Ilmuwan Temukan Satu Enzim di Otak Penyebab Alzheimer

Konten Media Partner
21 Februari 2018 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang tua sakit Alzheimer. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Orang tua sakit Alzheimer. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah eksperimen berhasil menyembuhkan penyakit Alzheimer pada tikus dengan mengurangi kadar satu enzim pada otak hewan. Hasil eksperimen memperkuat teori bahwa plak amyloid adalah akar dari penyakit otak yang misterius ini, serta menunjukkan bahwa dengan mengatasi plak tersebut dapat menjadi obatnya.
ADVERTISEMENT
Plak amyloid sebagai ciri khas penyakit Alzheimer
Lebih detailnya, hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Medicine ini menemukan bahwa mengurangi kadar enzim BACE1 pada tikus percobaan seiring bertambahnya usia mereka, mampu mencegah atau mengobati pembentukan plak amyloid di otak. Plak amyloid ini merupakan tanda ciri penyakit Alzheimer.
Plak amyloid, terbentuk ketika serangkaian protein berkumpul di otak, ditemukan dalam jumlah besar pada pasien penderita Alzheimer. Sedangkan BACE1 adalah protein yang secara alamiah terbentuk di otak dan membantu produksi peptida beta-amyloid, protein yang juga berperan dalam pembentukan plak.
Enzim BACE1 sebagai kunci pengobatan
Berdasarkan lansiran Newsweek, para ilmuwan di Cleveland Clinic berteori bahwa mengurangi BACE1 di otak dapat berefek pada berkurangnya plak yang sudah terbentuk. Dalam percobaan mereka, dilakukan pemeriksaan pada tikus yang dikembangbiakkan dengan penyakit Alzheimer, dan secara bertahap memproduksi sedikit enzim BACE1 seiring bertambahnya usia.
ADVERTISEMENT
Berkurangnya enzim terjadi lewat pengangkatan gen yang krusial. Pada tikus-tikus percobaan tersebut, seharusnya muncul tanda penyakit Alzheimer, tetapi tanpa adanya enzim BACE1, sama sekali tidak terlihat plak. Mereka tumbuh dan berkembang dengan sehat dan baik sampai ke usia tua.
Para periset mengamati bahwa mengurangi BACE1 tidak hanya mencegah Alzheimer pada tikus, tapi juga penyakit pada hewan-hewan yang sudah menunjukkan gejala.
Sebuah kemajuan besar dalam riset pada penyakit Alzheimer
Dr. Richard Isaacson, direktur Alzheimer’s Prevention Clinic mengatakan kepada Newsweek pada Kamis (15/2), bahwa hasil penelitian ini sangat menjanjikan dan sebagai bukti lebih jauh bahwa menghambat pembentukan BACE1 dapat menjadi pengobatan Alzheimer yang efektif. Namun, ia juga memperingatkan bahwa terlalu dini untuk merayakan penemuan baru ini. Bagaimanapun tikus sangat berbeda dengan manusia.
ADVERTISEMENT
“Di sisi lain, 99 persen dari semua pengobatan klinis (untuk penyakit Alzheimer) telah gagal, dan kami tidak tahu mengapa,” kata Isaacson, yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru ini. “Mungkin amyloid bukan target yang tepat.”
Lebih jauh lagi, kalaupun amyloid bukan lah penyebabnya, Isaacson menganggap masih ada minimal lima sampai tujuh tahun untuk tahu apakah pendekatan yang sama juga berlaku untuk manusia.
Namun, Dr. Daniel Franc, ahli neurologi dari Providence Saint John’s Health Center mengatakan terlepas dari apakah penemuan ini dapat bermanfaat juga bagi manusia, tetap saja hasil yang ditemukan sangat lah penting.
“Saya akan mengatakan bahwa ini adalah penemuan tambahan. Bukan sebuah revolusi, tetapi ini menambah dukungan untuk pendekatan-pendekatan terbaru yang sedang berjalan,” kata Franc, yang juga menambahkan bahwa hasil riset telah memberinya harapan akan adanya pengobatan layak untuk Alzheimer.
ADVERTISEMENT