Geliat Penelitian Vaksin Covid-19 di Indonesia

esti baina
Pranata Humas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Konten dari Pengguna
24 Desember 2020 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari esti baina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto : canva.com
ADVERTISEMENT
Virus Covid-19 merupakan salah satu tipe dari virus corona yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei China pada akhir Desember 2019. Virus corona yang telah menginfeksi manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960. Saat ini terdapat 7 tipe virus corona yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya adalah virus penyebab MERS, SARS, dan Covid-19.
ADVERTISEMENT
Gejala infeksi virus corona mirip dengan flu biasa yaitu terjadinya infeksi saluran pernafasan atas, namun virus corona tipe khusus mampu menginfeksi paru paru. Menurut penelitian, virus penyebab Covid-19 sangat cocok hidup dan berkembang disaluran pernafasan manusia. Diketahui virus ini sangat mudah menular sehingga hampir seluruh negara yang ada didunia telah terpapar Covid-19.
Keadaan ini mendorong para ilmuan berlomba mencari obat serta vaksin untuk melawan virus Covid-19. Di Indonesia, penelitian awal tentang virus penyebab Covid-19 telah dilakukan dan dilanjutkan dengan pencarian kandidat obat serta vaksinnya.
Whole genome sequencing (WGS) dari virus penyebab Covid-19
Semua makhluk hidup, termasuk virus penyebab Covid-19 memiliki kode genetik sendiri berupa DNA atau RNA. Rangkaian DNA atau RNA menyusun suatu kode genetik yang secara keseluruhan membentuk sebuah genom. Pengurutan rangkaian DNA atau RNA sehingga menjadi gambar genom yang utuh, dapat dilakukan melalui sekuensing genom utuh WGS.
ADVERTISEMENT
Melalui WGS, informasi genetik yang tersandi dalam rangkaian RNA genom virusdapat memberikan beberapa data yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam ha ini akan diketahui bagaimana cara membangun, menjaga serta melemahkan hidup virus tersebut.
Dilansir dari lipi.go.id (29 Agustus 2020) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah berhasil mengurutkan genom yang utuh dari dua sampel virus penyebab Covid-19. Pengurutan ini menggunakan teknologi sekuensing dari Oxford Nanopore. Hasil sekuen telah dipublikasikan di GISAID. Pengetahuan awal mengenai kode genetik virus ini akan memberikan informasi lebih lanjut tentang bagaimana cara menangani virus Covid-19, termasuk juga untuk pengembangan vaksin yang lebih sesuai untuk masyarakat Indonesia.
Latar belakang pengembangan Vaksin Merah Putih Covid-19
Saat ini Indonesia melakukan pengembangan vaksin kerjasama dengan luar negeri. Setidaknya terdapat 3 kerjasama yang akan atau sedang uji klinik yaitu Bio Farma dengan Sinovac, Kementrian Kesehatan dengan Sinofarm serta Kalbe dengan Korea yaitu Genexine Inc.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diungkapkan oleh Menristek/Kepala BRIN Rabu 2 Desember 2020 bahwa pemerintah mendorong terwujudnya Vaksin Merah-Putih karya anak bangsa dengan dibentuknya triple helix percepatan pengembangan vaksin di Indonesia yang terdiri dari industri, pemerintah dan akademisi.
Diketahui vaksin merupakan mikroba atau virus penyebab penyakit yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin akan melatih tubuh menciptakan kekebalan baru terhadap penyakitsehingga pemberian vaksin secara massal akan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Saat ini sebanyak 176 juta rakyat Indonesia perlu divaksinasi agar terbentuk kekebalan kelompok. Sasaran pemberian vaksinnya terdiri dari tenaga medis, aparatur pemerintah, tokoh agama, penerima bantuan iuran BPJS, tenaga pendidik serta masyarakat yang memiliki usia 19 sampai 59 tahun. Setidaknya Indonesia membutuhkan 340 juta vaksin karena setiap orang membutuhkan 2 dosis.
ADVERTISEMENT
Pengembangan Vaksin Merah Putih Covid-19 di Indonesia
Saat ini Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh 6 lembaga yaitu LIPI dengan protein rekombinan fusi, UNAIR mengembangkan adenovirus dan adeno-associated virus-vector based &peptide vaccine, ITB dengan adenovirus, UGM dengan pengembangan protein rekombinan, UI dengan DNA, mRNA, virus-like-particles dan Eijkman mengembangkan platform subunit protein rekombinan mamalia based dan yeast based.
Dilansir dari antara.com (28 Juli 2020) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan mengembangkan vaksin rekombinan subunit Covid 19 dalam bentuk spray.
Pemberian vaksin dalam bentuk spray tidak hanya menghilangkan trauma akan tetapi juga akan memberikan reaksi yang berbeda pada tubuh dibandingkan vaksin yang diinjeksikan. Pemberian vaksin dalam bentuk spray dinilai lebih baik dan awal karena langsung menyasar pada jaringan mukosa yaitu hidung dan mulut. Seperti diketahui virus Covid-19 akan masuk ketubuh manusia pertama kali melalui hidung dan mulut.
ADVERTISEMENT
Lembaga Molekular Eijkman telah menyampaikan progres terbaru vaksin merah putih buatan Indonesia. Saat ini sudah dilakukan kloning dari gen dan dimasukkan ke dalam sistem eskpresi, diharapkan 2 sampai 3 bulan lagi akan uji pada hewan.
Saat ini terdapat beberapa kendala dalam pengembangan Vaksin Merah Putih diantaranya adalah lambannya pengadaan reagen atau cairan pereaksi kimia yang seharusnya hanya 2 minggu, saat ini memakan waktu 6 hingga 8 minggu. Meskipun terdapat kendala Lembaga Molekular Eijkman berupaya agar pengembangan vaksin ini bisa selesai sesuai dengan jadwal karena, SDM dan fasilitas dasarnya sudah tersedia seperti yang dilansir beberapa media nasional.
Pemerintah melalui kementrian Riset dan Teknologi berusaha meminimalisir kendala yang muncul dalam pengembangan Vaksin Merah-Putih. Beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah yaitu memberikan kucuran dana penelitian, dukungan peralatan dan material serta kerjasama triple helix.
ADVERTISEMENT