Melihat Pesona Maputo, 'Kota Mediterania' di Afrika

Endy Kami
Diplomat di Kemenlu RI
Konten dari Pengguna
22 Juli 2019 12:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Endy Kami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian besar orang belum pernah mendengar Kota Maputo. Bali, Paris, atau New York pasti terdengar lebih akrab. Namun bagi mereka pencinta hal-hal baru, Maputo bisa menjadi salah satu pilihan untuk berwisata.
ADVERTISEMENT
Apa itu Maputo dan di mana letaknya? Maputo adalah ibu kota negara Mozambik yang terletak di benua Afrika bagian selatan. Terletak di tepi pantai dan terkenal dengan hasil lautnya, Maputo dipengaruhi budaya Portugis yang kental. Bahasa yang digunakan masyarakatnya pun bahasa Portugis.
Dengan arsitektur bergaya Mediterania, Maputo jadi salah satu kota paling menarik di Afrika. Wisatawan dapat menikmati berbagai pilihan hotel, restoran, supermarket, kafe, dengan pemandangan pantai yang indah.
Pantai di Maputo. Foto: Unsplash
Pantai di Maputo jadi salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi. Pantai berpasir putih dengan sinar matahari yang hangat itu kerap jadi incaran para wisatawan. Sembari menikmati suasana pantai, wisatawan dapat melakukan olahraga air seperti jet ski, selancar, snorkeling, paralayang, menyelam, memancing, dan masih banyak lagi.
Olahraga jet ski di Pantai Maputo
Kehidupan malam di Maputo pun tak kalah menyenangkan. Banyak bar dan klub malam yang siap menghibur wisatawan. Beragam minuman, koktail, dalam suasana tematik diiringi live music, akan semakin membuat pengunjung betah.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini, wisatawan dapat berinteraksi dengan penduduk setempat atau wisatawan lainnya. Wisatawan yang mengunjungi Maputo kebanyakan berasal dari Portugal, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Thailand, Vietnam, Korea, dan Jepang.
Kehidupan malam di Maputo. Foto: Unsplash
Selain pantai dan hiburan malam, wisatawan juga dapat mengunjungi beberapa bangunan bersejarah. Ada Fortress of Maputo, Maputo Railway Station, Independence Square Maputo City Hall, Samora Machel Statue, Museum of Natural History, Vila Algarve, Hotel Polana, dan Tunduru Gardens.
Bangunan-bangunan tersebut merupakan peninggalan masa kolonial, kemegahannya memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Bangunan bersejarah di Maputo. Foto: Unsplash
Maputo beriklim subtropis dengan empat musim. Sayangnya, di sana tidak ada salju. Musim panas yang jatuh pada bulan Desember-Maret adalah waktu yang direkomendasikan untuk berkunjung ke Maputo.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara sampai ke Maputo? Ada beberapa rute pesawat alternatif yang bisa jadi pertimbangan. Pilihan pertama melalui Singapura menuju Johanesberg, Afrika Selatan, kemudian ke Maputo. Pilihan kedua melalui Doha, Qatar; atau pilihan ketiga melalui Dubai, Uni Emirat Arab. Biayanya pun tidak terlalu mahal. Kurang lebih hanya USD 700 atau senilai Rp 9.765.000.
Bagaimana, tertarik liburan ke Maputo? Yuk!