Pakar Kejiwaan AS Sebut Donald Trump Alami Gangguan Mental Berbahaya

23 April 2017 7:30 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters)
Beberapa akademisi bidang psikiatri atau kesehatan jiwa di Amerika Serikat menyebut kesimpulan yang menggemparkan. Pakar dari beberapa kampus top AS membeberkan satu hal; Presiden Donald Trump mengidap penyakit mental yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Klaim ini menjadi bahan diskusi dalam sebuah konferensi akademik di kampus Yale University, Connecticut, AS pada Kamis (20/4). Pakar kesehatan mental yang terlibat dalam konferensi menyebut Trump adalah seseorang yang memiliki kecendurungan paranoid dan suka berkhayal.
Salah satu akademisi, Dr John Gartner yang juga psikiater di John Hopkins University Medical School memperingatkan publik AS bahwa presidennya saat ini memiliki kecenderungan kesehatan mental yang berbahaya. "Lebih buruk dari seorang pembohong dan narsistik, sifat-sifat seperti paranoid, pengkhayal, dan suka melebih-lebihkan telah ditunjukkan sejak hari pertama ia menjabat sebagai presiden," sebut Gartner dilansir Independent.
"Jika Donald Trump sangat percaya bahwa upacara pelantikannya mencetak rekor kehadiran massa terbanyak dalam sejarah, hal tersebut merupakan sebuah khayalan."
ADVERTISEMENT
Hal serupa diungkapkan Dr Bandy Lee, seorang pakar psikiatri dari Yale University. "Sebagaimana telah disampaikan oleh psikiater lainnya. Kesehatan mental Trump adalah gajah di dalam ruangan. Saya lihat publik sebenarnya telah melihat dan jadi perbincangan publik," ujar Lee.
Donald Trump Menggendong Bayi (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
Label lebih keras digunakan oleh James Gilligan, profesor ilmu kejiwaan dari New York University. Gilligan pernah meneliti orang-orang paling berbahaya di masyarakat, termasuk para pembunuh dan pemerkosa. Pengalaman itu tetap saja membuatnya menyimpulkan bahwa Trump merupakan orang berbahaya.
"Selama saya bekerja, saya melihat banyak pembunuh dan pemerkosa. Saya dapat mengenali tanda bahaya dari kejauhan. Namun, anda tidak perlu menjadi seorang ahli yang berpengalaman hingga 50 tahun untuk mendapati betapa berbahayanya orang ini," papar Gilligan yang menilai sosok Trump yang berbahaya.
ADVERTISEMENT
Seminar ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari perjuangan Gartner dan rekan-rekan sesama pakar psikiatri yang menolak pelantikan Trump sebagai presiden. Gartner pernah menyelenggarakan petisi untuk menurunkan Trump sebagai presiden yang tertulis "tidak mampu secara psikologis untuk memenuhi tugas sebagai Presiden."
Dalam petisi tersebut, tertulis: "Kami, yang bertandatangan di bawah ini merupakan profesional di bidang kesehatan mental, meyakini secara profesional bahwa Donald Trump memiliki penyakit mental yang serius yang membuatnya tidak mampu secara psikologis untuk memenuhi tugas sebagai Presiden". Petisi berhasil mengumpulkan 41 ribu tanda tangan.
Cover Petisi tolak Donald Trump (Foto: Dok. Dr. John Gartner)
Pernyataan konferensi ini tidak luput dari serangan kritik. Bahkan, kritik juga datang dari sesama akademisi yang bergerak pada bidang psikiatri. Beberapa psikiater menganggap bahwa kesimpulan dari konferensi ini melanggar ketentuan dasar Asosiasi Psikiater AS yang menyebutkan bahwa psikiater tidak diperkenankan untuk memberi opini profesional terhadap orang yang tidak diperiksa secara langsung.
ADVERTISEMENT
Partai Republik juga ikut melakukan serangan terhadap kelompok psikiatri yang dimotori Gartner. Ketua Partai Republik wilayah Connecticut, JR Romano, menyebut Gartner dan kawan-kawan sebagai "orang-orang yang mengorbankan etika profesi karena tidak bisa menerima hasil pemilu."
Meski dihadiri oleh akademisi kondang, Yale University sebagai kampus tempat dilaksanakannya konferensi menolak bahwa opini tersebut mewakili nama kampusnya. "Penyelenggara menekankan bahwa konferensi tersebut diselenggarakan secara independen dan tidak mewakili pendangan resmi dari Yale University atau Yale School of Medicine," ujar juru bicara Yale.