Ego: Bayangan dalam Pencarian Hidup

ewia ejha putri
1. Pimpinan Lembaga PKBM Pahlawan kerinci. 2. Anggota LHKP Muhammadiyah Jambi 3. Pengamat Sosial
Konten dari Pengguna
15 Januari 2024 9:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ewia ejha putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam era di mana banyak orang terjebak dalam kompleksitas dan kemewahan dunia modern, hanya segelintir orang yang telah selesai dengan diri mereka yang dapat menggali lebih dalam makna hidup. Mereka yang mampu melepaskan diri dari belenggu ego dapat merasakan, melihat, dan membantu lebih dalam. Mereka bukanlah mereka yang terpaku pada pernak-pernik dunia dan gelar-gelar, melainkan individu yang lebih memilih mencari arti sejati dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Mengalahkan ego bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi bagi mereka yang berhasil, kehidupan bukan lagi tentang berbagai titel atau pencapaian dunia. Mereka lebih memilih untuk mengartikan eksistensi mereka melalui pelayanan kepada sesama dan tujuan hidup yang lebih tinggi. Dalam pandangan mereka, kehidupan adalah peran singkat yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta dengan misi tertentu. Oleh karena itu, mereka cenderung mengesampingkan kepentingan pribadi dan lebih memilih fokus pada kebermanfaatan serta tujuan sejati penciptaan mereka.
Siddhartha Gautama, atau dikenal sebagai Buddha, juga mengajarkan prinsip-prinsip serupa. Dia menekankan pembebasan dari penderitaan melalui pengendalian diri dan pemahaman mendalam terhadap kenyataan hidup. Bagi Siddhartha, ego adalah akar dari penderitaan manusia. Dalam ajarannya, ia mengajarkan tentang kebutuhan untuk mengalahkan hawa nafsu dan ambisi yang terkait dengan ego.
ADVERTISEMENT
Pandangan Siddhartha Gautama sejalan dengan ide bahwa hanya dengan mengatasi ego seseorang dapat meraih makna hidup yang lebih dalam. Buddha mengajarkan konsep kekosongan (emptiness) yang mengajak manusia untuk melepaskan diri dari ikatan dunia materi dan mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual. Dalam hal ini, ketika seseorang berhasil mengalahkan ego, mereka dapat membuka pintu menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan tujuan eksistensi.
Kehidupan, seperti yang diungkapkan dalam pendapat awal, merupakan peran singkat yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta dengan misi tertentu. Dalam perspektif Buddha, hidup adalah penderitaan, tetapi penderitaan ini dapat diatasi melalui pemahaman yang mendalam tentang Dharma atau ajaran yang benar. Pembebasan dari ego, menurut Siddhartha Gautama, adalah kunci utama untuk mencapai Nirwana atau keadaan kesempurnaan spiritual.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang belum selesai dengan diri mereka, sebagaimana dijelaskan dalam pendapat awal, cenderung menjadi orang yang kehilangan makna hidup. Mereka terperangkap dalam dunia yang penuh dengan hal-hal yang ada tapi tidak terasa, terdengar tapi tidak dipahami. Mereka hidup dalam kekosongan yang tersembunyi di balik keramaian dan kesibukan, tanpa kesadaran mendalam tentang tujuan hidup.
Sebaliknya, mereka yang telah melalui proses pengalahkan ego lebih mampu melihat kehidupan sebagai suatu kesempatan untuk memberikan dan menciptakan arti. Pemahaman ini mencerminkan ajaran Buddha tentang kebutuhan untuk melepaskan diri dari keinginan duniawi dan mengarahkan energi ke arah pelayanan dan pemahaman yang lebih dalam.
Dalam mengintegrasikan ide ini dengan kehidupan sehari-hari, masyarakat modern dapat belajar bahwa kebermaknaan hidup tidak terletak pada kepemilikan materi atau pencapaian dunia semata. Mengutip Buddha, “Kesejatian kebahagiaan adalah kebahagiaan sejati yang datang dari dalam diri sendiri.” Oleh karena itu, menemukan arti hidup sejati melibatkan perjalanan menuju pemahaman diri yang mendalam dan pengendalian ego.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulannya, mengalahkan ego adalah kunci untuk menggali makna hidup yang lebih dalam. Ide ini bersinergi dengan ajaran Siddhartha Gautama yang menekankan pembebasan dari ego sebagai langkah menuju pemahaman mendalam tentang kehidupan. Dengan melepaskan diri dari belenggu ego, seseorang dapat memandang hidup sebagai panggung untuk memberikan, mencintai, dan menciptakan arti sejati.
photo dokumen pribadi