Sebelum dan Setelah Kau Kembali

Konten dari Pengguna
26 Oktober 2019 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faizal Reza Iskandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: https://www.pexels.com/photo/people-standing-inside-train-1970283/
zoom-in-whitePerbesar
source: https://www.pexels.com/photo/people-standing-inside-train-1970283/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
i
Kutemui kau di sore tanpa hujan yang tak ada romantis-romantisnya. Di jeda iklan antar lagu speaker kedai kopi dari streaming gratisan. Kau duduk di kursi tempatku biasanya. Berteman catatan-catatan berserakan kesepian.
ADVERTISEMENT
Kutemui kau di malam gerah di bioskop berpendingin rusak. Di antara gelap, suara orang-orang yang mengunyah popcorn, yang menyeruput soda, dan yang mengecup pasangannya menggila seperti berbulan-bulan tak bercinta. Kau tak jauh dariku. Kau ada di sana. Kau kulihat, tapi tak kujangkau.
Kutemui kau di bibir pantai yang cantik. Di temaram sore yang memaksa orang-orang tak romantis menulis puisi pertamanya. Kau memandangku, aku memelukmu. Kau menciumku, kutarik kau lebih dalam lagi.
Cinta adalah pertemuan-pertemuan kesekian.
Yang tak pernah kita sadari kapan jatuhnya dan kapan hancurnya.
ii
Malam ini terlalu rusuh untuk kau lewatkan sendirian. Jadi mari kita teruskan kesepakatan kemarin. Pertemuan tanpa obrolan tentang hal-hal sedih. Cukup hal-hal yang membuatmu tertawa saja.
ADVERTISEMENT
Kita nikmati malam gerimis, jalan basah, macet akhir pekan, kopi sepeda atau teh botol, bakmi godog atau nasi gila, dan mungkin pengamen yang membawakan lagu-lagu dari zaman saat kita belum mengenal kalut.
Tapi yang kukhawatirkan, matamu dan senyummu terlalu berbahaya. Harus setengah mati kucoba untuk tak larut. Semampunya kucoba agar tak hanyut.
Karena semakin ke sini semakin kusadar. Kau sungguh luar biasa. Yang sudah-sudah nyaris tak ada apa-apanya.
Jadi tolong, jangan membuatku makin jatuh cinta.
iii
kau kumaklumi. aku paham benar kau ada di mana-mana. diinginkan, dirindukan, dan dicintai siapa saja. aku hanya ingin ada saat kau pulang. menjadi teh hangat yang tertinggal di ujung bibirmu, bulir air yang membasuh tubuh telanjangmu, dan selimut tebal yang menutup dada hingga kakimu.
ADVERTISEMENT
aku ingin menjadi hal-hal nyaman dan membuatmu tenang. dan ketika pagi tiba, kau kembali pergi, kau kembali kumaklumi.
***