UMKM Dalam Menghadapi Tantangan Resesi Ekonomi 2023

Epa Apnan Purnamasari
Mahasiswa Prodi Akuntansi Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
Konten dari Pengguna
30 Desember 2022 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Epa Apnan Purnamasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perputaran uang (sumber: https://pixabay.com/id/photos/roda-gigi-euro-mata-uang-dolar-384744/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perputaran uang (sumber: https://pixabay.com/id/photos/roda-gigi-euro-mata-uang-dolar-384744/)
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah kita ketahui resesi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana perputaran ekonomi suatu negara lambat atau memburuk. Perlambatan perputaran ekonomi ini bisa berlangsung cukup lama, bahkan bertahun-tahun, jika pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melambat selama dua kuartal dan tetap stabil. Produk domestik bruto sendiri dapat diartikan sebagai kinerja ekonomi suatu negara selama periode waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
Sehingga ketika suatu negara mengalami penurunan kegiatan ekonomi secara terus menerus selama dua periode, maka dapat dikatakan negara tersebut sedang mengalami resesi. Sementara itu, Biro Riset Ekonomi Nasional AS (NBER) mendefinisikan resesi sebagai situasi di mana kinerja ekonomi suatu negara dalam hal PDB, pendapatan, tingkat pengangguran, produksi industri, penjualan grosir dan eceran menurun secara signifikan selama beberapa bulan.
Dampak resesi terhadap usaha mikro kecil menengah secara umum adalah sebagai berikut:
1. Harga Produksi Naik
Resesi mempengaruhi kenaikan harga produksi perusahaan. Kenaikan harga produksi dapat melemahkan ketahanan usaha kecil dan menengah yang bermodal kecil. Kenaikan harga produksi bisa untuk beberapa bulan atau untuk periode tertentu.
ADVERTISEMENT
2. Produk Yang Sulit Dijual
Dampak lain dari resesi adalah turunnya penjualan produk usaha mikro kecil menengah. Hal tersebut disebabkan banyak hal, termasuk turunnya daya beli masyarakat. Penurunan itu karena pasar ingin menghemat uang dan menjauhi aktivitas konsumsi untuk sementara waktu.
3. Jumlah Karyawan Mengalami Penurunan
Seiring kenaikan biaya produksi dan produk pun mulai sulit dijual, salah satu strategi untuk menekan biaya operasional adalah memberhentikan karyawan. Beberapa UKM harus memilih opsi ini agar bisnis mereka tetap berjalan.
4. Arus Kas Yang Tidak Stabil
Arus kas usaha mikro kecil menengah menjadi tidak stabil. Pengeluaran bisa lebih tinggi dari pendapatan, membuat arus kas tidak sehat. Hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara, mulai dari menurunkan kualitas produk hingga menaikkan harga produk hingga menekan biaya operasional dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Oke inilah cara untuk menghadapi resesi bagi usaha mikro kecil menengah, memiliki peran penting dalam menopang perekonomian negara. Oleh karena itu, pemerintah terus mendukung keberlangsungan UKM dengan membayar berbagai subsidi. Sedangkan bagi pemilik usaha mikro kecil menengah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Kelola Keuangan Anda Dengan Baik
Pemilik UKM harus mampu mengelola keuangannya dengan baik dan cermat agar terhindar dari kebangkrutan.
2. Manfaat Dari Akses Pemerintah Ke Modal
Seperti disebutkan sebelumnya, pemerintah menjaga keberlangsungan UKM dengan memberikan akses permodalan melalui perbankan. Program ini tidak dapat berjalan tanpa kesadaran pemilik usaha mikro kecil menengah itu sendiri. Para pelaku usaha diharapkan dapat menggunakan modal negara sebagai pendongkrak usaha mikro kecil menengah selanjutnya.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan Teknologi dalam Pemasaran
Hingga saat ini masih banyak UKM yang belum memanfaatkan teknologi dengan baik, khususnya teknologi jaringan internet. UKM harus bisa memasarkan produk di media sosial agar jangkauan lebih luas dan rekor penjualannya tetap bagus.
4. Hindari Hutang Buruk
Pemilik usaha mikro kecil menengah enggan terjerumus ke dalam kredit macet. Sebaliknya, hutang produktif bisa menjadi peluang bagi UKM untuk bertahan di tengah resesi. Hutang produksi, misalnya hutang modal untuk pembelian mesin-mesin produksi. Mungkin juga karena penguatan tim pemasaran digital. Pada saat yang sama, kredit macet seperti membeli mobil gaya hidup atau barang elektronik seperti handphone dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT