Jakarta jadi kota mati. Bukan ungkapan seperti halnya Jakarta di masa Lebaran yang lengang jalanannya, kali ini “kota mati” bermakna harfiah: puluhan hingga ratusan orang di Jakarta meninggal tiap harinya karena COVID-19 . Ambulans tak henti-hentinya lalu lalang. Puluhan kali dalam sehari raungan sirene itu menghampiri tempat kami.
“Pak, tolong, kami butuh peti lagi.”
Siapa yang tega mendengar sopir ambulans memohon-mohon di tengah kerjanya yang sudah berat? Mereka bahkan rela antri untuk menunggu petinya selesai kami buat. Jumlah kematian karena COVID-19 benar-benar tinggi. Sabtu (4/7) kemarin saja, 392 korban COVID-19 dimakamkan di Jakarta.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814