pagi hari Aku merasakan tidak enak badan. Awalnya Aku menganggap ini hanya masuk angin belaka karena beberapa hari ini Aku sedang ada kegiatan di luar rumah, namun setelah 2 hari badan ku tiba-tiba menjadi sangat panas.
Aku pun memutuskan untuk mengistirahatkan raga ini untuk 3 hari ke depan, tetapi di hari sabtu tanggal 26 Juni 2021 indra penciuman ku tidak berfungsi dengan normal. Di situasi tersebut Aku masih berbaik sangka, “Ah paling gara gara flu jadi terganggu penciuman ku” gumam ku.
ADVERTISEMENT
Ada sedikit kekhawatiran tentang kondisi tubuhku, dan juga sempat terbesit pertanyaan di pikiran “Apakah Aku terpapar COVID-19?” Dua hari berselang dari hari sabtu tepatnya pada tanggal 28 Juni 2021, Aku memutuskan untuk menjalankan tes Swab Antigen untuk membuktikan sebenarnya Aku ini sakit apa. Benar saja dugaan ku, saat hasil tes nya keluar ternyata Aku terpapar virus COVID-19.
Setelah Aku dinyatakan positif COVID-19, tak ada sedikit pun rasa takut atau bahkan panik dalam diriku. Karena sebelumnya anggota keluarga ku sudah sempat ada yang terpapar, jadi Aku sedikit tenang akan proses penyembuhan virus ini. Berjalan 2 hari setelah dinyatakan positif COVID-19, perlahan indra penciuman ku sudah mulai pulih kembali, Yang awalnya wangi parfum tidak terasa, kini sudah dapat terhirup oleh hidungku.
ADVERTISEMENT
Kini setelah melewati berbagai macam pemulihan mulai dari mengkonsumsi bermacam-macam vitamin, melakukan terapi uap air dengan menggunakan minyak kayu putih, dan sebagainya, akhirnya kondisi ku kini sudah lebih membaik dari sebelumnya.
Pesan yang ingin Aku sampaikan pada tulisan ini bahwa jangan lah sesekali kita meremehkan virus apapun itu, karena kesehatan kita adalah prioritas nomor satu. Dan lebih baik mencegah daripada mengobati. (Elmo Julianto/Politeknik Negeri Jakarta)