Broken Home, Jadi Alasan Gagal di Masa Depan?

fadyaaura
seorang mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Jaya.
Konten dari Pengguna
16 Desember 2022 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fadyaaura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tentang Keluarga, Apakah Kalian Memiliki Teman yang Bercerita Perihal Keluarganya?

ADVERTISEMENT
Pernahkah teman-teman mendengar perkataan tentang perilaku orang lain dengan asumsi broken home? Misalnya “Wajar anaknya nakal seperti itu, ternyata keluarganya tidak harmonis.” Hampir dari kita semua pernah mengetahui cerita orang lain tentang ketidakharmonisan. Istilah broken home sudah hal yang biasa terdengar di telinga para kalangan remaja, bahkan tidak menganggap bahwa permasalahan keluarganya adalah suatu aib dan secara terbuka bercerita kepada orang-orang yang dipercayainya.
ADVERTISEMENT
Cukup banyak remaja dengan latar belakang keluarga broken home melakukan kekerasan dan kenakalan yang akhirnya berujung menjadi pengangguran di masa depan. Ada juga beberapa anak yang melakukan tindakan menyimpang dengan menggunakan broken home sebagai alasan membenarkan perilakunya. Bagaimana pandangan orang-orang tentang anak broken home?

Pertahanan Diri Anak Broken Home

Anak broken home tentu mengalami tahap tekanan atas kekecewaan yang dirasakan dalam hidupnya, bahkan sampai ke tahap depresi dan cenderung menjadi anak yang lebih introvert dari orang lain. Anak broken home sering menciptakan mekanisme pertahanan dirinya terhadap dunia luar, pertahanan diri ini disebut sebagai coping.
Ilustrasi foto keluarga. Foto : Fadya Aura
Aldwin dan Ravenson (1987) mengungkapkan bahwa saat seorang individu mengalami masalah atau menghadapi ancaman yang menyakiti dirinya, coping adalah strategi yang dilakukan individu untuk mengendalikan stres yang dialaminya. Coping dapat berupa pengendalian individu secara emosional maupun tindakan fisik secara nyata.
ADVERTISEMENT

Stigma Anak Broken Home

Pandangan negatif orang-orang kebanyakan terhadap anak broken home sudah hal yang lumrah terdengar “Anaknya hobi mencari perhatian, ternyata kurang kasih sayang." Labelling yang melekat di setiap anak berlatar keluarga broken home bahwa anak tersebut pasti anak yang kurang berpendidikan, tidak terarah, dan problematic. Pandangan-pandangan seperti ini menakutkan bagi anak-anak broken home. Kekecewaan membuat dirinya lebih sensitif karena merasa orang-orang sedang mengawasi setiap tindakannya. Hal ini justru memicu emosional berlebihan seperti menangis, marah dan melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri.

Tidak Semua Anak Broken Home Berperilaku Negatif

Stigma negatif orang-orang terhadap anak broken home bukan hal yang bisa dibenarkan. Banyak tokoh terkenal memiliki latar belakang keluarga broken home. Latar belakang ketidakharmonisan keluarga bukan suatu penghalang untuk berprestasi, banyak anak-anak broken home memiliki potensi luar biasa. Mungkin pada awalnya anak broken home sering merasa kehilangan arah, akan tetapi justru membuatnya lebih mandiri dalam menentukan pola hidup.
ADVERTISEMENT
Ketika anak tersebut sudah menetapkan pilihan hidupnya, sudah mengerti jalan yang harus ditempuh, anak broken home dapat melampaui ekspektasi siapa pun yang memandangnya sebelah mata. Misal tokoh public figure, Reza Rahadian. Siapa yang tidak kenal dengan artis tanah air satu ini? Reza Rahadian tumbuh tanpa sosok ayah kandungnya sejak kecil. Hal ini membuktikan bahwa keluarga yang tidak lengkap bukan berarti tidak bisa sukses dan berprestasi.
Bagaimana kita sebagai orang-orang terdekat dari teman yang memiliki keluarga tidak harmonis? Di saat seperti ini, peran kita sebagai orang terdekat sangatlah berpengaruh dan dapat membantu arah jalan teman kita, karena baik-buruk tindakan anak broken home dapat dipengaruhi dari circle pertemanannya, apakah circle tersebut positif atau tidak.
ADVERTISEMENT
Sudah seharusnya kita tidak boleh memandang sebelah mata dan menganggap remeh. Jika ada teman kamu sedang berada di fase emosional yang sensitif, kita sebagai teman terdekatnya harus memberi dukungan sebagai upaya menambah semangat hidupnya agar tidak kehilangan arah dalam menentukan masa depannya, jadilah support system terbaik untuk teman kita yang sedang mengalami titik terendahnya.
Untuk kamu yang berasal dari keluarga broken home, masalah keluarga bukan rintangan tidak bisa sukses dan penyebab kegagalan di masa depan. Jangan menyerah untuk menantang jalan dalam hidupmu. Temukan teman yang dapat mendukungmu dalam keadaan apa pun. Teruslah mengejar cita-cita, karena siapa pun berhak bahagia dan menentukan pilihan hidupnya.
Sumber:
HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA YANG ORANGTUANYA BERCERAI SKRIPSI - PDF Download Gratis. (n.d.). https://docplayer.info/37474889-Hubungan-antara-coping-stress-dan-dukungan-sosial-dengan-motivasi-belajar-remaja-yang-orangtuanya-bercerai-skripsi.html
ADVERTISEMENT