Bangga dan Keren dengan Bahasa Daerah

Fadhilah Nurizah
Mahasiswa sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang. Bangka Belitung.
Konten dari Pengguna
10 Desember 2021 21:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fadhilah Nurizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/get/g7f779b4868c037561bc330ec647914c225e52261bd4f938ef4a8cdc87dc7ab2fe320b451b729a205c732dab685e4ccfef7b1ab9344185734e4b10771301eade2ceed0d8fc978020b3078692707432a34_1920.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/get/g7f779b4868c037561bc330ec647914c225e52261bd4f938ef4a8cdc87dc7ab2fe320b451b729a205c732dab685e4ccfef7b1ab9344185734e4b10771301eade2ceed0d8fc978020b3078692707432a34_1920.jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu negara yang memiliki bahasa terbanyak adalah Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke berdasarkan Laboratorium Kebhinekaan Bahasa dan Sastra, telah tercatat terdapat sebanyak 718 bahasa dan bahasa nasionalnya ialah bahasa Indonesia. Sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) kita harus bangga dengan keragaman bahasa ini.
ADVERTISEMENT
Sayangnya penggunaan bahasa daerah pada generasi muda masih sangat kurang. Hal ini tidak luput dari pengaruh globalisasi terutama karena adanya teknologi canggih yang terus berkembang dari masa ke masa. Dengan mudahnya generasi di era ini dapat mengetahui berbagai bahasa melalui gawai yang mereka miliki.
Media sosial tentunya menjadi sarana terciptanya permasalahan ini. Media sosial dengan bebas mengambil pengaruh penuh atas sesuatu. Jika ingin viral dan menjadi terkenal di berbagai media sosial, maka orang-orang akan melakukan berbagai cara. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap bahasa.
Pada generasi ini anak-anak bahkan orang dewasa memiliki pola pikir bahwa kita bisa keren karena bahasa. Kenapa? Hal ini karena jika bisa berbicara dengan banyak bahasa seperti bahasa asing maka kamu akan terlihat keren dan menarik. Tentunya, bisa jadi modal konten.
ADVERTISEMENT
Kalau berbicara ditambah dengan keinggris-inggrisan akan terdengar lebih keren.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya youtuber yang terkenal karena keahliannya dalam bahasa asing atau kontennya menggunakan banyak bahasa seperti Fiki Naki dan lain sebagainya.
Banyak sisi positif memiliki kemampuan lebih dalam berbahasa. Memiliki kemampuan berbahasa asing bukanlah hal yang salah. Jelas itu sangat menarik dan dapat menjadi contoh bukan? Tapi ingat Indonesia memiliki banyak pilihan bahasa yang dapat dipelajari dan patut dilestarikan.
Hingga kini banyak sekali generasi muda yang tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa daerah, mirisnya mereka lebih bisa berkomunikasi dengan bahasa asing. Saat ditanya mengenai bahasa daerah yang ada di Indonesia generasi muda belum tentu tahu.
Generasi muda cenderung menggunakan bahasa Indonesia dicampur bahasa gaul. Bahasa gaul dapat memberikan kesan keren dan mengikuti perkembangan zaman. Kemudian, bahasa tersebut digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari dengan mencampuradukkan bahasa tersebut dengan bahasa asing.
ADVERTISEMENT
Jika hal tersebut terus terjadi maka bahasa daerah yang ada di Indonesia terancam punah. Dikutip dari Indonesiabaik.id, bahwa terdapat 18 bahasa daerah yang terancam punah yaitu sembilan bahasa daerah di Papua, empat bahasa daerah di Sulawesi, dua bahasa daerah di Sumatra, dan dua bahasa daerah di Maluku, dan satu bahasa daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk menghindari adanya kepunahan bahasa daerah di Indonesia, generasi muda harus memegang peranan penting. Sebagai generasi penerus bangsa, maka hendaknya harus menjaga dan melestarikan bahasa daerah. Apalagi bahasa tersebut berasal dari daerahmu berasal.
Walaupun kita tinggal di kota lain seperti para mahasiswa atau perantau, jangan pernah melupakan bahasa daerah. Hal yang patut dilakukan, yaitu dengan menyebarkan bahasa daerah tersebut. Bukannya malah sesama anak daerah berbicara dengan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Generasi muda tidak sepenuhnya salah, terkadang orang tualah yang mengajarkan anak untuk berbahasa Indonesia. Tetapi, kebanyakan orang tua mengesampingkan bahasa daerah. Bahasa daerah itu tidak terikuti menjadi bahasa ibu, melainkan anak mendapatkan bahasa daerah ketika berkomunikasi bersama teman saat di sekolah.
Tuntutan untuk bisa berbahasa asing seperti bahasa Inggris di era globalisasi sangat memengaruhi bahasa. Kemampuan bahasa asing menjadi nilai lebih ketika ingin melamar pekerjaan atau kegiatan lain. Tetapi, tidak ada nilai lebih untuk seseorang yang bisa berbahasa daerah karena bahasa tersebut tidak digunakan secara menyeluruh di masyarakat.
Selain itu maraknya generasi muda menyukai musik atau drama dari Korea, China, Jepang, dan lain sebagainya, membuat anak muda lebih tertarik mempelajari bahasa asing. Mereka berpendapat bahwa hal tersebut akan mempermudah dalam berkomunikasi dengan idol atau aktor, kemudian bisa terlihat lebih keren dengan sesama penggemarnya.
ADVERTISEMENT
Adanya perkawinan silang antar etnis pun dapat menimbulkan penggunaan satu bahasa dalam sebuah keluarga. Misalnya, ibu berasal dari Jawa dan bapak berasal dari Bangka Belitung, mereka tinggal di Jawa. Alhasil keturunan mereka memakai satu bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa dan akhirnya Bapaknya dituntut untuk bisa berbahasa Jawa.
Berbagai permasalahan ini dapat diatasi mulai dari kesadaran diri sendiri. Caranya dengan menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap bahasa daerah. Jika bukan generasi muda yang melestarikan terus siapa lagi?
Generasi muda kini memiliki banyak sekali pilihan untuk terus berkreasi. Sarana yang bisa dimanfaatkan, yaitu media sosial. Gunakan media sosial untuk mengungkapkan bahasa daerah yang diketahui. Misalnya, membuat konten belajar bahasa daerah. Kemudian, mengajak teman berbeda daerah untuk ikut bergabung.
ADVERTISEMENT
Semakin banyak bahasa daerah yang disiarkan, maka semakin banyak masyarakat tahu tentang ragam bahasa daerah di Indonesia. Hal-hal tersebut tentunya harus dikemas semenarik mungkin.
Sebagai orang tua pun jangan lupa untuk terus menurunkan bahasa daerah kepada generasi muda. Berkomunikasi menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan bahasa daerah sebagai tambahannya. Sehingga kedua bahasa dapat dikuasai dengan baik.
Bahasa asing dijadikan kemampuan bukan bahasa sehari-hari, sehingga generasi muda tidak melupakan bahasa daerah yang sangat beragam.
Jika permasalahan ini dibiarkan secara terus-menerus akan mengakibatkan bahasa daerah yang ada di Indonesia terancam punah. Bagaimana generasi selanjutnya akan tetap tahu dengan bahasa daerah yang ada?
Generasi muda sekarang lebih bangga dengan bahasa asing. Alangkah baiknya jika bahasa daerah tetap dilestarikan dengan cara kreatif seperti membuat konten video dengan bahasa daerah atau mengajarkan bahasa daerah melalui video.
ADVERTISEMENT
Bisa keren bukan cuma perihal bisa berbahasa asing. Tetapi, dengan bahasa daerahmu bisa lebih keren dan diketahui banyak orang. Maka rasa bangga itu dimulai dari diri sendiri dengan menumbuhkan rasa cinta terhadap keanekaragaman bahasa di Indonesia.
Mari kita bangga dengan kekayaan bahasa di Indonesia dengan tetap mempertahankan dan berkomunikasi dengan bahasa daerah.