Kakek Amir: Masih Bisa Jalan, Malu Jadi Pengemis!

Konten dari Pengguna
7 November 2017 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ema Fitriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa tak ingin masa tuanya dihabiskan dengan bahagia? Tapi kenyataan kadang berjalan tak sesuai rencana. Itu pula yang dialami Amir, kakek 83 tahun yang memilih tetap bekerja meski sudah tua dan renta.
ADVERTISEMENT
Kakek Amir tengah beristirahat saat kumparan (kumparan.com) menghampirinya, Selasa (7/11). Dia duduk di pinggir trotoar di sekitar Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. 
"Saya kerja begini karena niat sendiri. Enggak disuruh anak. Enggak suka aja kalau di rumah enggak ngapa-ngapain," katanya menceritakan alasan mengapa dia memilih jadi pemulung di usianya yang sudah renta.
Amir bercerita, dia menjalani profesinya sebagai pemulung di sekitar Stasiun Tebet sejak 2003 silam. Pilihan ini dia ambil karena tubuhnya sudah tak bisa lagi bekerja berat. 
"Kalau mulung gini kan modalnya hampir enggak ada. Ya, ngandelin tenaga aja. Tapi enggak berat kayak nyangkul," ujarnya. 
Saat ditanya, mengapa Amir tak tergoda untuk menjadi pengemis tua yang hanya menyodorkan tangan atau wadah mangkok kecil ke orang-orang yang lewat, kakek yang tinggal di Bogor ini mengaku malu. 
ADVERTISEMENT
"Kalau soal ngemis, saya mah malu. Kita masih bisa usaha gini, masih bisa jalan. Ya kita kerja cari uang saja," ucapnya sambil sesekali merapikan botol bekas di karungnya.
Di Jakarta itu, lanjut dia, asalkan mau rajin kerja pasti bisa buat makan. "Kuncinya satu, rajin dan enggak panjang tangan," katanya.
Amir sendiri mengaku setiap harinya mendapatkan uang dari hasil memulung botol-botol plastik bekas. Uang itu digunakan untuk kebutuhan sehari-harinya di Bogor.
"Ya sehari paling dikit dapat Rp 20.000. Kalau lagi banyak, pernah Rp 50.000 sehari. Lumayanlah, bisa bagi buat cucu di rumah," tuturnya. 
Amir berharap selama dirinya masih kuat berjalan, dia tetap menjalankan profesi ini karena dianggapnya paling mudah dia lakukan meski harus bolak-balik Bogor-Jakarta. Katanya, meskipun raganya sudah tak sanggup jalan, dia tak ingin meminta-minta di jalan.
ADVERTISEMENT