Aripin, Pahlawan Kaum Terpinggirkan

Enny Ratnawati
Blogger yang masih terus belajar..
Konten dari Pengguna
29 November 2022 9:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Enny Ratnawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kegiatan rumah kreatif pintar (foto: radar banjarmasin)
zoom-in-whitePerbesar
kegiatan rumah kreatif pintar (foto: radar banjarmasin)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“ Ulun masih ada kegiatan di Jakarta. Habis ini ke Palangkara 5 hari, ,balik lagi ke Jakarta, “ ujar Muhammad Aripin (35), ketua yayasan Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin ketika di hubungi lewat WA. Ulun artinya saya, dalam bahasa Banjar
ADVERTISEMENT
Tidak susah menemukan sosok Aripin, penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2016.
No handphone-nya dengan mudah ditemukan di Instagram (IG) Rumah Kreatif Pintar, sebuah rumah yang dia dedikasikan untuk pemberdayaan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak jalanan hingga kaum difabel untuk dilatih dan berkarya membuat berbagai macam kerajinan tangan.
Kegiatan yang cukup padat saat ini sebenarnya buah manis dari perjalanan panjang hidupnya hingga mampu membuat Rumah Kreatif dan Pintar.
“Pura-pura sibuk,” ujarnya menjawab pesan WA selanjutnya. Tentu saja ini merendah saja. Faktanya kegiatan Aripin saat ini memang sangat padat.
Aripin diantara hasil karyanya (foto : media indonesia)
Aripin kecil memang terlahir bukan dari keluarga berada. Dengan ayah seorang tukang becak dan pemulung sampah botol plastik dan ibu, seorang pengupas bawang, Aripin sempat membayangkan masa depannya tak akan cemerlang.
ADVERTISEMENT
Namun Aripin kecil tak pernah putus asa. Di usia belasan pun Arifin sudah bisa menghidupi dirinya sendiri. Dia ikut membantu orang tua mengumpulkan sampah botol plastik, yang kemudian dipilah dan dijual untuk menghidupi kesehariannya.
Perjalanan pendidikannya walau berliku namun menuai hasil manis. Aripin mampu menyelesaikan Studi D3 Politeknik Banjarmasin Dan S-1 Universitas Muhammadiyah Malang.
Kelahiran Banjarmasin 27 Februari 1987, sempat meniti karir sebagai guru honorer di sebuah SMKN di Banjarmasin. Namun, dia tahu ini bukan bidang yang dia ingin lanjutkan di masa depannya. Aripin memutuskan resign.
Apalagi saat itu dia mendapat teguran dari sang ibu karena kesibukannya yang sudah terlihat berlebihan.
“ Berapa gaji sampai pulang malam?, “ tegur sang ibu. Setelah mendapat jawaban dari Aripin, sang ibu menyarankan untuk membuat usaha sendiri saja. Apalagi nanti manfaatnya bisa membuka lapangan kerja
ADVERTISEMENT
Mendirikan Rumah Kreatif dan Pintar
Sebelum membuat usaha serius, Aripin masih sempat menjadi pengamen di car free day, yang ada di Banjarmasin. Disitulah dia mengumpulkan uang buat bekal usahanya.
Akhirnya, bermodalkan 10 juta rupiah di 2014, Aripin membuka lembaran baru hidupnya. Berawal dari sebuah ruangan kecil di rumahnya Arifin membuka usaha yang diberinya nama Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar (YRKP).
Awal berdiri belum berbentuk yayasan, masih sebuh komunitas. Dia melihat kondisi anak-anak di sekitar yang tidak bisa sekolah dan kekurangan biaya. Dia pun beinisiatif membangun Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang menampung para remaja dan pemuda yang terhambat pendidikannya.
Ada beberapa usaha yang dibuatnya. Misalnya di bidang tekhnik. Aripin bersama beberapa orang mengerjakan pembuatan garasi, teralis, tangga ,kanopi dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian juga ada bidang kerajinan. Disini barang bekas disulapl jadi kerajinan. Mungkin tak pernah terbayang oleh kita, drum bekas pun bisa jadi sofa ditangan Aripin atau sendok plastik jadi lampu hias. Koran bekaspun bisa jadi tas belanja menarik. “Apalagi di Banjarmasin, kantong plastik sudah tak digunakan di supermarket,” ujarnya dalam sebuah kesempatan.
YRKP sukses mendidik sejumlah ibu rumah tangga, anak panti asuhan, lansia, penyandang cacat dan kaum marginal lainnya. Mereka dilatih menjadi profesional dalam mengolah dan memproduksi kerajinan tangan. Seperti kain sasirangan, anyaman purun, dan sejumlah produk tekstil lain.
Memberdayakan Banyak Kalangan
Ibu Noor Hasanah (43), salah satu ketua kelompok ibu rumah tangga menjahit, mempunyai anggota 10 orang. Namun hanya 7 orang saja yang aktif ikut kegiatan menjahit kain sasirangan khas Banjar.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui keahliannya menjahit, oleh yayasan diberikan pelatihan lagi sehingga mampu membuat beberapa kerajinan mulai shopping bag hingga menjahit baju sasirangan.
Bersama 7 anggota lainnya mereka mengerjakan baju sasirangan hingga masker kain sasirangan. Dalam satu bulan di masa pandemi saja bisa diperoleh penghasilan hingga Rp 27 juta. Kemudian dibagikan kepada para anggotanya.
Ibu Noor sangat berterima kasih kepada pihak YRKP karena bisa membantu ekonomi keluarganya dan membiayai kedua anaknya. Apalagi di masa pandemi suaminya terkena PHK.
Pemberdayaan banyak kalangan, yang termarjinalkan, memang menjadi salah satu tujuan pendirian YRKP.
Ibu Noer dan kelompoknya tentu bukan satu-satunya yang sudah diberdayakan oleh YRKP. Hingga kini tercatat ada 3000 an lebih orang yang sudah diberdayakan YRKP. Tentu saja kedepannya, Aripin berencana akan makin banyak kemanfaatan yang bisa ditebar ke banyak kalangan.
ADVERTISEMENT
Terus Menebar Manfaat
Banyaknya binaan, menurut Aripin bukan menjadi indikator sebuah kesuksesannya. Sukses akhirnya diukur dari seberapa banyak binaannya yang sudah mandiri. Aripin selalau menyebut semua kegiatannya sebagai kegiatan “ pura-pura sibuk”
“ Yang penting tidak ada saling berkepentingan, tidak ada saling intimidasi ,karena yang kita kenal hanyalah kolaborasi dan berbagi manfaat, semangat mendukung kemajuan masyarakat, semangat terus tetap berkarya,semangat berbagi manfaat, “ ujarnya dalam satu caption di Instagram @rumahkreatifdanpintar74
Kolaborasi memang kunci kemajuan. Aripin tentu masih akan terus memberi manfaat, bukan hanya bagi masyarakat Kalimantan Selatan tapi juga bagi Indonesia. #