Persib dan candu yang menyiksa

Erik Fajar Susandi
Memiliki Hobi dan ketertarikan terhadap sepakbola dalam dan luar negri.
Konten dari Pengguna
19 Agustus 2019 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erik Fajar Susandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dari Twitter @LalajoPersib
zoom-in-whitePerbesar
Foto dari Twitter @LalajoPersib
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Candu adalah sesuatu yang menjadi kegemaran. Ya bagi Bobotoh dan sebagian besar warga Jawa Barat Persib telah menjadi candu yang diwariskan secara turun temurun. Namun untuk musim ini bisa dibilang candu itu begitu sangat menyakitkan, bagaimana tidak hingga pekan 15 Shopee Liga 1 persib justru menjadi club pesakitan dengan hanya meraih 3 kemenangan 6 hasil imbang dan 6 kekalahan. Ironisnya justru Persib sudah dua kali mengalami pembantaian pada pertandingan away masing masing kalah 4-0 oleh Persebaya dan 5 - 1 oleh Arema hal yang tentunya sangat tidak pantas di dapat oleh club sekelas Persib. Hal ini membuat sebagian besar Bobotoh merasa kecewa karena bisa dibilang Persib bermain dengan sangat buruk baik dalam pertandingan kandang ataupun tandang.
ADVERTISEMENT
Untuk tim sebesar persib yang memilik masa supporter fanatik yang sangat tinggi tentunya menang saja tidaklah cukup, tim juga dituntut untuk selalu tampil menghibur dan enak ditonton. Untuk saat ini mungkin sebagian besar Bobotoh merasa permainan Persib sangat sangat jauh dari kata menghibur, jika melihat performa tim sampai pertandingan ke 15 ini jangankan untuk menghibur penonton bahkan hanya untuk menang pun rasanya begitu sulit. Seperti pada pertandingan melawan Borneo FC dimana pada babak pertama persib bermain dengan sangat sempurna dengan ungguk 2-0 dan mungkin salah satu babak pertama terbaik musim ini, namun yang terjadi pada babak kedua justru sebaliknya, seperti yang kita ketahui Borneo mampu menyamakan kedudukan, dan yang teranyar Persib harus mengakui keungulan Psm Makasar dengan skor 3-1. Hasil ini membuat rekor buruk persib yang tidak pernah menang dalam enam pertandingan berturut turut pun terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
Kondis ini membuat Para pemain Persib pun langsung mendapatkan keritikan tajam dari sebagian besar Bobotoh, hal ini dapat dilihat dari kolom kolom komentar sosial media para pemain yang banyak disi cacian atas performa buruk tim. Budaya sepeti ini sebetulnya bukan hal baru, bahkan sebelum adanya sosial media jika Persib bermain buruk maka dapat di pastikan seluruh media massa yang ada di Jawa barat menjadikan Persib sebagai headline. Bahkan pelatih sekelas Arcan Lurie pun pernah merasakan tekanan hingga harus masuk rumah sakit karena stres mengahadapi kritik yang begitu tajam dan bertubi-tubi dari Bobotoh. Contoh sempurna lainnya adalah Miljan Radovic yang mungkin tau rasanya dimana ketika berkarir sebagai pemain begitu di puja puja, namun ketika menjadi pelatih dan tim menunjukan perfoma yang sangat buruk secara cepat Radovic mendapatkan hujatan baik secara verbal ataupun kontak fisik secara langusng (seperti pada pertandungan ke 2 fase grup piala presiden). Hal ini membuktikan sebegitu besarnya fanatisme warga Bandung dan umumnya Jawa barat kepada Persib.
ADVERTISEMENT
Bahkan beberapa hari lalu pun beberapa elmen bobotoh mengelar aksi dengan cara melakukan aksi protes secara langsung kepada manajemen Persib guna menyikapi hasil minor yang didaptkan oleh tim. Sebenarnya aksi aksi semacam ini bukan hal yang baru dilakukan oleh Bobotoh, yang paling dekat mungkin pada tahun 2017, dimana pada saat itu skuad Persib yang bertabur bintang dan digadang gadang akan dengan mudah merengkuh gelar juara liga tahun 2017 namun yang terjadi justru sebaliknya dimana tim Golden Era justru harus dengan susah payah lolos dari degradasi.
Jika kita mundur lagi lebih jauh pada zaman awal Liga Indonesia digulirkan saat Persib kalah atau bermain buruk dikandang, bukan tidak mungkin pemain pemain akan mendapatkan cacian, dilempari botol air mineral dan bahkan diludahi begitu akan memasuki ruang ganti pemain seketika pertandingan berakhir. Bahkan salah satu pelatih legendaris Persib Indra Tohir pernah dilempari rumahnya oleh beberap oknum Bobotoh yang kecewa dengan performa buruk Persib.
ADVERTISEMENT
Kritik kritik seperti ini bukan berarti Bobotoh hanya mensupport Persib hanya saat menang saja dan ketika kalah malah dicaci sedemikian hina, justru sebenarnya sebaliknya. Hal seperti ini yang memperlihatkan bahwa masa dan fans fanatik Persib sangatlah besar, karena bentuk bentuk kritik yang dilakukan secara beragam ini sebenarnya untuk menjaga kebesaran persib tetap terjaga. Mungkin istilah yang tepat digunakan adalah “ Pemain untuk Persib hingga kontrak berakhir, namun Bobotoh akan selalu ada untuk Persib”.
Namun persib tetap lah Persib menang atupun kalah Rating tv tetap yang tertinggi, tiket akan selalu dibeli, aktivitas pembicaraan di sosmed tetap tinggi dan bahkan nyaris selalu tranding di setiap pertandingan. Patut ditunggu langkah langkah yang akan diambil oleh Robert Rene Albert dan manajemen di jeda putaran kedua liga. Ada istilah yang pernah dikeluarkan oleh salah satu legenda persib Ajat Sudrajat yaitu "Persib besar karena cacian, pujian adalah racun". Kalau bukan karena kecintaan mungkin sudah kami tinggalkan, namun saat ini rasanya candu ini sangat menyakitkan.
ADVERTISEMENT