DINAMIKA PEMBELAJARAN DARING DI TENGAH PANDEMI COVID 19

elsydabestari19
Chemistry Education Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
26 Juni 2020 9:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari elsydabestari19 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini sedang marak-maraknya wabah virus coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Coronavirus Diseases 2019 (COVID 19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah di identifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda gejala umum infeksi COVID-19 antara lain: gejala gangguan pernafasan akut seperti deman, batuk, dan sesak nafas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada tanggal 30 januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal 2 maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 16 maret 2020 ada 10 orang yang di nyatakan positif corona (Aji, wahyu. 2020: 56).
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mencegah meluasnya penularan COVID-19 pada warga sekolah khususnya, dan masyrakat luas pada umumnya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan beberapa surat edaran terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan. Ketiga, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat arahan tentang proses belajar dari rumah (Arifa, Fieka N. 2020: 13).
Dengan munculnya pandemik Covid-19 kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar di rumah melalui daring. Pembelajaran daring sendiri merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan pembelajaran daring siswa memiliki keleluasan waktu belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan atau ketersediaan sumber belajar yang variatif.
ADVERTISEMENT
Di beberapa daerah proses pembelajaran dari rumah telah berlangsung sejak 16 Maret 2020 dan diperpanjang dengan mempertimbangkan situasi di masing-masing daerah. Dari sisi sumber daya manusia, pendidik maupun peserta didik ada yang memang sudah siap. Tetapi banyak pula yang terpaksa harus siap menghadapi pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka berubah menjadi sistem belajar jarak jauh secara daring. Bagi sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam kegiatan belajar mengajar tentu tidak banyak menghadapi kendala, tetapi tidak demikian bagi sekolah yang belum pernah melaksanakan pembelajaran jarak jauh sebelumnya, terutama di daerah dengan fasilitas yang terbatas, baik sisi peranti maupun jaringan.
Banyak masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan metode daring diantaranya adalah: 1) Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa. Kondisi guru di Indonesia tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, ini bisa dilihat dari guru-guru yang lahir tahun sebelum 1980-an. Kendala teknologi informasi membatasi mereka dalam menggunakan media daring. Begitu juga dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang belum paham dengan penggunaan teknologi. 2) Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Perangkat pendukung teknologi jelas mahal, banyak di daerah Indonesia yang guru-gurunya pun masih dalam kondisi ekonominya yang mengkhawatirkan. Kesejahteraan guru maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dalam masa pandemi ini. 3) Akses internet yang terbatas. Jaringan internet yang benar-benar masih belum merata di pelosok negeri ini. Tidak semua lembaga pendidikan baik sekolah dasar maupun sekolah menengah atas dapat menikmati internet, jika adapun jaringan internet masih belum mampu mengkover media daring. 4) Kurang siapnya penyediaan anggaran. Anggaran juga termasuk sesuatu yang menghambat pembelajaran secara online, karena aspek kesejahteraan guru dan murid masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan kuota internet untuk memenuhi kebutuhan media daring, maka jelas mereka tidak sanggup membayarnya. Ada dilema dalam pemanfaatan media daring, ketika menteri pendidikan memberikan semangat produktivitas harus melaju, namun disisi lain kecakapan dan kemampuan finansial guru dan siswa belum melaju ke arah yang sama. Negara belum hadir secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan biaya yang dimaksud (Aji, Rizqon. 2020: 397-398).
ADVERTISEMENT
Ada beberapa maafaat dalam kegiatan belajar secara daring yaitu siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru, dosen maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa, dosen maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan sendiri bagi guru, dosen, dan siswa. Dengan adanya kebijakan Work Form Home (WFH), maka mampu memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi siwa, guru maupun dosen. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat guru, dosen dan siswa dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Manfaat lainnya dari pembelajaran secara online dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak di rumah. Hal tersebut akan menimbukan komunikasi lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh guru maupun dosen, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Rizkon. 2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya, 7(5) 397-398.
ADVERTISEMENT
Aji, Wahyu. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1) 56.
Arifia, Fieka N. 2020. Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19. Pusat Penelitian Badang Keahlian DPR RI, 9(7) 13.