Peluang Mengembangkan Bisnis UMKM Saat Masih Kuliah: Raih Omzet Besar

Ervina Dian Ayu Kencana
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2022 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ervina Dian Ayu Kencana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wawancara dengan pemilik sekaligus owner - Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Wawancara dengan pemilik sekaligus owner - Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Mengembangkan bisnis UMKM itu menjadi tantangan tersendiri apalagi bagi orang - orang yang baru terjun di dunia bisnis di era digital saat ini. Banyak juga tantangan yang harus dihadapi. Makin mudah dan cepatnya penyebaran informasi saat ini merupakan salah satu faktor penyebabnya. Dalam mengembangkan bisnis juga dibutuhkan sebuah passion dalam diri seorang pebisnis. Namun bukan berarti apabila membuka bisnis tidak sesuai passion tidak akan berhasil, tetapi apabila kita membuka bisnis sesuai dengan passion kita bisnis tersebut akan memiliki peluang dikarenakan kita tahu strategi apa yang akan kita lakukan untung mengembangkan bisnis itu.
ADVERTISEMENT
Benladen adalah salah satu contoh kisah seorang mahasiswa yang menjadi pengusaha UMKM yang sukses di usia muda dan sangat menginspirasi banyak orang di luar sana. Dia sebelumnya juga jatuh bangun ketika merintis bisnis dan mulai mencoba menggali cara memulai bisnis dari nol.
Ben memulai bisnis ini sejak bulan Juni 2022 dengan modal awal sekitar Rp 1 juta - 2 juta, mereka berdua tidak main - main untuk mencoba merintis usaha ini. Bisnis ini fokus untuk menghadirkan makanan yang sehat, bergizi, higienis, enak, dan mudah di dapatkan.
"Awalnya saya cuma iseng mencoba membuat molen dengan bahan - bahan di dapur rumah sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri. Lalu kemudian saya menyuruh teman saya untuk mencicip masakan saya, kebanyakan dari mereka mengatakan sangat enak. Setelah itu saya mulai bersemangat mencoba dengan serius membuat molen."
ADVERTISEMENT
Sebuah potensi yang sering disepelekan justru bisa menjadi ladang uang. Ini nyata dialami seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yang sedang berkuliah di semester 5 bernama Benladen mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Manajemen yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kebanyakan orang menganggap produk ini merupakan produk sepele tetapi tidak dengan mahasiswa asal Tasikmalaya ini, dia mampu meruntuhkan skeptis seseorang terhadap bisnis makanan tradisional yang tergolong umum yaitu bisnis molen.
Benladen seorang mahasiswa yang duduk di semester 5, sudah merasakan manis pahit nya membagi waktu antara kuliah dan bekerja, tapi rintangan awal tak membuatnya gentar untuk mencoba, Benladen mengulik bagaimana cara agar tetap fokus kuliah tapi diselingi dengan bekerja, yaitu dengan memilih untuk berjualan molen setelah pulang kuliah, guna menambah ongkos sehari - hari.
ADVERTISEMENT
"Awal saya mau melanjutkan bisnis ini karena,saya berpikir uang bulanan dari orang tua saya terkadang kurang untuk mencukupi biaya sebulan atau sehari - hari saya. Kalau jualan molen kan bisa untuk menambah biaya pendapatan saya."
Di jurusan manajemen inilah Ben meniti jejak bisnisnya yaitu diawali dengan mata kuliah perencanaan bisnis dan kemudian membuatnya tertarik dan mendalami tentang bisnis kecil yang bisa menjadi bisnis yang ber omzet besar.
Dia menyewa sebuah tempat di depan ruko yang sudah tutup dan dia pun juga memasak dan menyajikan molen tersebut di gerobak tersebut. Ben juga memasang banner di depan gerainya dia berjualan.
Gerai tempat berjualan - Dokumentasi Pribadi
Pada awal dia membuka bisnis ini, hanya terdapat satu varian rasa yaitu coklat. Makin ke sini Ben mencoba mengkreasikan varian tersebut menjadi banyak varian lainnya. Seperti rasa coklat, pisang, nanas, bluberi, strawberry, ubi, keju, dan durian.
ADVERTISEMENT
Dia berjualan hanya ditemani dengan satu orang teman yang juga satu kelas dengannya. Dikarenakan peminat di sekitar Kasihan, Bantul dia berjualan makin banyak, Ben memutuskan untuk mempekerjakan satu pegawai di mana dibagi menjadi 2 shift. Dari jam 7 pagi hingga 6 malam pegawainya lah yang berjaga, kemudian jam 6 malam hingga 11 malam Ben dan temannya lah yang berjaga.
Ben dan temannya lah yang mencari sendiri bahan - bahan molen untuk adonan molen tersebut. Dia sangat memperhatikan dalam segi harga dan tentunya kualitas yang sangat bagus untuk membuat molen tersebut.
Aneka varian rasa molen - Dokumentasi Pribadi
Dia sendiri yang membuat lilitan adonan tepung saat di rumah yang kemudian dia bawa pada saat berangkat ke kampus. Molen ini sendiri berkisar dari harga 5 ribu saja. Apabila ingin membeli molen ini bisa datang langsung ke gerainya atau bisa juga memesan melalui grabfood, shopeefood, dan juga gofood. Pembayarannya sendiripun bisa menggunakan cash atau bisa juga menggunakan scan Qris.
ADVERTISEMENT
Bagi Ben, banyak sekali suka duka saat berjualan molen ini karena menurut dia hal tersebut merupakan hal yang biasa dilakoni pedagang. Omzet yang didapatkannya pun tergantung kondisi juga.
Rencana untuk ke depannya juga telah dipikirkan oleh lelaki asal Tasikmalaya tersebut. Yaitu ingin membuka cabang molen beraneka rasa ini tidak hanya di sekitar daerah Kasihan Bantul saja, tetapi di wilayah sekitar Yogyakarta lainnya.
"Insyaallah kalau ada rezeki kita tambah lagi. Karena cita - cita kita juga ingin jadi orang sukses."