Pentingnya Edukasi Seksual Sebagai Solusi Pernikahan Anak

Fadillah Putri Azzahra
Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
6 Juli 2022 7:56 WIB
Tulisan dari Fadillah Putri Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen pribadi : Sex Education Campaign
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen pribadi : Sex Education Campaign
ADVERTISEMENT
Kehamilan yang diakibatkan adanya hubungan di luar nikah umum terjadi sebagai sebab pernikahan pada anak. Pernikahan anak dapat membawa dampak buruk seperti permasalahan psikologis contohnya kecemasan atau stres yang dapat berakibat pada kekerasan dalam rumah tangga. Kemudian kesehatan fisik yang terganggu pada masa kehamilan dan persalinan karena belum adanya kesiapan fisik seorang anak untuk mengandung sehingga dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan seperti keguguran, stunting pada anak, bahkan kematian saat melahirkan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pernikahan pada anak (unsplash.com/Khadija Yousaf)
Ketika seorang anak perempuan menikah dengan alasan hamil maka dipastikan mereka tidak akan melanjutkan pendidikan dan mulai mengurus rumah, sehingga dalam kasus ini pernikahan anak membawa banyak dampak buruk dikarenakan rendahnya pendidikan berakibat pada edukasi anak yang kurang sempurna sehingga dapat menurunkan produktivitas yang berpengaruh terhadap kualitas SDM dan berimplikasi pada turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika kesejahteraan masyarakat terus menurun maka negara terbebani dengan kewajiban untuk menambah layanan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pendidikan Seksual dan Reproduksi
Ilustrasi pendidikan edukasi langsung oleh orang tua (unsplash.com/quokkabottles)
Pemberian edukasi tentang seksual dan kesehatan reproduksi merupakan solusi yang tepat bagi kasus pernikahan anak, edukasi seksual akan sangat baik jika dilakukan sejak dini dan disesuaikan dengan tumbuh kembang sang anak. Pendidikan seksual terbaik adalah yang dilakukan langsung oleh orang tua atau orang terdekat yang berperan penting dalam pertumbuhan anak untuk menghindarkan anak dari mencari informasi melalui cara atau orang yang salah, tetapi sayangnya hal yang berkaitan dengan pendidikan seksual masih tabu untuk dibicarakan oleh orang tua padahal pendidikan seksual sesungguhnya merupakan bentuk kepedulian orang tua kepada anaknya untuk melindungi sang anak dari kejahatan seksual.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu tersebar sebuah video melalui media sosial dimana seorang anak berjilbab biru tampak dilecehkan oleh seorang pria dewasa, dengan melihat kasus ini maka dipastikan pendidikan seksual itu perlu diberikan kepada anak karena terkadang anak-anak yang mengalami pelecehan seksual tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut merupakan tindak kejahatan dan perlu untuk dilaporkan kepada orang tuanya. Sekali lagi ditegaskan bahwa pendidikan ini harus disesuaikan dengan usia anak dan dengan penyampaian yang sederhana, terkait kapan sebaiknya pendidikan seksual mulai diberikan kepada anak? Dr. Boyke menjawab dalam salah satu wawancaranya yaitu saat anak mulai bertanya.
3. Pendidikan Seksual sebagai Solusi Pernikahan Anak
Simbol gender (unsplash.com/Dainis Graveris)
Anak perlu diberi edukasi secara jelas bahwa tubuh mereka itu penting dan perlu dijaga, adanya bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh siapa pun kecuali dirinya dan orang tua, tidak boleh membuka baju di tempat umum, cara mereka berinteraksi dengan lawan jenis setelah mengalami masa pubertas dan mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis, juga memberikan pemahaman khususnya bagi anak perempuan tentang kehamilan di usia remaja dan berbagai dampak buruk yang ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
Adanya edukasi ini dapat menambah awareness pada anak akan kesehatan sistem reproduksinya dan mengajarkan tanggung jawab atas segala perbuatan seksual yang dilakukan dengan segala dampak yang akan terjadi. Diharapkan melalui edukasi seksual anak-anak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi mereka dan diri mereka sehingga tidak melakukan segala aktivitas yang dapat menimbulkan dampak buruk hanya karena ketidaktahuan, dan melalui edukasi ini diharapkan angka kasus pernikahan pada anak dapat terus ditekan.
Pemberian edukasi langsung oleh orang tua dapat membangun ikatan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sehingga menjadikan anak lebih terbuka kepada orang tuanya jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, seperti pelecehan seksual. Adanya keterbukaan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dapat menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi sang anak sehingga menghindarkan anak dari berbagai masalah mental yang bisa muncul akibat permasalahan yang terus dipendamnya sendiri.
ADVERTISEMENT