Oppenheimer

Oppenheimer: Parade Ambiguitas Moral yang Mencekam

Fajar Martha
Karyawan swasta yang senang baca sastra
8 Agustus 2023 11:05 WIB
·
waktu baca 10 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
“Tangan saya ini berlumuran darah, Pak Presiden,” ucap Robert Oppenheimer kepada Harry Truman. Sang lawan bicara, tampak jengkel, mengeluarkan saputangan putih dari kantong baju dan melambai-lambaikannya ke hadapan sang ilmuwan. Presiden AS ke-33 itu lalu mengoceh bahwa penderitaan Oppenheimer tak ada artinya dibanding beban yang ada di pundaknya.
Setelah Oppenheimer pamit, Truman berpesan kepada Sekretaris Negara James Byrnes agar tak pernah membiarkan “si cengeng” datang kembali. Oppenheimer, yang dapat mendengar sindiran itu, meninggalkan ruangan dengan wajah nanar.
Adegan di atas menancap di benak saat menonton Oppenheimer, film ke-12 Christopher Nolan. Setelah dibuat terengah-engah sepanjang film, pertemuan ini menjadi ruang singgah untuk merefleksikan peristiwa-peristiwa yang berkejaran, sekaligus momen untuk merayakan film.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten