Menerima Diri Meskipun dalam Kondisi Emotional Breakdown

Esther Aiko Kristina
Mass Communication Student at BINUS University
Konten dari Pengguna
18 Januari 2022 22:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Esther Aiko Kristina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan yang sedang mengalami emotional breakdown. Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan yang sedang mengalami emotional breakdown. Pexels.com
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia, kita tentu selalu berusaha menjalankan hidup yang bahagia. Namun, tak jarang muncul perasaan putus asa dan tidak memiliki motivasi sehingga segala aktivitas berjalan tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal segala emosi yang sedang tubuh kita rasakan, karena tidak menutup kemungkinan kita sedang berasa di fase yang biasa disebut emotional breakdown.
ADVERTISEMENT
Saya memiliki seorang sahabat baik yang pernah berada di fase emotional breakdown dalam hidupnya dan dia tidak menyadari hal tersebut. Sebut saja namanya Bulan. Bulan merupakan mahasiswi tingkat akhir di salah satu universitas negeri di Indonesia dan merupakan pribadi yang ceria serta suka bergaul. Namun, suatu ketika Bulan mulai jarang mengabari saya. Saya mulai merasa khawatir karena Bulan tidak lagi aktif di media sosial dan saya merasa kesulitan untuk menemuinya secara langsung karena dia juga tidak datang ke komunitas di mana kami biasa bertemu.
Saya mencoba menghubungi orang tua Bulan dan mereka menyambut baik saya untuk datang ke rumah menemui anak perempuan semata wayangnya itu. Saat saya pada akhirnya bertemu dengan Bulan, wajahnya tampak muram dan rasanya sulit untuk melengkungkan senyum yang biasanya dia ukir. Bulan tampak berantakan dan hanya memeluk saya saat itu. Awalnya dia hanya diam hingga mulai menceritakan satu demi satu masalah yang sedang dialaminya hingga membuat kondisinya seperti ini. Saya cukup kaget mendengar hal tersebut karena selama ini Bulan selalu berusaha menyebarkan energi positif dan menyimpan segala masalah yang ia alami sendiri. Dengan sangat terbuka, saya mendengarkan segala keluh kesah Bulan dan berusaha menenangkannya, sembari saya merasa bahwa sepertinya Bulan sedang berada di fase emotional breakdown.
ADVERTISEMENT
Hal itu karena Bulan menceritakan bahwa beberapa waktu terakhir, dia merasa sangat depresi dan sering sekali menangis tanpa alasan yang jelas. Hal tersebut membuat pola tidurnya terganggu karena pikirannya selalu berkecamuk tanpa memberikan solusi apapun. Berat badannya turun drastis karena Bulan merasa tidak memiliki nafsu makan sama sekali dan itu juga membuat dirinya semakin sulit untuk fokus sehingga dia memilih untuk tidak bersosialisasi dan beraktivitas seperti biasanya.
Saya berusaha membantu Bulan untuk dapat merasa lebih baik dengan mencari dan memberikan informasi seputar apa itu kesehatan mental dan meyakinkannya bahwa yang Bulan rasakan dapat diredakan perlahan. Setelah menimbang-nimbang, Bulan mulai sadar bahwa dirinya sedang berada di fase emotional breakdown dan dia ingin segera melakukan konsultasi dengan psikolog guna membantunya keluar dari kondisi ini.
Ilustrasi Konsultasi dengan Psikolog.Pexels.com
Beberapa hari setelah itu, saya menemani Bulan untuk dapat berkonsultasi dengan psikolog di salah satu rumah sakit di daerah Ibu Kota. Saya merasakan perubahan yang cukup signifikan dari Bulan setelah beberapa kali berkonsultasi dengan psikolog terkait mental issues yang sedang dialaminya. Bulan perlahan mulai bangkit dan mulai mengukir kembali senyumnya. Dia dapat menjalankan aktivitasnya seperti semula dan lebih bisa mengutarakan apa yang dirasakannya.
ADVERTISEMENT
Bulan menceritakan pengalamannya saat menjalani beberapa terapi kognitif dengan psikolog untuk merelaksasikan dirinya dari berbagai kecemasan yang sering dirasakan. Selain itu, psikolog juga meresepkan obat yang dapat Bulan konsumsi agar gejala-gejala emotional breakdown dapat berkurang perlahan.
Mulai dari saat itu, saya dan Bulan semakin sering bertemu untuk melakukan yoga bersama, pijat relaksasi, dan bertekad untuk menjalani pola hidup yang lebih sehat. Saya merasa sangat bangga dengan proses healing yang Bulan jalani karena dia merupakan sosok perempuan kuat yang selalu berusaha menerima diri apa adanya meskipun sedang berada di fase emotional breakdown.
Dari kisah Bulan saya semakin sadar pentingnya mengenal diri sendiri sehingga kita dapat mengetahui apa yang sedang kita rasakan dan bagaimana kita dapat berdiri di kaki sendiri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Emotional breakdown merupakan fase yang wajar dialami oleh setiap manusia dan kita dapat meredakan kondisi tersebut seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, jika kamu mungkin mengalami gejala emotional breakdown yang sama seperti Bulan, jangan ragu untuk mencari pertolongan, ya! Makin cepat diatasi, makin cepat pula kamu akan merasa lebih tenang dan kembali bahagia.
ADVERTISEMENT