Hari Buruh Antara Kebahagiaan atau Kesengsaraan

Elora Shaloomita Sianto
Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara
Konten dari Pengguna
30 Mei 2021 13:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elora Shaloomita Sianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/photos/luzUMbVUVRo?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/photos/luzUMbVUVRo?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
ADVERTISEMENT
Pada hari ini, seluruh pekerja buruh di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia dari Sabang sampai Merauke melakukan aksi nyata untuk memperingati hari buruh sedunia atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day.
ADVERTISEMENT
Bagi buruh, makna May Day adalah hari kemenangan pertanda kebahagiaan. Namun, apakah benar May Day merupakan hari kemenangan bagi buruh atau malah menuai kesengsaraan anyar?
Setiap tahun, para buruh tak kenal lelah memperjuangkan haknya sebagai pahlawan ekonomi bangsa. Setiap 1 Mei, mereka menyuarakan lara, letih, dan semua yang telah dipendam di lubuk hati terdalam selama hidupnya.
Pada tanggal tersebut para buruh memadati jalanan bak semut mengerumuni gula. Mereka kerap kali melakukan aksi demonstrasi dengan teriakan keras dengan semangat yang berapi-api, tetapi tidak jarang aksi para buruh mendapatkan cibiran karena dianggap anarkis. Orang-orang itu mungkin tidak akan paham bagaimana teririsnya hati ketika tidak mendapatkan keadilan terhadap peluh yang keluar dari tubuhnya.
ADVERTISEMENT
“Malang, sungguh sangat malang”. Hanya kata itu yang dapat terucap oleh bibir ketika harus merangkai kata untuk para buruh di negeri ini. Negeri yang diagungkan memiliki cita-cita untuk mensejahterakan rakyatnya seperti yang terkandung dan menjadi amanat dalam Pancasila dan UUD 1945. Namun, seperti yang kita ketahui semua itu hanya bualan dan omong kosong Semata. Kata tersebut tersusun rapi di dalam tumpukkan kertas tanpa adanya keinginan pemerintah untuk mengimplementasikan dan mewujudkannya untuk kesejahteraan kaum pekerja/ buruh.

KULIK-KULIK KESENGSARAAN BURUH

Mari kita kulik-kulik betapa mirisnya kesejahteraan para buruh di Indonesia. Mustari dalam Jurnal Supremasi Volume XI Nomor 2, Oktober 2016 mengelompokkan hak ekonomi, sosial, dan budaya berdasarkan pada pernyataan UDHR atau DUHAM:
ADVERTISEMENT
Pasal 23 Ayat 3 “Hak atas pengupahan yang adil dan baik untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat manusia (the right to just and favourable remuneration insuring an existence worthy of human dignity).” Oleh karena itu, tidak jarang pertanyaan dilontarkan kepada pemerintahan. Apakah kebijakan tersebut terwujud? Apakah setiap buruh mendapatkan pengupahan yang adil dan baik untuk menjamin kehidupan yang layak?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kasus yang sudah ada dan hadir di Indonesia. Dikutip dari Kompas, Senin (12/4/2021), para buruh melakukan aksi demonstrasi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat. Para buruh melakukan aksinya untuk menuntut pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) 2021 secara penuh dan tidak dicicil.
ADVERTISEMENT
Para buruh mengkhawatirkan apabila tahun ini THR diberlakukan cicilan seperti tahun lalu, maka banyak perusahaan yang akan menunda kewajibannya. Faktanya, cicilan THR tahun lalu belum diselesaikan oleh perusahaan sampai saat ini. Seperti yang kita ketahui, Hari Raya Lebaran identik dengan berkumpul bersama keluarga, membeli baju baru, dan sekadar memberi angpao kepada anak sanak dan saudara.
Oleh karena itu, bagaimana sebuah perusahaan dan kebijakan suatu pemerintahan tega untuk tidak memberikan THR secara utuh sebagai wujud mengapresiasi keringat setiap buruh dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya.

MENERAPKAN NILAI 5C UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

Oleh karena itu, nilai-nilai 5C (Caring, Credible, Competent, Competitive, Customer Delight) Universitas Multimedia Nusantara dapat dijadikan nilai-nilai baru sebagai pedoman setiap perusahaan atau bahkan pemerintah dalam mengupayakan yang terbaik untuk para buruh di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah sikap caring atau peduli merupakan nilai yang didasarkan pada filosofi Humanisme Transedental untuk berperikemanusiaan berdasarkan keyakinan akan Tuhan Yang Maha Esa. Alangkah lebih baik, apabila setiap keputusan yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan memikirkan mengenai dampak yang akan dihadapi oleh para buruh. Pemerintah dan perusahaan dapat lebih peduli lagi untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh dengan tidak sekadar memikirkan keuntungan pihak tertentu.
Setiap hujan, bumi ini menangis menurunkan air mata lalu nampak jelas pelangi yang menghiasi langit di bumi. Persis seperti perjuanganmu yang tak akan pernah sia-sia. Setiap peluh yang keluar dari tubuhmu, setiap air mata yang terus membasahi pipi, setiap teriakan menyala-nyala bak api yang kau persembahkan untuk keadilan akan berbuah manis dikemudian hari. Selamat Hari Buruh!
ADVERTISEMENT
Penulis: Elora Shaloomita Sianto, mahasiswi semester 2 Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara.