Menelisik Hubungan antara COVID-19 dengan Ancaman Perubahan Iklim di Masa Depan

Erina Prastyani
SainsAsyikFGMI
Konten dari Pengguna
20 Maret 2020 20:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Erina Prastyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merebaknya kasus COVID-19 di berbagai negara membuat masyarakat dunia harus tetap tinggal di rumah dan menjalani social distancing. Diberlakukannya social distancing ini tidak hanya mampu menekan jumlah pasien yang terpapar novel coronavirus, tetapi juga berdampak terhadap efek perubahan iklim global. Bagaimana bisa?
Ilustrasi: COVID-19 (Sumber: pixabay.com)

Dampak adanya COVID-19 terhadap perubahan iklim global

ADVERTISEMENT
Sejak diberlakukannya social distancing, masyarakat diminta untuk melakukan aktivitas di rumah saja, baik itu belajar maupun bekerja dari rumah dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Dilansir dari CNN, hal ini berdampak positif terhadap penurunan emisi karbondioksida ke atmosfer bumi sebesar 25% terhitung sejak 3 Februari lalu hingga 1 Maret 2020. Faktor utama yang berperan dalam mengurangi emisi salah satu gas rumah kaca ini adalah berkurangnya atau bahkan berhentinya aktivitas transportasi dan industri yang terjadi di sebagian negara yang menjadi pandemi coronavirus ini. China, sebagai negara pertama ditemukannya kasus COVID-19 masih memberlakukan lockdown di salah satu provinsinya, Hubei, hingga tulisan ini dibuat.
Selama diterapkannya lockdown tersebut, sekolah dan kampus diliburkan, kendaraan-kendaraan pribadi dilarang digunakan, kantor serta pabrik-pabrik juga dihentikan sementara. Hal ini tentunya sempat menghentikan roda perekonomian di negara tersebut, apalagi China dikenal sebagai salah satu negara industri terbesar di dunia. Berhentinya aktivitas industri di kota Wuhan, provinsi Hubei ternyata membuat tingkat polusi udara kian berkurang dan melahirkan kualitas udara yang semakin membaik. Membaiknya kualitas udara tersebut tidak hanya dirasakan di kota Wuhan, namun di seluruh daerah bagian China.
ADVERTISEMENT
Selain lockdown dan masyarakat diimbau untuk melakukan social distancing, beberapa negara di dunia juga sudah melarang perjalanan udara ke dan dari beberapa tempat untuk mengantisipasi tidak terkontrolnya persebaran COVID-19. Secara langsung, hal ini membuat bisnis penerbangan di dunia terancam bangkrut. Namun di sisi lain, hal ini baik untuk menekan jumlah emisi senyawa-senyawa berbahaya yang semakin mengancam terjadinya perubahan iklim global di bumi.
Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), emisi karbon yang dihasilkan melalui bisnis penerbangan sendiri telah berkontribusi sekitar 3% terhadap total emisi gas yang mengancam atmosfer bumi. Sehingga, meskipun keberadaan COVID-19 mengancam jiwa manusia, ia juga sebenarnya membantu memulihkan bumi dari ancaman perubahan iklim dunia menjadi lebih baik walaupun hanya sementara.
Ilustrasi: Aksi massa mengenai perubahan iklim global (Sumber: needpix.com)

Ancaman perubahan iklim di masa depan

Apakah itu berarti adanya COVID-19 menjadi pertanda baik untuk masa depan bumi? Tidak juga. Kita semua berharap wabah coronavirus ini segera berakhir agar semua keadaan kembali seperti sedia kala. Namun, hal itu berarti ketika wabah ini sudah berakhir, roda perekonomian bergerak kembali, aktivitas bisnis dan industri mulai berjalan lagi. Hanya ada satu hal yang pasti, emisi karbon pasti merambah ke level yang bisa jadi lebih tinggi dari sebelum wabah COVID-19 terjadi.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, semenjak munculnya wabah coronavirus, perhatian pemerintah di berbagai negara di dunia terhadap aksi perubahan iklim yang dilakukan massa teralihkan. Fokus pemerintah kini adalah untuk menyediakan sistem kesehatan masyarakat yang lebih baik untuk menanggulangi para pasien yang terinfeksi coronavirus. Mengingat ancaman dari menularnya wabah coronavirus yang tidak dapat diabaikan begitu saja, sepertinya belum ada upaya lebih lanjut lagi dari elemen pemerintah di seluruh dunia mengenai perubahan iklim global. Padahal efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim juga mengancam keselamatan dan keberlangsungan hidup manusia yang tinggal di bumi.