Diskriminasi Perempuan di Afghanistan

Engracia Quinly
Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
11 April 2024 10:17 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Engracia Quinly tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Get this image on: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Get this image on: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa itu Kesetaraan Gender?
Kesetaraan gender (gender equality) merupakan konsep yang dikembangkan dan mengacu kepada dua instrumen internasional yang mendasar dalam hal ini yakni deklarasi universal hak asasi manusia serta penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, yang dimana terdapat istilah hak yang sama untuk laki laki dan perempuan serta kesetaraan hak laki laki dan perempuan. Konsep ini merujuk pada situasi dimana tidak ada individu yang ditolak aksesnya atas hak-nya atau hak-nya dirampas dari mereka karena jenis kelamin. Kesetaraan gender menjadi isu global bagi seluruh negara karena berbicara mengenai hak individu antara perempuan dan laki laki.
ADVERTISEMENT
Mengapa kesetaraan gender menjadi isu yang sangat penting bagi suatu negara karena dengan adanya kesetaraan gender memperkuat suatu negara untuk berkembang serta berkurangnya kemiskinan, serta ancaman. Tetapi sampai saat ini banyak sekali negara yang kesulitan akan tercapainya kesetaraan gender contoh studi kasus adalah negara Afghanistan.
Organisasi Yang Terlibat & Program Yang Dilakukan WFWI
Afghanistan masuk sebagai negara paling berbahaya khususnya bagi kaum perempuan dikarenakan banyaknya terjadi penderitaan akibat diskriminasi yang membuat negara itu mengalami krisis kemanusiaan dan tentunya perempuan merupakan korban yang mendominasi didalamnya. Keterbatasan akses publik yang diberlakukan pada kaum perempuan di Afghanistan seperti pendidikan, kesehatan, dan juga kekerasan dalam hal pembunuhan, pemerkosaan, perdagangan perempuan, dan penyiksaan menyebabkan para kaum perempuan di negara tersebut mengalami diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Disisi lain tepatnya pada aspek kesehatan, menurut data dari United Nations pada tahun 2018 Afghanistan terdaftar sebagai negara dengan kematian ibu tertinggi tiap tahunnya yang mencapai lebih dari 15.000 wanita di Afghanistan meninggal dunia saat melahirkan. Disamping itu, menurut UNESCO bahwa hanya beberapa persen perempuan di Afghanistan yang paham membaca dan menulis (World Bank, 2018). Dengan rendahnya tingkat pendidikan bagi kaum perempuan di Afghanistan yang diperkirakan hanya 17% tersebut, menyebabkan hampir 80% anak-anak perempuan di Afghanistan tidak memperoleh hak mereka untuk mengenyam pendidikan. Selanjutnya pada aspek ekonomi, World Bank pada tahun 2001 pernah mengeluarkan pernyataan bahwa terdapat 1,7% perempuan Afghanistan tidak memiliki pekerjaan, namun angka tersebut kemudian naik drastis menjadi 12,9% pada tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, UN WOMEN merupakan entitas PBB yang didirikan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. UN WOMEN sudah cukup banyak melakukan berbagai macam program untuk mendukung para perempuan-perempuan di Afghanistan dengan memberikan pelatihan keterampilan teknis salah satunya seperti merajut, menjahit, atau membuat semacam kerajinan tangan lainnya. UN WOMEN juga memberikan semacam pelatihan dalam bidang mengelola keuangan, manajemen bisnis, serta kewirausahaan, hal tersebut diharapkan dapar meningkatkan peluang mereka di pasar dengan memulai usaha mikro agar dapat meningkatkan kemandirian mereka dalam hal ekonomi. Selain itu, UN WOMEN juga menyediakan pelatihan digital yang dapat membantu para perempuan disana dalam hal mengoperasikan teknologi digital. Yang bertujuan untuk memberikan kepada para perempuan disana akses terhadap dunia digital. Setelah memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan seperti, keterampilan ekonomi, teknis, dan digital, tidak lupa UN WOMEN juga mengajak para perempuan di Afghanistan untuk melatih diri mereka dalam bidang kepemimpinan, pengembangan diri, dan advokasi. Mereka berharap dengan dilakukanya program pelatiham ini dapat memperkuat kemampuan para perempuan di Afghanistan untuk berperan aktif dalam bermasyakarat yang bisa membawa dampak perubahan yang positif nantinya.
ADVERTISEMENT
Faktor apa saja yang menyebabkan diskriminasi gender di Afghanistan
Terjadinya diskriminasi gender di Afghanistan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah budaya patriarki dan tradisi yang kuat, dimana mengutamakan peran gender dalam kondisi apapun. Misalnya, perempuan sering kali didorong untuk mematuhi peran sebagai ibu dan istri, sementara laki-laki diharapkan untuk menjadi tulang punggung keluarga dan pemimpin.
Faktor sejarah juga menyebabkan timbulnya diskriminasi gender di Afghanistan. Sejarah negara ini membentuk norma dan budaya yang membatasi peran dan hak perempuan. Contoh paling kuat adalah terjadinya tradisi patriarki yang sudah lama ada di masyarakat Afghanistan bisa mempengaruhi perlakuan dan kesempatan yang diberikan kepada perempuan.
Faktor agama juga dapat berperan dalam terjadinya diskriminasi gender di Afghanistan. Beberapa interpretasi agama dan tradisi budaya di negara tersebut dapat membatasi hak dan kesempatan perempuan. Misalnya, ada praktik-praktik yang berdasarkan penafsiran agama tertentu yang dapat membatasi akses perempuan terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan bergerak.
ADVERTISEMENT
Faktor sosial memiliki peranan yang penting dalam diskriminasi gender. Terbatasnya akses pendidikan dan kesempatan kerja bagi perempuan bisa membatasi kemajuan mereka di masyarakat. Selain itu, norma sosial yang mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan juga dapat membatasi kebebasan perempuan dalam berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan publik.
Faktor ekonomi juga memiliki dampak yang signifikan dalam terjadinya diskriminasi gender. Ketidakseimbangan ekonomi antara pria dan wanita dapat menyebabkan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan peluang ekonomi. Hal ini dapat memperkuat ketimpangan gender dan membatasi kemampuan perempuan untuk mandiri secara finansial.
Terakhir, faktor politik juga memainkan peran penting dalam diskriminasi gender di Afghanistan. Konflik dan ketidakstabilan politik dapat memperburuk kondisi perempuan dan membatasi kemajuan mereka dalam mencapai kesetaraan gender
ADVERTISEMENT
Dampak yang ditimbulkan dari ketimpangan gender di Afghanistan
Di tengah krisis kemanusiaan Afghanistan, perempuan merupakan korban utama dari diskriminasi yang terjadi di Afghanistan. Sebagian besar perempuan Afghanistan tidak memiliki akses yang mudah dan sangat terbatas untuk menjangkau layanan kesehatan, sekolah, serta kesempatan bekerja. Perempuan di Afghanistan juga mengalami kekerasan seperti pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, dan perdagangan perempuan. Semua kekerasan ini membuat mereka terdiskriminasi dan tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup mereka. Dampak kumulatif terhadap anak perempuan dan perempuan di Afghanistan adalah terhapusnya dari kehidupan publik sebagai akibat dari diskriminasi berkelanjutan terhadap mereka. Ini tidak hanya menghalangi mereka dari menikmati hak-hak dasar dan kebebasan mereka, tetapi juga menghalangi mereka dari melakukan aktivitas atau kegiatan di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Anak perempuan Afghanistan juga tidak menerima pendidikan tinggi, sehingga hanya mendapatkan pendidikan di tingkat dasar. Jika tidak ada anak perempuan yang berpendidikan tinggi, tidak akan ada dokter, guru, pengacara, dan profesi lainnya. Akibatnya, kemampuan mereka untuk hidup secara mandiri pada saat ini dan di masa mendatang telah berkurang, yang dapat berdampak pada generasi berikutnya.
Afghanistan juga melarang perempuan bekerja di organisasi internasional, termasuk PBB, yang berdampak negatif pada kemampuan PBB dan organisasi lain untuk menyediakan layanan penting bagi masyarakat. Selain itu, pemberhentian perempuan dari jabatan publik di Afghanistan berdampak negatif pada kapasitas perempuan dan anak perempuan untuk didengar dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Afghanistan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010, PBB menciptakan terobosan baru dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dengan dibentuknya Organisasi PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan Perempuan. UN Women adalah badan PBB yang fokus pada kesetaraan gender dan pemberdayaan Perempuan.
UN Women menjadi sebuah kekuatan bagi perempuan di Afghanistan untuk membantu penanggulangan diskriminasi melalui upaya-upaya secara langsung.
Sejak tahun 2014 hingga 2016, UN Women melaksanakan sejumlah program untuk memberdayakan perempuan dia Afghanistan. Sebagai langkah proaktif terhadap hak-hak perempuan, UN Women mendukung gerakan perempuan di bidang politik, berpartisipasi aktif dengan mengikuti pemilu, dan memberikan kesempatan perempuan untuk berpartisipasi langsung dalam pemerintahan.
Perempuan Afghanistan mengalami sejumlah besar kekerasan di dalam rumah tangga. UN Women berkomitmen untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses terhadap layanan yang penting seperti keselamatan, tanggapan terhadap kekerasan perempuan dan anak. Maka dari itu, UN Women terus bekerja sama dengan berbagai institusi untuk memastikan bahwa kekerasan terhadap perempuan tidak terus menerus terjadi.
ADVERTISEMENT
Penulis : Engracia Quinly Hedvica, Michelle Gwyneth Ourellia Simbolon, Shane Lora Sineri, Nikita Amelia, Hanayanti Octavia Alam.